NovelToon NovelToon
Dia Datang Dari Langit

Dia Datang Dari Langit

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Duniahiburan / Romansa Fantasi / Beda Usia / Cinta Beda Dunia / Identitas Tersembunyi
Popularitas:368
Nilai: 5
Nama Author: MZI

Sinopsis "Alien Dari Langit"

Zack adalah makhluk luar angkasa yang telah hidup selama ratusan tahun. Ia telah berkali-kali mengganti identitasnya untuk beradaptasi dengan dunia manusia. Kini, ia menjalani kehidupan sebagai seorang dokter muda berbakat berusia 28 tahun di sebuah rumah sakit ternama.

Namun, kehidupannya yang tenang berubah ketika ia bertemu dengan seorang pasien—seorang gadis kelas 3 SMA yang ceria dan penuh rasa ingin tahu. Gadis itu, yang awalnya hanya pasien biasa, mulai tertarik pada Zack. Dengan caranya sendiri, ia berusaha mendekati dokter misterius itu, tanpa mengetahui rahasia besar yang tersembunyi di balik sosok pria tampan tersebut.

Sementara itu, Zack mulai merasakan sesuatu yang belum pernah ia alami sebelumnya—ketertarikan yang berbeda terhadap manusia. Di antara batas identitasnya sebagai makhluk luar angkasa dan kehidupan fana di bumi, Zack dihadapkan pada pilihan sulit: tetap menjalani perannya sebagai manusia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MZI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22: Rencana Balasan

Keesokan harinya, Elly datang ke sekolah dengan ekspresi puas. Sepanjang perjalanan ke kelas, ia bersenandung riang sambil mengingat kejadian kemarin—momen langka di mana Zack akhirnya tersenyum.

"Ah~ Hari yang indah!" gumamnya sambil masuk ke kelas.

Namun, begitu duduk, ia merasakan tatapan tajam menusuk ke arahnya. Ia menoleh, dan seperti yang diduganya, Zack sudah duduk di tempatnya dengan ekspresi datar… tapi ada sesuatu yang berbeda.

Zack tidak membuka bukunya seperti biasa. Sebaliknya, ia menatap Elly dengan tangan disilangkan.

"Selamat pagi, Zack!" sapa Elly dengan senyum lebar.

Zack tetap diam selama beberapa detik sebelum akhirnya berkata, "Aku punya rencana balasan."

Elly berkedip. "Eh? Rencana apa?"

Zack menyipitkan mata. "Tantangan kemarin, kau menang. Sekarang, giliranku."

Elly langsung menegakkan punggungnya. "O-oh? Jadi, kamu mau tantangan baru?"

Zack mengangguk. "Aku akan membuatmu diam selama sehari penuh."

Elly terbatuk. "Hah?! Itu mustahil!"

"Justru itu tantangannya." Zack mengambil bukunya dan mulai membacanya. "Kita lihat siapa yang lebih kuat, aku atau kau."

Elly menggembungkan pipinya. "Huh! Aku tidak akan kalah!"

Zack meliriknya sebentar sebelum kembali fokus pada bukunya. "Kita lihat saja nanti."

Babak Pertama: Serangan Diam-diam Zack

Saat jam istirahat tiba, Elly mencoba menghindari Zack karena merasa ada yang mencurigakan. Namun, begitu ia hendak keluar kelas, Zack tiba-tiba berjalan di sampingnya dengan santai.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Elly curiga.

Zack menoleh sekilas. "Hanya ingin memastikan kau tidak bicara terlalu banyak."

Elly melirik ke sekeliling dan melihat beberapa teman sekelas mereka mulai memperhatikan. Ia langsung memasang senyum manis dan berkata keras, "Wah, Zack, sejak kapan kamu jadi posesif?"

Beberapa murid yang mendengar langsung menoleh dengan wajah terkejut.

Zack tetap tenang. "Aku tidak peduli apa yang mereka pikirkan."

Elly mengerang pelan. "Kamu ini nggak bisa dikerjai ya…"

Zack tersenyum tipis. "Coba saja lagi."

Elly menggerutu dalam hati. Zack jelas-jelas sedang menikmati ini!

Babak Kedua: Perang Psikologis di Kantin

Di kantin, Elly mencoba menghindari Zack lagi, tapi gagal total. Zack duduk tepat di hadapannya, menatapnya dengan ekspresi datar seolah-olah menantangnya untuk berbicara.

Elly berpikir keras. Bagaimana caranya aku bisa membuatnya menyerah duluan?

Tiba-tiba, ide cemerlang muncul di kepalanya.

Elly mengambil sumpitnya dan mulai makan dengan ekspresi penuh kepuasan. "Mmm~ Makanan ini enak banget! Ah, Zack, kamu harus coba ini!"

Zack tetap diam.

Elly mengangkat sendok berisi nasi dan mengarahkannya ke Zack. "Ayo, buka mulutmu~"

Beberapa murid mulai berbisik-bisik, melihat Elly seolah sedang mencoba menyuapi Zack.

Zack melirik sendok itu, lalu menatap Elly dengan ekspresi tak terpengaruh. "Itu tidak akan berhasil."

Elly mendesah. "Yah, setidaknya aku mencoba…"

Babak Ketiga: Senjata Rahasia Zack

Setelah beberapa jam bertarung sengit, Elly mulai kelelahan.

Ia duduk di bangkunya dengan kepala tertelungkup. "Huff… Zack benar-benar tangguh…"

Zack, yang duduk di belakangnya, menatapnya sebentar sebelum akhirnya berkata, "Aku masih punya satu senjata rahasia."

Elly menoleh dengan waspada. "Apa itu?"

Zack mengeluarkan ponselnya dan mulai mengetik sesuatu. Tak lama kemudian, ia memperlihatkan layarnya pada Elly.

Di layar terlihat… foto Elly saat kecil, masih memakai piyama boneka kelinci, tertidur dengan mulut sedikit terbuka.

Elly membeku. "DARIMANA KAMU DAPAT ITU?!"

Zack menaikkan satu alis. "Jadi kau mau bicara?"

Elly menutup mulutnya dengan cepat.

Zack tersenyum tipis. "Menarik. Sekarang kau yang terdiam."

Elly berusaha menenangkan diri, tapi wajahnya sudah memerah. "K-kamu curang!"

Zack hanya mengangkat bahu. "Aku bilang aku akan menang."

Elly menggigit bibirnya, lalu akhirnya menyerah. "Baiklah, baiklah! Kamu menang kali ini!"

Zack menyelipkan ponselnya kembali ke saku. "Seperti yang sudah diduga."

Elly mendecak. "Aku akan membalas kekalahan ini nanti!"

Zack hanya menatapnya sebentar sebelum akhirnya berkata, "Aku menunggu."

Dan begitu saja, tantangan kali ini dimenangkan oleh Zack. Namun, bagi Elly, ini bukan akhir. Ini hanya awal dari perang kecil di antara mereka.

Siapa yang akan menang di tantangan berikutnya? Elly tidak sabar untuk membalasnya!

---

Serangan Balasan Elly

Keesokan harinya, Elly datang ke sekolah dengan semangat yang berlipat. Kekalahannya kemarin masih terasa di hatinya, dan ia tidak bisa membiarkan Zack menang begitu saja. Dengan ekspresi penuh tekad, ia berjalan ke kelas sambil merencanakan strategi barunya.

"Aku harus membalas Zack! Kali ini, dia yang akan kalah!" gumamnya sambil tersenyum licik.

Saat tiba di kelas, Elly melihat Zack sudah duduk di tempatnya, membaca buku seperti biasa. Namun, sebelum ia bisa melakukan sesuatu, Zack menutup bukunya dan menatapnya dengan ekspresi datar.

"Apa yang kau rencanakan?" tanyanya langsung, seolah bisa membaca pikiran Elly.

Elly terkejut sesaat, tapi langsung mengangkat dagunya dengan bangga. "Aku? Tidak merencanakan apa pun. Aku hanya ingin menikmati hariku."

Zack menyipitkan mata, tapi tidak berkata apa-apa lagi. Ia kembali membaca bukunya, sementara Elly duduk di tempatnya dengan senyum penuh arti.

Babak Pertama: Operasi ‘Buat Zack Gugup’

Saat jam istirahat, Elly memulai rencananya. Ia berjalan mendekati Zack dengan langkah santai, lalu dengan tiba-tiba, ia meletakkan tangannya di bahu Zack dan mendekatkan wajahnya ke telinga pria itu.

"Zack~" bisiknya dengan nada menggoda.

Zack langsung menegang. Ia menoleh dengan tatapan tajam, tapi Elly sudah mundur dengan senyum puas.

"Ada apa?" tanya Zack, masih dengan ekspresi datarnya, meskipun Elly bisa melihat sedikit perubahan di wajahnya.

Elly mengangkat bahu. "Nggak ada apa-apa. Aku hanya ingin melihat reaksimu."

Zack mendecak pelan. "Usaha yang sia-sia."

Elly menggerutu. "Huh, kau benar-benar tidak punya reaksi, ya?"

Tapi dalam hati, ia tahu bahwa ia hampir berhasil. Zack jelas sedikit terkejut tadi, meskipun ia menyembunyikannya dengan baik.

Babak Kedua: Perang Saraf di Perpustakaan

Saat jam pelajaran kosong, Elly memutuskan untuk duduk di perpustakaan, dan seperti yang diduga, Zack juga ada di sana, duduk dengan tenang sambil membaca buku.

Dengan penuh niat, Elly berjalan mendekat dan duduk di seberangnya. Ia menopang dagunya dengan kedua tangan dan menatap Zack dengan intens.

Zack akhirnya mengangkat pandangannya. "Apa yang kau lakukan?"

Elly tersenyum misterius. "Aku hanya menikmati pemandangan."

Zack terdiam sebentar sebelum kembali membaca bukunya. "Aku bukan pemandangan."

Elly tertawa kecil. "Tapi kamu menarik untuk dilihat."

Zack menutup bukunya pelan dan menatap Elly dengan ekspresi tidak terpengaruh. "Kau mencoba menggangguku?"

Elly berpura-pura terkejut. "Mengganggu? Aku hanya mengagumimu."

Zack menghela napas. "Usaha yang lumayan, tapi tidak cukup."

Elly menggigit bibirnya. Zack benar-benar sulit diganggu! Tapi ia tidak akan menyerah begitu saja.

Babak Ketiga: Senjata Rahasia Elly

Setelah beberapa kali gagal membuat Zack kehilangan ketenangannya, Elly akhirnya memutuskan untuk menggunakan serangan terakhirnya. Ia mengeluarkan ponselnya dan mulai mengetik sesuatu.

Tak lama kemudian, ia tersenyum licik dan mengangkat ponselnya ke arah Zack. "Lihat ini."

Zack melirik layar ponselnya dan alisnya sedikit terangkat.

Di layar terlihat… foto Zack saat kecil, mengenakan piyama bergambar kucing dan memeluk boneka.

Zack terdiam.

Elly menahan tawa. "Oh? Kenapa diam, Zack? Bukankah ini sangat menggemaskan?"

Zack menatapnya tajam. "Dari mana kau mendapatkan itu?"

Elly tertawa kecil. "Aku punya koneksi yang baik."

Zack menghela napas panjang, lalu akhirnya berkata, "Baiklah. Aku akui, kali ini kau menang."

Elly bersorak pelan. "Yes! Aku tahu aku akan menang!"

Zack menatapnya sebentar sebelum akhirnya berkata, "Tapi aku tidak akan membiarkanmu menang di tantangan berikutnya."

Elly tersenyum lebar. "Aku menunggu tantanganmu, Zack."

Dan dengan begitu, pertarungan kecil mereka terus berlanjut, tanpa ada tanda-tanda akan berakhir.

---

Jatuh dalam Pelukan

Setelah berhasil menang dalam tantangan kali ini, Elly berjalan dengan semangat keluar dari perpustakaan. Namun, ia terlalu sibuk menikmati kemenangan kecilnya hingga tidak menyadari lantai di dekat tangga sedikit licin.

"Kyaaa—!"

Elly kehilangan keseimbangan. Ia mencoba meraih sesuatu untuk menahan tubuhnya, tetapi yang ia dapatkan justru... seseorang.

Bruk!

Elly jatuh menimpa seseorang—lebih tepatnya, ia jatuh tepat di atas tubuh Zack, yang rupanya berjalan di belakangnya tanpa ia sadari.

Waktu seolah berhenti.

Wajah mereka hanya berjarak beberapa sentimeter. Mata mereka saling bertemu—mata cokelat Elly yang membulat karena terkejut dan mata abu-abu Zack yang biasanya tenang kini sedikit melebar. Nafas mereka hampir bersatu, dan Elly bisa merasakan kehangatan tubuh Zack di bawahnya.

Jantung Elly berdetak cepat. "A-Aku..."

Zack juga terdiam. Ia bukan tipe pria yang mudah panik, tapi situasi ini cukup mengejutkan. Ia bisa merasakan bobot tubuh Elly di dadanya, aroma samar bunga yang khas darinya, serta wajahnya yang begitu dekat.

Elly yang biasanya ceria kini malah membeku di tempat. Ia bisa merasakan pipinya mulai memanas. "U-um... Zack... a-aku nggak sengaja..."

Zack akhirnya berkedip, lalu menghela napas pelan. "Aku tahu." Suaranya terdengar lebih dalam dari biasanya, dan itu justru membuat jantung Elly berdetak makin kencang.

Elly segera mencoba bangun, tapi karena panik, ia malah kehilangan keseimbangan lagi. Tangannya secara refleks bertumpu pada dada Zack, dan itu justru membuat mereka semakin dekat.

Mereka saling menatap lagi. Hening.

Elly bisa merasakan panasnya menjalar ke seluruh wajahnya. "K-Kenapa kamu nggak mendorongku?" tanyanya dengan suara pelan.

Zack menatapnya sebentar sebelum menjawab tenang, "Aku sedang menunggu kau bangun sendiri."

Elly langsung menggembungkan pipinya. "Kamu menikmati ini, ya?!"

Zack mengangkat satu alis, sedikit tersenyum. "Mungkin."

Elly benar-benar ingin meninju wajah pria itu, tapi lebih dari itu, ia ingin kabur dari situasi ini secepatnya. Dengan cepat, ia bangkit dari tubuh Zack dan berdiri sambil menutupi wajahnya yang memerah.

"Aku... aku akan pergi dulu!" Elly buru-buru berlari pergi tanpa menunggu Zack berkata apa-apa.

Zack, yang masih duduk di lantai, hanya tersenyum kecil sambil merapikan rambutnya yang sedikit berantakan. "Menarik."

Ia lalu berdiri dan berjalan santai ke arah kelas, seolah insiden barusan hanyalah hal biasa. Tapi kalau diperhatikan baik-baik, ujung telinganya sedikit memerah.

Bersambung...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!