Arindita memutuskan pindah rumah setelah bercerai dari mantan suami yang lebih memilih wanita simpanannya.
Didampingi oleh putra satu-satunya yang baru berusia delapan tahun, mereka pindah ke sebuah perumahan elit di kawasan ibukota.
Namun kepindahan mereka membuat Arindita dekat dengan anak tetangganya, disitulah kehidupan kedua Arin dimulai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iraurah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Makan Malam Bersama
Arin meletakkan semua hidangan makan malam di atas meja, tampak sangat lezat dan menggugah selera. Aroma masakan pun tercium saat memasuki ruangan itu.
Meimei dan Noval sudah duduk di kursi mereka masing-masing, sedangkan Sonny masih menunggu Arin yang sedang menyiapkan piring serta alat makan.
"Duduk saja mas, kita makan malam bersama. Tidak usah malu-malu"
Arin dan Sonny duduk paling akhir, Arin mengambilkan nasi serta lauk pauk untuk Meimei dan Noval terlebih dahulu.
"Meimei mau makan sama apa? Biar tante ambilkan"
"Meimei mau daging ayam, tante!"
"Oke" Arin pun mengambil daging tersebut dan meletakkannya di atas piring.
"Noval mau makan sama apa? Mau bunda ambilkan ayam goreng juga?" Tawar Arin.
"Iya bunda, sama udangnya juga"
Arin menuruti permintaan sang putra, barulah setelah itu ia menghidangkan nasi serta lauk pauk untuk dirinya.
Sedangkan Sonny nampak bingung disana, antara malu dan ia juga tidak terbiasa makan masakan orang lain. Akhirnya Sonny mengambil sedikit nasi serta udang asam manis.
Arin yang sekilas melihat Sonny menyadari jika pria itu masih malu-malu untuk mengambil masakan di atas meja.
Arin pun tanpa berbicara terlebih dahulu mengambil nasi dan ayam goreng untuk ditambahkan di atas piring milik Sonny.
"Makan yang banyak mas, habiskan masakan ini. Sayang kalau dibuang, tidak enak juga kalau dihangatkan di pagi hari lebih baik bantu saya menghabiskannya" Ujar Arin sembari meletakkan nasi putih itu.
Sonny menatap piringnya yang kini penuh dengan masakan, ia pun tak menolak.
Kini Meimei, Noval, dan Arin sudah menyuapi makanan ke dalam mulut mereka masing-masing. Tinggal Sonny yang belum melakukannya, ia lantas mengambil sendok dan mulai menyuapi makanan ke dalam mulutnya.
Dua kali kunyahan seketika bola mata Sonny melebar kala merasakan lezatnya masakan Arin di lidahnya.
Ini sangat lezat! Pas sekali dengan seleranya.
Sonny kemudian menyuapi lagi makanan tersebut, memakannya dengan lahap hingga tanpa sadar ia menghabiskan makanannya lebih dulu dibanding yang lain.
"Wah... Makanan papah udah habis, yeyyy papah menang...!" Seru Meimei berceloteh.
Tatapan Arin jadi mengarah pada piring Sonny yang sudah bersih, ia tersenyum geli melihat itu.
"Mau tambah lagi, mas?"
"Hah?? Oh... Tidak, tidak usah. Saya sudah kenyang" Tolak Sonny dengan cepat.
"Tapi makanannya masih banyak, bagaimana jika mas makan satu porsi lagi? Biar saya ambilkan ya" Tanpa menunggu jawaban Sonny, Arin sudah mengambilkan laki lelaki itu nasi serta lauk pauk.
Arin tau Sonny menikmati masakannya, tapi pria itu terlalu malu untuk mengungkapkan.
Sonny hanya diam melihat tindakan Arin layaknya seorang istri yang tengah melayani sang suami.
Sonny sekejap mencuri pandang pada Arin, memuji wanita cantik itu, selain baik dan menyukai anak kecil Arin juga ternyata pandai memasak.
"Sudah Arin, tidak usah terlalu banyak"
"Segini cukup?"
"Iya, sudah cukup"
Sonny kembali memakan malam untuk yang kedua kali, ia sangat menikmati masakan Arin yang seakan selalu membuatnya lapar.
"Tante Meimei mau daging ayam lagi, tapi jangan pakai nasi"
"Boleh, tante ambilin lagi ya"
Keakraban Meimei dan Arin rupanya tak lepas dari pantauan Sonny, diam-diam pria itu memperhatikan interaksi dua perempuan tersebut.
Meimei tampak sudah akrab bahkan terkesan tidak malu-malu pada Arin, Sonny merasa sangat beruntung bisa menitipkan putrinya pada wanita itu.
***
Pukul delapan barulah Meimei dan Sonny pulang ke rumah, ke rumah yang hanya berjarak lima langkah dari rumah Arin.
Meimei melambaikan tangannya kepada Arin yang mengantarkan ia sampai ke depan gerbang.
"Dadah tante.... "
"Dah juga meimei, cepat tidur ya"
Meimei mengangguk kemudian masuk ke dalam rumah bersama dengan ayahnya, Sonny.
Meimei berlari ke arah kamar sambil membawa robot milik Noval di tangannya.
"Hati-hati sayang, jangan lari" Ucap Sonny sembari membuka jas kerja yang sedari tadi menutupi tubuh lelaki itu.
"Papahhhh...... Lihat deh, kamar Meimei udah bersih!" Teriak Meimei dari dalam kamar.
Sonny menghampiri dan melihat kamar putrinya yang rapi tidak seperti tadi pagi, alis tebal Sonny mengernyit heran. Siapa yang membersihkan kamar ini?
Sonny mengingat-ingat apakah ada seseorang yang masuk ke rumah mereka atau tidak? Ingatan Sonny berkelana pada Arin yang meminta izin mengambil pakaian Meimei siang tadi. Mungkinkah Arin yang merapikan ini semua???
Jika benar ia harus berterima kasih sekali lagi pada Arin, wanita itu sudah membantu banyak dirinya.
"Bagus dong kalau begitu, sekarang Meimei ganti baju terus tidur ya"
"Iya pah"
Sonny lantas memilih pakaian tidur untuk Meimei kenakan, setelah selesai Sonny menyuruh Meimei untuk berbaring di atas ranjang sementara dirinya akan mandi dan mengganti pakaian.
"Meimei diam dulu ya disini, papah mau mandi di atas. Nanti kalau sudah selesai papah ke kamar Meimei lagi, oke"
"Oke, pah" Jawab meimei.
Duda beranak satu itu lantas menaiki anak tangga dimana kamar pribadinya berada, ia masuk ke dalam ruangan yang luas tersebut.
Membuka seluruh pakaiannya dan masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri.
Sonny berdiam bawah guyuran shower cukup lama, menikmati dinginnya air yang menetes ke seluruh tubuh atletis itu.
Keringat yang tadi siang bercucuran kini menyatu dengan basahnya air shower, terasa menyegarkan tubuh lelah Sonny.
Beginilah kehidupan Sonny setiap hari, dari pagi hingga malam ia sibuk bekerja, dan ketika malam tiba ia sebisa mungkin selalu berada di samping sang putri, mendengarkan setiap cerita yang membuat rasa lelah Sonny hilang seperti tertiup angin lalu.
Menjadi seorang single parent tidak lah mudah, setiap kegiatannya harus selalu didedikasikan untuk anak tercinta, ia harus menjadi seorang Ayah sekaligus Ibu untuk Meimei walau Sonny tau ia belum bisa melakukan hal tersebut dengan baik.
Meski para keluarga sudah meminta Sonny untuk mencari seorang istri, rupanya Sonny masih belum terlalu tertarik. Selain untuk dirinya ia pun harus mencari Ibu sambung yang baik untuk Meimei.
Ia tak mau salah pilih, jika Meimei ingin ia menikah maka akan ia pikirkan. Tapi jika Meimei tak ingin ia menikah maka Sonny akan melakukan hal itu sesuai permintaan putrinya.
Tetapi saat ini, yang Sonny pikirkan hanyalah menyenangkan si buah hati. Meimei harus bahagia, meski tak pernah merasakan kasih sayang Ibu kandungnya sendiri.
***
Sonny keluar dari toilet seusai mandi malam, ia keluar sembari mengeringkan rambut yang basah dengan sebuah handuk kecil.
Berjalan ke arah nakas dan mengambil ponsel untuk mengecek apakah ada pesan masuk atau tidak.
Namun hal itu membuat Sonny ingat jika ia ingin berterimakasih kepada Arin melalui pesan.
Sonny lantas mencari nomor Arin yang ia simpan ketika Arin menelponnya.
Sonny mengetik pesan pada nomor tersebut.
"Arin terimakasih untuk hari ini, dan terimakasih juga karena sudah membereskan kamar Meimei tanpa sepengetahuan kami"
Sonny mengirim pesan pada Arin, dan ternyata pesan Sonny langsung dibalas saat itu juga.
"Sama-sama, mas" Balas Arin singkat.
Setelah itu tak ada lagi obrolan diantara keduanya, sonny kembali meletakkan ponsel dan keluar dari kamar menuju kamar Meimei berada.
•
•
•
•
Jangan Lupa Vote Karya Ini Ya Manteman😘