Area dewasa!!! karena akan ada beberapa adegan kekerasan dan dewasa..
Velvet Majestic Green, seorang gadis remaja badung, anak dari seorang pengusaha kaya raya. Meskipun ayahnya kaya tetapi Velvet bukanlah anak yang manja. Dia bekerja di sebuah minimarket sebagai kasir setelah pulang dari sekolahnya.
Damon Riley Robert, seorang pria tampan yang mempunyai sikap sedikit brutal. Dia sangat suka berkelahi dan bahkan memiliki geng. Damon sangat sering berurusan dengan polisi karena seringnya bermasalah dengan perkelahian antar geng ataupun perorangan.
Hanya karya author receh yang tulisan/PUEBI jauh dari sempurna... tapi dijamin alurnya menarik.. semoga sukaa...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#2
"Kau sudah menghubungi orang tuanya?" tanya seorang polisi pada temannya.
"Sudah, tuan Rey akan kemari sebentar lagi," jawab polisi itu.
"Kenapa dia selalu membuat masalah? Dan selalu keluar dengan mudahnya..dasar anak orang kaya," gumam polisi itu dengan suara pelan.
"Aku mendengarmu paman, bagaimana dia? Apakah masih di rumah sakit?" tanya Damon sembari tertawa pelan.
"Ya, tubuhnya penuh luka karena kau menyeretnya dengan motormu," jawab polisi itu.
Damon berdiri dan menuju teralis besi dimana dia dipenjara di balik sana.
"Dia pantas menerimanya, seharusnya aku melemparnya ke sungai dari jembatan itu, tapi kalian datang terlebih dulu," kata Damon.
"Seharusnya kau melaporkannya pada kami, kau cukup fokus pada kuliahmu saja anak muda, jangan berbuat seenaknya seperti itu. Kau membuat kegaduhan antar gengmu dan gengnya," ucap polisi itu.
"Mereka tak akan menang melawanku karena aku adalah Damon Riley Robert," kata Damon tersenyum.
Satu jam kemudian, Rey, daddy Damon tampak masuk ke ruangan kantor polisi dimana Damon di penjara disana.
Rey datang bersama pengacaranya seperti biasa.
"Lepaskan dia," kata Rey datar.
Setelah membaca berkas yang diberikan pengacara Rey, polisi membebaskan Damon.
"Thanks dad," kata Damon dan kemudian pergi bersama Rey keluar dari kantor polisi.
Sedangkan pengacaranya masih disana karena mengurusi berkas Damon dan beberapa temannya yang lain yang terlibat dalam kasua ini.
Damon menyetir mobil Rey, sedangkan Rey duduk di bangku penumpang.
"Bagaimana kuliahmu, son?" tanya Rey santai.
Rey tak pernah memarahi Damon karena dia sangat mempercayai sang putra yang mempunyai alasan yang kuat mengapa melakukan hal itu.
Berbeda dengan sang mommy, Galy, yang semakin pusing denga kelakuan brutal Damon.
"Nilai kuliahku selalu bagus dad, jangan khawatir," jawab Damon.
"Good job, lain kali lakukan dengan bersih tanpa campur tangan polisi, hingga kau tak perlu bermasalah dengan mereka," kata Rey.
"Yes dad," jawab Damon.
"Kau sudah menyiapkan semua persyaratanmu untuk ke Oxford?" tanya Rey.
"Ya, aku sudah menyiapkannya sejak lama bersama Dillon juga," jawab Damon.
"Dillon akan pulang dari Boston besok.. jadi kau jangan kemana mana dulu," kata Rey.
Dillon dan Damon berkuliah di universitas yang berbeda. Dillon kuliah di Harvard University sedangkan Damon kuliah di Stanford University.
Damon memilih di Stanford karena dia memiliki banyak teman disana. Galy dan Rey juga sudah lama menetap di California sejak Damon dan Dillon masih dibangku sekolah Senior high school.
"Oke dad," jawab Damon.
Lalu merekapun tiba di mansion. Begitu masuk ke mansion, Damon sudah dicegat oleh Galy di pintu masuk.
"Apa lagi ini?" tanya Galy melipat tangannya di depan dada dengan tatapan mata hijaunya yang tajam.
"Come on mom, aku hanya ingin menikmati masa mudaku saja," jawab Damon dan mencium kedua pipi Galy.
"Sudahlah baby, ayo kita ke kamar saja," Rey menarik tangan Galy menuju ke kamar.
"Thanks dad," teriak Damon yang sudah berlari naik tangga.
"Kau terlalu memanjakannya, Rey. Dia akan semakin brutal jika kau selalu membelanya seperti itu," marah Galy pada Rey.
"Dia sudah mengerti apa yang dilakukannya, baby. Damon akan bertindak jika dia di pihak yang benar, dan aku percaya padanya. Aku sangat mengenalnya, sayang, tenanglah," jawab Rey dan membuka kemejanya.
"Kau tak melayaniku?" tanya Rey merentangkan tangannya tanda bahwa dirinya ingin bajunya dilepaskan oleh sang istri.
"Ck, kalian sama sama menyebalkan, mudah mudahan Dillon tak mengikuti jejak gila kakaknya", kata Galy pasrah senbari melepas kancing kemeja Rey.
"Kurasa Thea punya bakat soperti Damon. Bukankah kau sudah kewalahan menanganinya?" Rey tertawa pelan dan kemudian mengecup bibir Galy.
"Huuuuffftttt," Galy mendengus pasrah.
JANGAN LUPA LIKE KOMEN VOTE FAVORIT DAN HADIAH YAA❤❤❤
terimakasih.