NovelToon NovelToon
Takdir Cinta Mihrab Pesantren

Takdir Cinta Mihrab Pesantren

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Nikahmuda / CEO / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:10.9k
Nilai: 5
Nama Author: Gerimis Malam

Ahmad Al Fatih Pranadipa adalah siswa SMA yang dikenal sebagai pembuat onar. Kenakalannya tak hanya meresahkan sekolah, tetapi juga keluarganya. Hingga akhirnya, kesabaran orang tuanya habis—Fatih dikirim ke pesantren untuk dididik langsung oleh seorang kyai dengan harapan ia berubah.

Namun, Fatih tetap menjadi dirinya yang dulu—bandel, pemberontak, dan tak peduli aturan. Di balik tembok pesantren, ia kembali membuat keonaran, menolak setiap aturan yang mengikatnya. Tapi hidup selalu punya cara untuk mengubah seseorang. Perlahan, tanpa ia sadari, langkahnya mulai berbeda. Ada ketenangan yang menyusup dalam hatinya, ada cahaya yang mulai membimbing jalannya.

Dan di saat ia mulai menemukan jati dirinya yang baru, hadir seorang wanita yang membuatnya merasakan sesuatu yang tak pernah ia duga—getaran yang mengubah segalanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gerimis Malam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33

Kamar yang sudah berubah total kini terlihat semakin mewah, sebuah kasur dengan ukuran king size yang sudah di taburkan kelopak mawar merah terlihat sangat indah. Bahkan tiga buah lilin beraroma terapi sudah berjejer rapi mengeluarkan bau yang sangat merilekskan. Karena Fatih masih berada di luar kamar, Balqis bisa mengganti pakaian dengan leluasa sebelum suaminya masuk ke kamar.

Balqis duduk di sofa hitam panjang, pikirannya mulai menyelam memikirkan takdirnya. Tidak pernah terbayang sedikit pun dia akan menikah secepat ini. Dia juga tidak menyangka yang menjadi suaminya adalah orang yang tidak dia kenal sama sekali dan orang yang tidak dia cintai. Pernikahan bukanlah perkara mudah baginya. Berada dalam satu kamar dengan pria yang kini menjadi suami membuat Balqis merasa ingin kabur dan meninggalkan semuanya. Tapi wanita yang sudah berbalut gamis cream motif garis dengan khimar yang menutup rapat bentuk rambutnya itu tak mampu untuk melakukan apa yang dia inginkan. Ayahnya akan sangat mudah untuk menemukannya.

Di tengah lamunannya, pintu yang sudah tidak di kunci lagi itu terbuka.

Balqis mulai gamang, dia segera memperbaiki posisi duduknya. Rasanya dia belum sanggup untuk bertemu dengan pria itu. Balqis juga takut dengan statusnya yang sudah sah menjadi seorang istri. Dia bukan wanita polos yang tak tahu tentang pernikahan. Balqis memeluk dirinya dengan erat. Deru nafasnya bahkan memburu dan jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Namun jantung yang baikan genderang itu sontak ingin berhenti saat melihat sepasang kaki dengan sandal rumah sedang berdiri didepannya. Balqis yang menunduk sontak mendongak.

Deg...

Jantungnya kembali menjadi-jadi dan sangat sulit untuk di kontrol. Dia bingung harus memasang wajah seperti apa, akhirnya wajah datarnya yang dia tampilkan. Persis seperti pria yang berdiri di depannya yang memang wajah datar, pandangan yang dingin bahkan cenderung terlihat sinis.

"Aku ingin mandi dan mengganti pakaian, boleh kamu keluar sekarang?" ucap Fatih yang terdengar seperti sebuah perintah.

Balqis membuka mulutnya, bagaimana dia bisa keluar kamar saat keluarga tahu barusan suaminya memasuki kamar dan dia langsung keluar dari kamar itu. Balqis tak ingin menambah konflik dalam hidupnya.

"Mandilah! Aku tidak bisa keluar dari kamar. Mendapatkan segala macam pertanyaan yang tidak bisa aku jawab."

Fatih terdiam, dia mengerti dengan pikiran istrinya.

"Dimana lemariku?" Pakaian yang sudah di bawa sebelumnya oleh Pranadipa untuk putranya pakai di rumah istrinya.

"Di situ." tunjuk Balqis pada sebuah lemari kaca tinggi. Kamar yang tidak mempunyai walk in closet.

Fatih segera beranjak, menyambar sebuah lemari dan mengambil pakaiannya lalu bergegas masuk ke dalam kamar mandi.

Saat di kamar mandi, tubuh yang sudah di guyur air hangat tersebut memikirkan tentang apa yang dia lihtnya tadi. Sebuah kasur dengan taburan bunga mawar.

"Apa yang mereka harapkan dari kami. Jangan pernah berpikir bahwa aku ingin melakukannya." gumam Fatih dengan tajam.

Setelah mengenakan pakaian, pria itu kemudian keluar dari kamar mandi. Posisi Balqis belum berubah sama sekali, bahkan kedua matanya sudah tertutup rapat.

"Bagaimana dia bisa tidur dalam situasi seperti ini? Bukankah dia harus terus terjaga?" kembali Fatih bergumam dengan segala celotehnya.

Fatih kembali melangkahkan tungkai panjangnya. Telunjuknya menyentuh pundak Balqis.

"Haii... Haloo? Balqis...." panggil Fatih dengan segala sapaannya. Menyebut nama Balqis masih asing di lidahnya.

Balqis yang merasakan itu terperanjat dan seketika tubuhnya berdiri dalam posisi siap.

"Iya?"

"Tidurlah di atas kasur, aku akan tidur di sofa." ucap Fatih.

"Aku saja yang tidur di sofa. Untuk malam ini kamu bebas memakai kasur itu."

"Baiklah. Aku tidak keberatan dengan hal itu." timpal Fatih kemudian pergi dan langsung berbaring di atas kasur empuk milik Balqis. Fatih melihat wanita yang berbalut busana cream masih betah untuk duduk. Merasa kasihan akan tubuh wanita itu. Fatih bangun dan duduk di atas kasur.

"Apa yang kamu pikirkan?" tanya Fatih memecah keheningan malam dalam sebuah kamar besar.

"Aku memikirkan nasibku. Bagaimana jika yang lain tahu aku sudah menikah? Apa yang aku lakukan pada masa depanku nanti? Aku selalu bermimpi jika yang menikahiku adalah pria yang sangat mencintaiku. Tapi semua berbanding terbalik." keluh Balqis dengan sorot mata yang kosong.

"Tidurlah, berhenti untuk memikirkan sesuatu yang tak ada gunanya lagi. Apa kamu bisa mengembalikan sebuah kaca yang jatuh dan berhamburan untuk kembali menjadi sebuah cermin? Apa kamu bisa mengubah bubur menjadi sebuah nasi? Apa kamu bisa memanjat hujan yang turun? Seperti itu juga dengan pernikahan kita. Kita berdua adalah sebuah biduk catur yang sedang di mainkan. Pernikahan ini tidak akan pernah batal, walau kamu berpikir bagaimana caranya untuk keluar dari tempat ini." kata Fatih menatap Balqis dengan tatapan nyalang.

"Aku memang tidak bisa berharap pada diriku, aku masih berharap pada Rabbku. Siapa yang tahu, jika dia akan kembali mengubah takdirku. Tidak ada yang tidak mungkin bagiNya." ujar Balqis lagi.

"Kamu ingin Allah kembali mengubah takdir kita berdua? Untuk menjadi apa? Kamu ingin menjadi seorang janda di malam pertamamu? Berhentilah berharap! Aku tahu sangat mudah bagi Allah untuk mengubah jalan takdir hambaNya. Tapi apa kamu mampu mendapatkan sebuah cibiran dari orang-orang yang mengetahui mu menikah? Aku belum bisa menerima takdir seperti itu. Jadi berhentilah untuk berbalik dan segera tidur!" Tak ada yang di katakan oleh Balqis. Perkataan Fatih memang ada benarnya.

"Apa besok kita akan kembali ke pondok pesantren?" tanya Balqis.

"Aku tidak tahu tentang hal itu. Tapi, apakah kamu belum sadar juga jika kita adalah sebuah biduk catur, tunggu saja orang-orang yang memainkan kita. Dia tahu apa yang harus mereka lakukan. Aku bahkan tidak ingin memikirkan dengan kejutan apalagi yang akan mereka perbuat pada kita." Tampak Fatih juga terlihat sangat geram dengan situasinya saat ini. Berada di rumah orang lain, tidur di kamar orang lain, bahkan sedang mengobrol dengan seseorang yang sudah sah menjadi istrinya.

"Bagaimana aku harus memanggilmu?" pertanyaan Balqis membuat Fatih terkejut.

"Terserah bagaimana lidahmu inginkan." kata Fatih terlihat cuek.

"Aku akan memanggilmu seperti saat di pondok dan kamu juga panggil aku dengan namaku."

"Apa kamu berharap aku memanggilmu dengan sebutan honey?"

Balqis memutar bola matanya, sifat percaya diri suaminy itu sangat besar.

"Tentu saja tidak, aku hanya menghindari kecurigaan teman-teman lainnya." balas Balqis. Dia kemudian beranjak berdiri dengan kesal, mengambil dua buah bantal dan menyambar selimut di bawah Fatih.

"Aku akan menggunakan selimut ini karena aku yang tidur di sofa. Ingat, jangan pernah berpikir untuk menyentuhku atau aku akan teriak."

"Apa dengan berteriak orang-orang akan masuk dan menolongmu?"

"Berhentilah berbicara dan tidur saja." Balqis sudah tak bisa mendengar kembali suara suaminya.

1
Ayu
hahaaa astaghfirullah Fatiih , berani bener ngasih bukti
Ayu
ayoh siapa itu , Nesya sama andien kah ..
Syafrinal Endri
lanjut Thor yg banyak bab nya makin seru
Syafrinal Endri
lanjut Thor yg banyak bab nya makin seru aja
ErNawati
lanjutttt
Putra Tambe
lanjut thor makin semangat aku baca nya🤩
Putra Tambe
cerita nya baguus aku suka
Putra Tambe
masya Allah, aku ikutan nangis saking bapernya😭😭😭
Syafrinal Endri
lanjut Thor yg banyak bab nya makin seru aja
Putra Tambe
terharu bangat semoga aja bisa berubah itu anak.......
Putra Tambe
Assalamu'alaikum thor aku coba hadir yach...
Ayu
Bagus Thor saya tunggu up berikutnya, semangat selalu
Ayu
hehehe ada ada aja ceritanya , lanjut kakak
Syafrinal Endri
lanjut Thor yg banyak bab nya
Aldebarand 98
Lumayan
Ayu
Masya Allah, nangis aku bacanya disini . kenapa taubatnya Fatih harus dibayar dengan mahal /Sob/
Ayu
sampai di bab 15 saya tidak bosan meneruskan baca novel ini , Semangat berkarya pokoknya /Rose/
Syafrinal Endri
lanjut Thor yg banyak bab nya makin seru aja
Evanscape
Cerita yang sangat bagus, jangan sampai dilewatkan. menarik banget.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!