NovelToon NovelToon
Pria Seksi Itu, Suamiku

Pria Seksi Itu, Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:6.2k
Nilai: 5
Nama Author: redwinee

Lima tahun yang lalu, Damien dan Amara menandatangani perjanjian pernikahan demi menunjang keberlangsungan bisnis keluarga mereka. Tidak pernah ada cinta diantara mereka, mereka tinggal bersama tetapi selalu hidup dalam dunia masing-masing.
Semua berjalan dengan lancar hingga Amara yang tiba-tiba menyodorkan sebuah surat cerai kepadanya, disitulah dunia Damien mendadak runtuh. Amara yang selama ini Damien pikir adalah gadis lugu dan penurut, ternyata berbanding terbalik sejak hari itu.

---

“Ayo kita bercerai Damien,” ujar Amara dengan raut seriusnya.

Damien menaikkan alis kanannya sebelum berujar dengan suara beratnya, “Dengan satu syarat baby.”

“Syarat?” tanya Amara masih bersikeras.

Damien mengeluarkan senyum miringnya dan berujar, “Buat aku tergila kepadamu, lalu kita bercerai setelah itu.”

---

WARNING : CERITA INI ITU TIPE ADULT ROMANCE DENGAN VERSI ROMANCE SLOWBURN !!!

[ROMACE TIPIS-TIPIS YANG BIKIN JANTUNGAN DAN TAHAN NAPAS]

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon redwinee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CHAPTER 14

Damien benar-benar membuktikan keahliannya dalam memasak. Tangan pria itu terlihat cekatan dalam memecahkan sebuah telur pada sebuah panci yang sebelumnya sudah dipanaskan dengan butter diatasnya. Setelah itu dia mengambil tomat dan buncis yang ia masak secara perlahan diatas panci. Aroma yang tercium hingga ke penciuman Amara itu berhasil membuat perutnya berbunyi sekali.

Sontak suaranya yang sedikit keras berhasil menarik perhatian Damien. Pria itu menoleh ke arahnya dan Amara malu setengah mati.

“Apa?” delik Amara salah tingkah kemudian langsung berbalik, meninggalkan Damien yang mengulum senyum. Amara membuka kulkas kecil yang terdapat disana dan mengeluarkan sebuah kotak susu kemudian menuangkan isinya ke dalam dua gelas kosong.

Sarapan mereka siap dengan cepat, Amara dan Damien duduk berseberangan di sebuah meja makan yang terdapat di ruangan itu dan mulai menikmati makanan mereka dengan keheningan dan hanya suara dentingan alat makan yang saling beradu.

Masakan Damien benar-benar lezat, Amara terllau menikmatinya bahkan sangat hingga wanita itu tidak menyadari Damien menghentikan kegiatan makannya hanya untuk menatap Amara.

“Maaf,” ujar Damien tiba-tiba yang membuat Amara kaget dan berakhir tersedak.

“Pelan-pelan Amara,” ujar Damien kemudian menyerahkan gelas susunya kepada Amara karena milik wanita itu sudah habis.

Sepertinya Amara benar-benar lapar.

Amara melirik sekilas ke arah gelas milik Damien dan tanpa pikir panjang menghabiskan susu yang tinggal setengah itu dari gelas Damien.

Jangan salahkan Amara, sebab siapa yang sangka Damien tiba-tiba mengatakan maaf kepadanya.

Damien melirik gelasnya yang dihabisi oleh Amara, tepat pada area bibir pinggiran gelas, tempat penempatan bibir mereka berdua.

Amara mengelus dadanya secara berulang ketika efek dari tersedaknya mulai hilang, Amara memberanikan diri untuk menatap Damien.

“Maaf untuk apa?” tanya Amara bingung.

Melainkan menjawab pertanyaan Amara, Damien malah memilih untuk mengalihkan topik kepada hal lain.

Sembari menatap lurus, menghujam kedua manik hazel milik Amara, Damien berujar serius, “Kau bilang aku harus membalasnya, jadi bantu aku.”

Amara mengerjapkan matanya beberapa kali, tampak bingung.

“Bantu aku untuk membalasnya,” lanjut Damien lagi, matanya menggelap penuh tekad membuat Amara berdigik ngeri dengan ekspresi yang belum pernah ia dapati itu pada wajah tampan Damien.

“Bagaimana caranya aku membantu?” tanya Amara.

“Dengan tetap berada di sisiku.”

 

Hari ini adalah hari natal, Amara dan Damien memutuskan untuk melepaskan diri sejenak dari pekerjaan mereka yang tidak ada habisnya itu dan memilih untuk menghabiskan waktu bersama dengan keluar bersama.

Bukan tanpa alasan mereka memutkan hal itu, sebab belakangan ini muncul isu miring tentang Damien yang diduga selingkuh dengan seorang model cantik.

Jadi Damien meminta Amara untuk keluar bersama dengannya dan membiarkan diri mereka diliput secara bebas oleh lensa kamera para paparazi guna menghilangkan isu miring itu. Damien dan Amara bahkan tidak keluar dengan pengawal atau sekertaris mereka, benar-benar hanya berdua.

Amara awalnya ingin menolak karena masih banyak pekerjaan yang harus ia urus, tetapi akhirnya setuju karena Damien berkata ingin mengajaknya ke taman dimana Amara sudah lama sekali tidak menghirup udara bebas selain ruangan kantornya dan apartemen tempat mereka tinggal saja.

Amara juga tidak bertanya lebih jauh lagi tentang isu itu, apakah Damien benar-benar selingkuh dengan model cantik itu. Sebab beredar sebuah foto Damien dan model cantik itu yang masuk ke salah satu lobi hotel milik Damien bersama-sama.

“Kau tidak bertanya siapa wanita itu?”

Damien bersuara memecah keheningan di mobil mereka yang melaju menuju taman terdekat.

Tanpa menoleh ke arah Damien, Amara menjawab dengan kembali bertanya, “Untuk apa?”

“Kupikir kau akan penasaran,” ujar Damien kemudian membelokkan stir mobilnya ketika sudah hendak sampai di taman.

Amara akhirnya menoleh ke samping untuk menatap ke arah Damien, “Kalau aku bertanya, kau akan jawab?”

“Cobalah,” tantang Damien.

Amara yang mendapat jawaban seperti itu sontak langsung bertanya, sebab ia sendiri juga penasaran tentang kebenarannya. Segala hal tentang Damien selalu terlihat misterius, seolah Damien memiliki banyak rahasia yang ia simpan sendiri dan Amara tidak mengetahui sepenuhnya tentang jati diri Damien yang asli. Tetapi mengingat mereka hanya menjalani pernikahan kontrak, jadi Amara menghargai privasi masing-masing dengan membangun tembok pembatas untuk tidak mencampuri urusan masing-masing.

“Siapa wanita itu Damien?”

Damien melirik sekilas ke arah Amara kemudian menatap ke depan dengan rautnya yang tak terbaca, Amara tidak bisa menangkap ekspresi apapun disana.

“Dia putri dari Mr. Jonathan,” Damien mulai menjelaskan.

“Aku tertarik dengan ide proyek bisnis ayahnya itu jadi aku tidak menolak permintaannya saat berkata kalau putrinya ingin mengajakku makan malam,” lanjut Damien lagi.

Amara menautkan alisnya bingung, “Lalu kenapa hotel?”

“Singkatnya dia mengajakku untuk bermalam bersama di hotelku setelah kita makan malam bersama,” ujar Damien yang berhasil membuat Amara tertegun.

“Dan kau setuju?” Amara tidak dapat menahan diri untuk tidak melempar pertanyaan itu kepada Damien.

“Iya, karena dia berjanji, setelah kita tidur bersama, dia akan menyuruh ayahnya untuk menandatangani proyek itu,” tambah Damien lagi.

Amara bingung, apakah begini cara kerja dunia bisnis Damien selalu menyeramkan dan menjijikkan seperti ini? Tetapi Amara tidak bisa menyalahkan pria itu, terkadang Amara juga mendapat tawaran dari kolega bisnis prianya, sesekali bahkan beberapa dari mereka secara terang-terangan menggoda dirinya yang seringkali berakhir dengan Amara yang memutuskan hubungan kontak dengan mereka.

“Oh,” hanya itu jawaban yang Amara berikan.

Jika kalian bertanya apakah Amara sakit hati? Tentu saja iya, walaupun pernikahan mereka palsu, tetapi Amara tetaplah seorang wanita yang mempunyai perasaan. Membayangkan suaminya bermalam dengan wanita lain sungguh membuatnya tidak nyaman.

Damien melirik ekspresi Amara melalui ekor matanya, namun pria itu tidak bisa membaca raut Amara sekarang. Wanita itu hanya diam membisu sembari memainkan jari-jari tangannya.

“Tapi aku tidak jadi tidur dengannya,” ujar Damien lagi yang berhasil mengalihkan fokus Amara sepenuhnya kepadanya.

Amara mendongak cepat dan menatap manik biru Damien ketika pria itu sudah menghentikan mobil di area parkiran taman, “Kenapa?”

“Tubuhnya tidak membuatku tertarik,” ujar Damien kelewat santai sembari melepaskan seatbeltnya.

Amara semakin dibuat bingung oleh jawaban Damien, sebab Amara tahu persis mengenai berita kerja sama antara Jonathan dan Damien yang hendak membangun hotel di tepi pantai sebagai hasil dari kolaborasi perusahaan mereka berdua.

“Bagaimana bisa Damien?” tanya Amara lagi, tidak mengerti.

“Aku membiusnya, kemudian mengancam Jonathan dengan nyawa putrinya,” balas Damien dengan nada bicaranya yang terdengar santai dan tidak terusik dengan fakta perbuatannya itu.

Amara lagi-lagi terdiam setelah mendengar pengakuan jujur Damien. Pikirannya berkecamuk, entah berapa banyak lagi sisi diri Damien yang tidak Amara ketahui.

Damien selalu berhasil membuat Amara takjub dengannya.

 

1
Faf Rin
setia
Faf Rin
ceritanya bagus
Wineeeee: Makasih udah berkenan baca kak😊😊😊
total 1 replies
Aleana~✯
hai kak aku mampir....yuk mampir juga di novel' ku jika berkenan 😊
Lya
Hotelnya private buat Damien?
Wineeeee: Makasih kak sebelumnya udah mampirrrr 😁 Bener kak, soalny Damien punya bisnis di bidang perhotelan. Jadi hotel itu punya dia
total 1 replies
Lya
Tapi di bab sebelumnya si Amara kan masak?
Wineeeee: Amara ga pandai masak, Damien yang jagoo /Joyful/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!