NovelToon NovelToon
Between Two Alpha’S

Between Two Alpha’S

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Manusia Serigala / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: adelita

Elowen, seorang wanita muda dari keluarga miskin, bekerja sebagai asisten pribadi untuk seorang model internasional terkenal. Hidupnya yang sederhana berubah drastis saat ia menarik perhatian dua pria misterius, Lucian dan Loreon. Keduanya adalah alpha dari dua kawanan serigala yang berkuasa, dan mereka langsung terobsesi dengan Elowen setelah pertama kali melihatnya. Namun, Elowen tidak tahu siapa mereka sebenarnya dan menolak perhatian mereka, merasa cemas dengan intensitasnya. Lucian dan Loreon tidak menerima penolakan begitu saja. Persaingan sengit antara keduanya dimulai, masing-masing bertekad untuk memenangkan hati Elowen. Saat Elowen mencoba menjaga jarak, ia menemukan dirinya terseret ke dalam dunia yang jauh lebih berbahaya daripada yang pernah ia bayangkan, dunia yang hanya dikenal oleh mereka yang terlahir dengan takdir tertentu. Di tengah kebingungannya, Elowen bertemu dengan seorang nenek tua yang memperingatkannya, “Kehidupanmu baru saja dimulai, nak. Pergilah dari sini secepatnya, nyawamu dalam bahaya.” Perkataan itu menggema di benaknya saat ia dibawa oleh kedua pria tersebut ke dunia mereka, sebuah alam yang penuh misteri, di mana rahasia tentang jati dirinya perlahan mulai terungkap.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon adelita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Two Alpha's And Mate

Ruang kerja di istana Montgomery terasa semakin menegangkan. Dinding-dinding kayu gelap dan hiasan megah tampak suram dalam suasana yang penuh tekanan. Di balik meja besar yang mendominasi ruangan, Harison Montgomery, Alpha tertinggi kerajaan, duduk dengan ekspresi dingin dan tatapan tajam mengarah pada sosok di hadapannya.

Loreon, Gamma kerajaan sekaligus saudara tiri dari Alpha Lucian, berdiri dengan sikap tegang. Tubuhnya yang kokoh tampak sedikit gemetar, bukan karena takut, tetapi karena berusaha menahan amarah dan dorongan batinnya yang semakin kuat.

Di samping Harison, Beta Aldrick berdiri tegak, meskipun wajahnya menyiratkan kekhawatiran. Ia tahu situasi ini tidak akan berakhir baik jika Loreon tidak mampu mengendalikan dirinya.

Harison memecah keheningan dengan suara beratnya. "Loreon, aku menerima laporan bahwa kau menciptakan kekacauan di lapangan latihan. Beberapa warrior terluka, dan properti kerajaan dihancurkan. Jelaskan apa yang terjadi."

Loreon mengepalkan tangannya erat, rahangnya mengeras. Ia menunduk, menahan dorongan untuk berteriak atau membalas dengan emosional. "Aku kehilangan kendali... hanya itu," jawabnya singkat, suaranya penuh ketegangan.

Harison menatapnya tajam, jelas tidak puas dengan jawaban itu. "Hanya itu? Kau hampir menghancurkan separuh lapangan latihan, menyerang warrior lain, dan membuat semua orang di sini mempertanyakan kemampuanmu sebagai Gamma. Jangan beri aku alasan murahan, Loreon."

Beta Aldrick mencoba menengahi. "Alpha, sampai sekarang kami masih belum tahu penyebab pasti kekacauan ini. Tetapi... ada sesuatu yang lebih dalam. Ketika insiden terjadi, perubahan pada tubuh Gamma Loreon sangat terlihat. Leon, serigalanya, hampir mengambil alih."

Harison mengangkat alisnya, menatap Loreon lebih serius. "Leon?"

Loreon mendongak perlahan, mata kuning keemasan serigalanya berkilat samar. "Dia tidak berhenti berbicara di kepalaku," jawabnya dengan nada rendah namun penuh amarah. "Dia terus memprovokasi... memaksaku untuk... bertindak."

" Provokasi apa?" desak Harison.

" Tidak semua hal yang harus ku bagi dengan mu Alpha."

Harison berdiri di depan meja kerjanya, tatapannya tajam menusuk ke arah Loreon yang masih berdiri di tengah ruangan dengan sikap tidak puas. Beta Aldrick berdiri di sudut, memperhatikan dengan cermat setiap interaksi antara kedua pria ini.

Harison berdiri perlahan, auranya yang penuh kekuatan segera menekan ruangan. "Loreon, kau Gamma kerajaan ini. Jika kau tidak bisa mengendalikan serigalamu sendiri, bagaimana kau berharap aku mempercayakan posisimu padamu? Kau akan menjelaskan semuanya dengan jelas—tanpa kekacauan, tanpa amukan."

Loreon hanya menunduk lagi, kedua tangan masih terkepal erat. "Aku bisa mengendalikannya," ucapnya lirih, meskipun tubuhnya masih menunjukkan sebaliknya.

Harison menggeleng pelan, ekspresinya penuh kekecewaan. "Aku harap kau tidak hanya sekadar berkata. Ini peringatan terakhirku, Loreon. Aku akan memberi waktu untuk menenangkan dirimu, tapi jika ini terulang lagi, aku sendiri yang akan memastikan Leon tidak pernah mengambil alih lagi—dengan cara apa pun."

"Aku sudah memutuskan hukuman untukmu. Kekacauan ini tidak bisa dibiarkan begitu saja, dan kau harus bertanggung jawab atas tindakanmu."

Loreon mengepalkan tangannya, berusaha menahan emosinya yang hampir meledak lagi. "Apa hukumannya, Alpha?" tanyanya dengan nada sinis.

Harison melipat tangannya di depan dada, memperhatikan reaksi Loreon dengan tenang. "Kau akan kembali ditugaskan untuk menjaga Valerie."

Kening Loreon berkerut dalam, seolah-olah dia salah dengar. "Apa? Tidak mungkin. Kau pasti bercanda, Harison."

"Tidak ada yang lucu di sini, Loreon," Harison menjawab dingin. "Ini adalah perintah langsung dariku. Mulai sekarang, setiap gerak-gerik Valerie akan menjadi tanggung jawabmu. Aku tidak ingin ada insiden sekecil apa pun terjadi padanya selama kau bertugas."

Loreon menatap Harison dengan pandangan penuh ketidakpercayaan. "Alpha, kau tahu aku tidak cocok untuk tugas ini. Kenapa harus aku? Ada banyak warrior lain yang lebih pantas."

Harison menyipitkan matanya, menegaskan otoritasnya. "Karena aku ingin kau belajar bertanggung jawab, Loreon. Valerie adalah orang paling berharga bagiku. Jika kau bisa menjaga Valerie dengan baik, itu akan membuktikan bahwa kau masih pantas berada di posisimu sebagai Gamma. Tapi jika kau gagal..."

Harison membiarkan ancamannya menggantung di udara, cukup untuk membuat Loreon menggeretakkan giginya.

Loreon mencoba membalas, suaranya naik sedikit. "Aku bisa bertanggung jawab dengan cara lain. Tugaskan aku di perbatasan atau lawan musuh-musuh kita. Tapi menjaga Valerie? Itu bukan pekerjaanku."

Harison mendekat, wajahnya hanya beberapa inci dari Loreon. Auranya yang dominan membuat ruangan terasa lebih sempit. "Ini bukan tentang apa yang kau suka atau tidak suka. Ini tentang apa yang kubutuhkan darimu. Kau akan menjaga Valerie, dan itu adalah perintah. Jangan berani-berani membantahku lagi."

Loreon memalingkan wajahnya, rahangnya mengeras, tapi dia tidak punya pilihan lain. "Baik," gumamnya dengan nada dingin. "Aku akan melakukannya. Tapi jangan salahkan aku jika sesuatu terjadi."

Aldrick, yang sejak tadi diam, akhirnya angkat suara untuk mencoba meredakan ketegangan. "Alpha, maaf jika saya ikut campur, tapi apakah ini langkah yang tepat? Dalam kondisinya saat ini, saya khawatir Leon bisa mengambil alih di waktu yang salah."

Harison menatap Aldrick dengan ekspresi tegas. "Itulah yang perlu kita uji. Jika Loreon tidak bisa mengendalikan dirinya, maka dia tidak punya tempat di sini."

Loreon berbalik dan mulai melangkah keluar ruangan, suaranya terdengar pelan namun jelas. "Jangan khawatir. Aku akan menjaga Luna Valerie, tapi ini bukan karena aku ingin. Ini karena aku tidak punya pilihan lain."

Loreon tidak mengatakan apa-apa lagi. Ia membalikkan badan dan pergi meninggalkan ruangan dengan langkah berat, tinjunya masih terkepal erat. Namun, dari auranya, jelas bahwa pertempuran di dalam dirinya masih jauh dari selesai.

Harison mengawasi Loreon hingga pintu tertutup di belakangnya. Dia kembali berdiri di dekat jendela, menatap taman kerajaan dengan ekspresi kosong.

"Dia perlu menghadapi ini, Aldrick," gumam Harison, lebih kepada dirinya sendiri. "Kalau dia tidak belajar mengendalikan emosinya sekarang, dia akan menjadi beban, bukan kekuatan."

Beta Aldrick mengangguk meski ekspresi khawatir tidak hilang dari wajahnya. "Semoga dia bisa melakukannya, Alpha. Kalau tidak, ini bisa menjadi bencana besar."

Ujar  Harison menghela napas panjang, mencoba menyingkirkan rasa ragu yang muncul sesaat. "Dia tidak akan gagal. Tidak kali ini."

Suasana di ruangan itu semakin berat. Aldrick hanya bisa berdiri diam, tidak ingin memperburuk keadaan.

"Beta Aldrick," Harison akhirnya berkata. "Pastikan Loreon diawasi. Jika ada tanda-tanda Leon kembali menguasai, laporkan langsung padaku."

"Baik, Alpha," jawab Aldrick, meskipun jelas ada kekhawatiran dalam suaranya.

1
☆Peach_juice
Ceritanya seru banget😭

oh iya mampir juga yuk dikarya baruku, judulnya ISTRI PENGGANTI TUAN ARSEN😁🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!