Cintanya, harga dirinya, dan ketulusannya, telah ia berikan pada pria itu, dan bahkan sampai rela tidak menginginkan, James Sebastian, tunangan yang di jodohkan Ibunya kepadanya.
Tapi, apa yang ia dapat? Eleanor Benjamin, di tinggalkan pria itu, Richard Marvin, saat mereka akan melangsungkan pernikahan, demi wanita lain!
Hingga sebuah mobil menabraknya, dan ia meregang nyawa, Richard tidak memperdulikannya!
Eleanor berharap, seandainya ada kesempatan kedua untuknya! ia akan mendengarkan Ibunya. Dan membalikkan keadaan! membalas apa yang ia rasakan pada Ricard.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 19.
Tangis Eleanor perlahan mereda, setelah ia puas menangis sembari memeluk James, yang dengan sabar mengelus dan menepuk-nepuk lembut punggungnya.
James tersenyum melihat wajah sembab Eleanor, yang tampak jadi kuyu. Dengan lembut jemarinya mengelap sisa air mata Eleanor.
Eleanor memandang wajah James, yang tampak tersenyum memandangnya. Perlahan tangan Eleanor menyentuh wajah James. Karena ia baru menyadari siapa James, ia jadi sangat ingin mengamati wajah James lebih lekat.
Pertumbuhan James dengan wajah masa kecil James, sangat jauh sekali berbeda. Wajah James setelah dewasa terlihat begitu tampan, dengan rahang yang tegas.
Jemari Eleanor mengelus pipi James dengan lembut, ia masih seperti bermimpi melihat James. Ia ingat, sangat merindukan James, setelah James pergi tanpa berpamitan padanya.
"Aku tidak menyangka, kalau jodoh yang Mama berikan padaku, ternyata kamu, James" manik mata Eleanor bergerak-gerak menatap mata James.
James mengelus rambut Eleanor, "Apakah kamu masih mau menerimaku, setelah kamu tahu siapa aku?" tanya James.
"Tentu saja aku mau!" jawab James Eleanor dengan cepat.
"Benarkah?"
"Iya!" Eleanor mengangguk dengan cepat.
James menarik Eleanor ke dalam dekapannya, ia tersenyum senang. Kata-kata kasar Eleanor padanya, sudah tidak ia ingat lagi sama sekali.
"Apakah kamu tinggal sendiri di sini?" tanya Eleanor masih dalam dekapan James.
"Tidak, pengurus villa Sebastian masih tinggal bersama ku, dia tinggal di paviliun belakang bersama istrinya sedari dulu!" jawab James.
"Maksud kamu, mereka masih tinggal di sini, sejak kamu ikut dengan Paman dan Bibi keluar negeri?" Eleanor melepaskan pelukannya, dan menatap James tidak percaya.
"Iya!"
Perlahan Eleanor pun ingat akan wanita cantik, yang datang menghampiri James, saat mereka akan makan siang di restoran siang tadi.
"Berarti.. wanita cantik tadi siang itu.. putri angkat pengurus villa Sebastian" kata Eleanor dengan sedikit ragu.
"Benar! tapi dia sudah tidak tinggal di sini lagi, dia sudah kembali kepada orang tua kandungnya, setelah dia duduk di bangku kuliah!" jawab James, membenarkan apa yang Eleanor katakan.
Pengurus villa Sebastian mengadopsi seorang anak perempuan, berusia empat tahun saat Eleanor dan James masih kecil. Orang tua anak perempuan itu masih ada ikatan saudara jauh dengan pengurus villa Sebastian.
Karena ke dua orang tua anak perempuan itu sibuk dengan bekerja dan bekerja, mereka pun jadi tidak punya waktu untuk mengurus putri mereka.
Seraya hari, minggu dan bulan berlalu, anak perempuan itu tidak pernah di ambil kembali oleh ke dua orang tuanya. Sehingga akhirnya, pengurus villa Sebastian mengadopsi anak perempuan itu menjadi anak angkat mereka.
Eleanor ingat anak angkat pengurus villa Sebastian, menjadi teman mereka. Tapi, James tidak pernah suka jika berdekatan dengan anak angkat pengurus villanya.
Anak angkat pengurus villa Sebastian memiliki sifat keras kepala, yang akan menangis jika keinginannya tidak dituruti. Karena itulah James tidak suka bergaul dengannya.
James lebih senang kalau di titipkan Ayah dan Ibunya ke villa Eleanor, karena mereka sangat cocok sekali jika bersama. Membuat James suka berlama-lama di villa keluarga Eleanor.
"Oh, aku akhirnya mengerti kenapa dia sangat manja padamu, ternyata dia si cengeng Diana, yang selalu mengejar kamu!"
"Aku hanya tertarik dengan kamu, dan hanya ingin selalu mengejar kamu" tangan James menyelinapkan helaian rambut Eleanor ke sela telinga Eleanor.
Eleanor tersenyum lebar, lalu merangkul leher James, "Ya, aku juga mau hanya kamu yang dekat denganku" ucapnya seraya mendekatkan wajahnya ke wajah James.
Ia yang tadinya hanya rindu pada James sebatas teman masa kecil, yang tidak terlupakan, sekarang berganti rasa rindu pada seseorang, yang spesial dalam hati Eleanor.
Sepertinya ia mulai jatuh cinta pada James, karena James yang selama ini ternyata mencintai nya. Dan tidak pernah berpaling pada wanita lain, walau mereka sudah begitu lama tidak pernah bertemu.
Eleanor merapatkan tubuhnya pada James, lalu bibirnya dengan pelan mengecup bibir James. Saat ia akan menjauhkan wajahnya, James menahannya dengan menarik tengkuk Eleanor.
"Kamu harus bertanggung jawab padaku, jangan melarikan diri setelah mencium ku, kamu telah mencuri ciuman pertama ku, sekarang ciuman ke dua yang kamu ambil, dan.. kamu ingin meninggalkan aku begitu saja?"
James menarik tengkuk Eleanor, hingga ujung hidung mereka bersentuhan. Eleanor tersenyum mendengar perkataan James. Ia merasa tidak percaya, kalau ia telah mengambil ciuman pertama James.
"Baiklah, aku akan bertanggung jawab padamu" bisik Eleanor sembari tersenyum lucu mendengar apa yang di katakan James.
Detik berikutnya, Eleanor tidak berani bergerak di tempatnya, karena James dengan cepat mencium bibirnya. Lalu dengan gerakan yang tidak sabaran, James mengulum bibirnya dengan begitu dalam.
Bersambung.....
