Convallaria

Di tengah malam yang sunyi sepi, Yu-Seok merasa bahagia karena telah bisa menikahi orang yang ia cintai. Kamar yang tenang dan nyaman membuatnya merasa damai.

Bintang-bintang di luar jendela bersinar dengan terang, seperti pelita yang memandu mereka ke arah cinta yang sejati. Mereka berdua akan tahu bahwa malam ini, Yu-Seok akan selalu mengingat saat-saat indah ini bersama Lily.

Lily selonjoran sambil bersandar pada sandaran kasur. Disamping kanannya ada Yu-Seok, dan disamping kirinya ada kasur mini milik Ju-Anh.

"Ly, gimana ibu dan yang lainnya udah nyampe rumah?". Tanya Yu-Seok menanyakan kabar kepulangan keluarga Lily.

"Berkat bantuanmu, aku tidak perlu khawatir dengan mereka". Jawab Lily. "Terimakasih".

Yu-Seok tak bisa berkata-kata lagi, ia takut kesempatannya akan kembali hilang. Ia menghadap ke arah Lily menatap istrinya dengan penuh cinta.

Lily membalas tatapan suaminya yang sedikit aneh. "Kamu kenapa?". Lily Gugup.

Jarak wajah Yu-Seok semakin dekat dengan Lily. "Bolehkah aku meminta hakku sebagai suamimu?". Tanya Yu-Seok.

Wajah Lily pucat seketika, ia benar-benar gugup. "aku..aku...".

"Mengangguk lah jika siap, dan tidurlah kalau belum".

Dengan kesadaran penuh Lily menganggukkan kepalanya pelan. "Aku akan melakukan kewajibanku, sebagai istrimu." Jawabnya Lirih.

Yu-Seok senang bukan kepalang. "Benarkah?". Tanyanya memastikan. "Kamu tidak bisa berhenti ditengah jalan, Lily".

"Ya udah jangan". Ucap Lily.

Yu-Seok tercengang. "Ly... Serius?".

Lily menatap Yu-Seok sedikit takut. "Kamu mau nunggu Ju-Anh bangun?".

Tanpa aba-aba lagi, Yu-Seok benar-benar memakan istrinya malam ini. Ia menunaikan hasratnya yang terpendam sejak lama. Dengan penuh kelembutan dan kasih sayang yang Yu-Seok berikan membuat Lily merasa nyaman, jauh dari ketegangan.

Maaf semuanya, disini tidak tertulis adegan selanjutnya. Karena takut tidak sesuai ekspetasi.

Author gak tahu soalnya, wkwk...

...

Keesokan paginya, Lily terbangun kesiangan tak seperri biasanya. Ada hal yang seperti biasa, tak ada orang lain selain dirinya dikamar. "Gak ada romantis-romantisnya". Keluhnya

Lily menggerakkan tubuhnya yang terasa kaku. "Ah! Tubuhku...".

Lily terdiam mengingat kejadian semalam, wajahnya merona karena malu. Lily ingat jelas bagaimana waktu dirinya melayani suaminya. "Ternyata memang mengerikan". Decaknya.

Lily mencoba bangun dengan semua rasa sakit ditubuhnya.

"Aaa...". Lily tak sengaja berteriak. Lily langsung menutup mulunya dengan tangan.

"Kenapa?!". Yu-Seok datang terpontang-panting.

"mama...". Ucap Ju-Anh.

Lily dengan cepat berbaring lagi di atas kasur menyelimuti tubuhnya, tepat sebelum Yu-Seok sampai kamar. Dengan perasaan malu Lily menunjuk noda merah yang ada diseprai tempatnya tidur.

"Masih sakit?". Tanya Yu-Seok duduk ditepi rajang.

Ju-Anh sudah naik dan lompat- lompat diatas kasur.

Lily mengangguk menunduk menyembunyikan malu. "Aku kenapa?". Tanya Lily.

Yu-Seok mencium pucuk kepala Lily. "Terimakasih, istriku". Ucapnya

"Kenapa tubuhku sesakit ini?".

"Itu menunjukkan pertama kalinya untukku, dan untukmu. Nanti juga terbiasa,". Jawab Yu-Seok.

"Trus itu?". Lily menunjuk nodanya kembali.

Yu-Seok tertawa kecil. "Terimakasih telah menjaganya untukku". Ucap Yu-Seok. "Maaf aku selalu meninggalkanmu dipagi hari, takut Ju-Anh mengganggu tidurmu"

Lily menghela nafas dalam. "Derita menikahi duda beranak, ya gini". Lirihnya.

Yu-Seok hanya tersenyum- senyum. "Ya udah. Tidur lagi aja, aku mau ajak Ju-Anh main lagi".

"Kalian udah sarapan?". Tanya Lily menatap Ju-Anh

Yu-Seok mengangguk. "Ju-Anh bangun terlalu pagi, dia sarapan satu jam yang lalu. Heboh banget dia, gangguin bu Kim". Jawabnya.

"Maaf ya, mama gak temenin kalian sarapan".

"Engga papa mama, mama fokus aja bikin adik sama papa". Bukan Ju-Anh yang mengatakannya, tapi Yu-Seok yang langsung menerima tamparan lembut.

Lily meringkuk memeluk tubuh mungil Ju-Anh yang lelah melompat-lompat. "Mama kenapa?". Tanyanya.

"gak papa". Jawab Lily,

"kita siapin sarapan buat mama yuk!" Ajak Yu-Seok.

"Airnya sudah siap, kalau kamu mau mandi". Ucap Yu-Seok.

Setelah mereka keluar, Lily melaksanakan aksinya. Ia pergi ke kamar mandi dengan langkah yang pasti. Merendam tubuhnya dalam bathtub yang telah Yu-Seok siapkan.

Semakin lama tubuhnya semakin rileks seiring dengan dinginnya air. Lily keluar dari bathtub lalu membersihkan diri. Ia segera bersiap hendak menyusul anak dan suaminya bermain.

"mama cantik". Puji Ju-Anh.

Lily tersenyum. "Terimakasih". Ucap Lily.

"Kita jalan-jalan yuk!". Ajak Yu-Seok.

Lily mengernyitkan keningnya. "Kemana?". Ucap Lily.

Ju-Anh memberi ide. "Mbee...mbee..mbee..". Ucapnya

Lily tertawa kecil mendengarnya. "Ju-Anh random banget". Ucapnya. "Mau liat hewan?".

"mau mau mau". Ju-Anh antusias.

"Ayo kita siap-siap!". Ajak Yu-Seok.