Istri 1 Triliun

Happy Reading

Bella menghela napas kasar, seharusnya dia tidak perlu se-emosi itu menghadapi suaminya yang sedang bertingkah seperti anak kecil. Tapi gadis itu sangat kesal terhadap ucapan suaminya. Dia merasa tersudut karena seolah-olah Bella tidak sadar akan posisinya, bahkan seakan dianggap seperti seorang istri yang tidak patuh pada suami.

Padahal faktanya tidak seperti itu, memang Revan ini benar-benar pintar memutar balikan fakta.

"Maafkan aku, ya?" ucap Revan kembali memohon. Menggenggam tangan Bella erat menyalurkan segala rasa penyesalan yang dia rasakan.

Lagi-lagi Bella harus mengeluarkan jurus sabar yang tiada tara. Demi siapa lagi kalau bukan suaminya yang sayangnya saat ini sedang sakit.

'Ya, hanya hari ini aku berbesar hati!'

Bella sudah terbiasa dengan hal-hal yang berbau sabar dan dia juga harus bisa melakukannya kali ini.

"Baiklah, aku memaafkan mu," jawab Bella berusaha melepaskan tangan Revan. "Tapi bukankan kamu biasanya bersama dengan kekasihmu? Kalau kamu sakit 'kan bisa minta tolong dia, biasanya 'kan juga seperti itu? jujur aku benar-benar tidak pernah berada di situasi seperti ini," lirih Bella.

Revan mengepalkan kedua tangannya, kenapa Bella membahas wanita lain yang sama sekali tidak ingin ia bahas saat ini. Tidak tahukah bahwa sekarang Revan sedang mencari celah untuk melakukan pendekatan dengan istrinya yang sudah mulai mencair.

"Bella, aku hanya ingin kamu yang menemani ku, aku ingin istriku dan bukan wanita lain!" seru Revan membuat Bella sedikit tersentak.

Kenapa sekarang suaminya ini berubah? Apakah kepalanya terbentur benda keras atau bagaimana? apakah karena sakit Revan jadi sangat manja? Sungguh Bella benar-benar merasa asing dengan perubahan sikap Revan yang seperti ini.

"Apa maksudmu? Apakah sekarang aku harus berperan menjadi istrimu yang sebenarnya? bukan istri di atas kertas, seperti yang sering kekasihmu itu ucapkan?" Bella menutup mulutnya yang tidak sengaja mengucapkan kata-kata seperti itu.

Selama ini dibelakang Revan, sebenarnya Viona sering mengatakan jika Bella harus sadar diri dan ingat tempat, karena dia hanyalah istri di atas kertas.

Tapi Bella juga tidak pernah mengatakan pada Revan tentang hal itu karena memang dia tidak mau. Akan repot urusannya jika dia mengurusi pacar suaminya tersebut.

"Bella, kamu itu istriku sah di mata hukum dan negara, bukan hanya di atas kertas, mengerti?!"

"Ya ya ya! terserah kau saja! Aku ini ada istrimu, istri sah kamu, baik negara maupun agama, puas!!" Bella malas menanggapi ucapan Revan.

Revan mengeluarkan smirk-nya, entah kenapa dia sangat menyukai kata-kata dari istrinya itu.

"Bagus, sepertinya kamu mengerti apa yang aku rasakan, Bella. Aku ingin kamu sekarang berperan sebagai istriku yang sesungguhnya, auh! Aduh!" Revan mengusap kepalanya yang mendapatkan jitakan dari sang istri.

"Aku sejak dulu juga sudah berperan menjadi istrimu, tapi bukankah kamu sendiri yang tidak ingin? ah sudahlah, tidak perlu membahas hal itu lagi, aku akan ke dapur dulu mengambilkan obat untukmu, kamu di sini saja," ucap Bella kemudian berdiri dan berjalan ke arah pintu.

"Apa kamu mau bubur? Aku akan membuatkan kalau kamu mau?" tanya Bella sebelum dia beranjak keluar.

"Ehm, sebenarnya aku ingin ke kamar mandi dulu, bantu aku!" ucap Revan.

"Apa?"

"Ayolah Bella, bantu suamimu ini, aku masih lemah untuk berjalan," ucap Revan manja.

'Sabar Bella, itung-itung amal kepada suami sebelum berpisah, paling juga besok-besok Revan kembali lagi ke habitatnya!'

Bella hanya bisa menghela napas, ia pun berjalan mendekati suaminya dan memapah Revan menuju ke kamar mandi. Bella menunggu di luar pintu dan melihat jam di pergelangan tangannya menunjukan pukul 8 pagi.

"Sepertinya aku memang harus libur dulu," gumam Bella.

Setelah beberapa saat Revan keluar dari dalam kamar mandi dan langsung memeluk istrinya.

"Revan, berat!"

"Bawa aku ke atas ranjang," ucap Revan.

Bella hanya menurut dan langsung memapah Revan kembali ke ranjang.

"Aku ingin bantalan di kakimu, Bella. Boleh, ya?" pinta Revan.

Bella menuruti, dia merasa kasian dengan kondisi Revan yang terlihat pucat seperti itu. Akhirnya Bella ikut naik ke atas ranjang dan membiarkan Revan meletakkan kepalanya di kaki Bella.

"Ternyata mendapatkan perhatian dari istri itu rasanya begitu spesial, ya?" ucap Revan tersenyum.

Rasanya dia tidak ingin bangun dari tempatnya saat ini.

"Ya, tentu saja," jawab Bella. "Lebih enak dan juga halal, kalau pun melakukan hal-hal yang lebih juga akan mendapatkan pahala, beda banget kalau cuma dengan kekasih simpanan, yang ada malah menumpuk dosa!"

Skak matt!! Revan kalah telak, Bella berhasil menyindir pria itu habis-habisan.

Bersambung

*

*

*

Hai aku ada rekomendasi cerita seru punya author Yenita Wati

Demi menutupi skandal adik dan tunangannya, Haira terpaksa menerima pertukaran pengantin. Dia menikah dengan pria yang akan dijodohkan dengan adiknya, yaitu Aiden yang merupakan orang biasa. Bagaimana jika Haira mengetahui bahwa Aiden adalah pewaris tunggal Alexan Group yang terkenal tajir melintir? Dan apa yang melatarbelakangi penyamaran Aiden menjadi orang biasa?