Si Buntung Dan Lengan Bionik Nya

“Gulp,” Mark menelan saliva nya, wajahnya mendadak merah, Amanda langsung duduk di pangkuan Mark dan tangannya mulai menyentuh sang junior.

“Ta..tapi aku....”

Belum selesai Mark berbicara, Amanda sudah menarik kepalanya dan mencium nya dengan panas. Akhirnya Mark pun luluh, kedua tangannya memeluk pinggang Amanda yang tangannya sibuk membuka celana Mark, “tuiiing,” rudal Mark sudah siap meluncur menuju ke sasaran, tanpa menunda lagi, Amanda yang masih menduduki Mark, berdiri sejenak dan mengarahkan sang junior yang sudah cenut cenut ke dalam liang nya. Tapi ketika kepala sang junior mulai masuk, tiba tiba,

“Aaakh...sa...sakit,”

Amanda meringis kesakitan, tentu saja Mark yang melihat Amanda kesakitan menjadi tersadar dan memegang kedua lengan Amanda untuk tidak meneruskan aksinya.

“Sakit ?” tanya Mark.

“I...iya, a..aneh...kok aneh ya, kayak....” ujar Amanda meringis dan bingung bersamaan.

“Hah ?” tanya Mark bingung.

Langsung saja dia menganalisa Amanda yang sedang meringis dan duduk di pangkuannya karena lemas,

*********************************************************************

Name          : Amanda Priscilla.

Age              : 23.

Job               : Homeless.

Gender       : Female.

Status          : Virgin.

Condition   : Healthy.

Mind           : “Kok aneh ya, bukankah tadi aku harusnya sudah....”

*********************************************************************

“Hah....ga salah nih Aisha ?” tanya Mark di kepala nya yang membaca status Amanda yang kembali menjadi virgin.

[Hmmm.....seharusnya tidak mungkin, coba tanya dia tuan, sudah berapa orang yang tidur sama dia.]

“Amanda, boleh tanya sesuatu ?” tanya Mark.

“Boleh kak,” jawab Amanda.

“Kamu...selama bekerja begini, sudah melayani berapa pria ?” tanya Mark.

“Um,” wajah Amanda memerah, dia langsung kembali berdiri dan mengambil handuknya di lantai, dia membalut tubuhnya dan duduk di sebelah Mark.

“Um....ma..maaf kak, selama ini yang aku layani hanya pijat, paling mereka hanya pegang pegang tubuh ku saja dan aku servis barang mereka pakai tangan,” ujar Amanda perlahan.

“Loh jadi kamu tadi sakit karena baru pertama dan di paksa sama si Rahmat itu ?” tanya Mark.

Amanda mengangguk dan wajahnya semakin memerah, namun dia takut karena dia berpikir Mark pasti kecewa terhadap dirinya.

“Ma..makanya mami tadi senang melihat aku bawa pria pulang, karena kalau melayani pria untuk tidur bersama, kita pasti di rumah, bukan di panti pijat,” ujar Amanda perlahan.

“Dia tau kamu masih virgin ?” tanya Mark.

“Um...dia tau dan dia tidak tahu kejadian yang menimpaku tadi, makanya dia ga protes ketika kakak bilang 10 juta, karena biasanya anak perawan harganya itu,” jawab Amanda perlahan.

Mark tertegun, dia benar benar tidak menyangka kalau Amanda yang tinggal di lingkungan di mana wanita harus menjual tubuhnya, ternyata masih perawan sebelum mengalami kejadian dengan Rahmat.

[Jadi begitu rupanya, pendarahan yang dia alami barusan, selain luka yang bisa menyebabkan infeksi di dinding alat kelaminnya karena di paksa, rupanya juga luka sobek nya hymen milik nya, jadi ketika ku sembuhkan, semuanya ikut pulih, termasuk hymen nya, benar benar kebetulan, tuan.]

“Aha...hahahaha (jadi begitu rupanya),” ujar Mark tertawa.

“Ke..kenapa kak, ma..maaf ya kak, kakak pasti kecewa sama aku...a..aku ga biasa melayani tidur.....”

Belum selesai Amanda bicara, Mark memeluknya dengn erat dan tersenyum lebar, dia merasa lega sekali karena berhasil menolong Amanda tanpa dia sadari. Amanda malah menjadi heran dan bingung, dia mengangkat tangannya memeluk Mark dan menepuk nepuk punggung Mark. Kemudian Mark melepaskan Amanda dan langsung memegang kedua pundak Amanda,

“Um...kak ?” tanya Amanda bingung.

“Ok, kamu pake baju, kita ke tempat si Cindi sekarang,” jawab Mark tersenyum.

“Loh...ja...jangan kak, jangan laporin aku ke mami, aku bisa hancur,” ujar Amanda ketakutan.

“Aduh bukan itu, aku mau membeli mu, paham ?” tanya Mark.

“Um....me..membeli ku ? maksud nya kak ?” tanya Amanda.

“Aku mau membeli mu dari mami mu itu dan membawa mu ke rumah ku bersama Dika dan emak mu, lalu kamu kerja menjadi perawat untuk ku, Dika juga bisa bersekolah dengan aman dan emak mu tidak perlu bekerja begini lagi, gimana ?” tanya Mark.

“Ka..kakak mau membayar hutang kita lalu memperkerjakan aku gitu ?” tanya Amanda yang nampak bingung.

“Iya, tapi menjadi perawat loh ya, bukan kerja seperti ini,” jawab Mark.

Air mata Amanda mulai menetes dan dia mulai menangis, Mark memegang kepala Amanda dan mengelus rambutnya yang hitam.

“Udah ah, jangan nangis,” ujar Mark.

“I...iya kak, aku akan terus bersama kakak selama nya, tapi....boleh minta tolong kak ?” tanya Amanda.

“Apa ?” tanya Mark.

“Blugh,” Amanda langsung mendorong Mark agar berbaring di ranjang, dia langsung membuka kembali handuknya dan duduk di atas Mark.

“He..hei, kenapa ?” tanya Mark yang kaget dan bingung.

Amanda tidak menjawab, “blesss,” seluruh rudal Mark langsung terbenam di liang sempit Amanda dan membuat Amanda nampak sangat menderita karena kesakitan. Walau merasakan enak, Mark juga merasakan ngilu karena di paksa masuk menembus sesuatu yang seharusnya belum boleh di tembus.

“Kenapa kamu lakukan ini ?” teriak Mark.

Amanda tidak menjawab, wajahnya nampak meringis dan menahan rasa sakit yang teramat sangat, dia sama sekali tidak bergerak namun dia tidak mencabut sang junior dari dalam dirinya, Mark bisa melihat tubuh Amanda gemetar karena menahan sakit, dia benar benar diam tidak bergerak, darah pun muncul mengalir ke pahanya,

“Sudah Manda,” teriak Mark.

Tiba tiba Mark merasa nyaman, ada sesuatu yang mengalir membasuh sang junior di dalam dan dinding yang menjepitnya menjadi sedikit lebih longgar,

“Aakh...ga..gawat...mu...mulai enak,” ujar Mark dalam hati.

Dia menoleh melihat ke arah Amanda yang masih memejamkan mata, namun dia sudah tidak nampak menahan sakit malah sebaliknya, wajahnya malah memerah dan mulutnya terbuka sedikit seakan akan menikmati nya, dia membuka matanya dan menatap Mark kemudian tersenyum,

“Ma..maaf kak kalau aku memaksa, tapi sebelum ada orang lain yang mengambil pertama ku seperti tadi, aku memberikan nya pada kakak, lagipula aku perlu kakak untuk melupakan kejadian tadi....akh...a...aku sekarang harus apa ? maaf aku tidak terlalu mengerti,” ujar Amanda.

Mark mengusap wajahnya, dia juga sudah mulai merasakan nikmatnya berada di dalam lubang Amanda yang masih legit dan sempit itu, kemudian dia menangkap tubuh Amanda dan perlahan membaringkannya di ranjang tanpa melepas juniornya, setelah Mark berada di atas tubuh Amanda,

“Aku mulai goyang ya,” ujar Mark tersenyum.

“I...iya kak,” ujar Amanda tersenyum.

Kedua tangan Amanda naik dan merangkul Mark di atasnya, bibir mereka pun berpautan dengan panas seraya pinggul Mark mulai mengayuh maju mundur perlahan lahan.

“Ah...ah....ah...e...enak kak,” desah Amanda.

“Akh...iya Manda....kamu enak,” ujar Mark.

“Hehe...kakak...juga enak ah...ah...ah,” balas Amanda tersenyum dan terus mendesah.

Keduanya kembali berciuman dengan panas, tangan Mark mulai bermain di gundukan besar Amanda dan memijit nya, jari jarinya mulai menjepit pucuk Amanda yang sudah sangat tegang dan menonjol keluar.

“Aakh....te...terusin kak,” desah Amanda.

Setelah itu, posisi pun berganti, Amanda berbalik kemudian menungging, Mark terus mengayuh pinggangnya dan semakin kencang karena posisi nya menguntungkan juga terlihat Amanda sangat menikmati nya. Setelah beberapa kali berganti posisi dan berakhir Mark berbaring dengan Amanda di atasnya yang intens menggoyangkan pinggulnya sementara Mark memainkan gundukan kembar Amanda di depannya,

“Akh...su...sudah mau keluar,” ujar Mark.

“I...iya kak, aku juga....ki...kita sama sama....di dalam saja,” ujar Amanda mendesah.

Satu menit bergoyang sangat intens, akhirnya “aaaaah,” Mark melontarkan lahar hangat berwarna putihnya yang sudah lama sekali tidak dia tembakkan dan Amanda juga mencapai klimaksnya bersamaan, Amanda langsung merebahkan dirinya di atas tubuh Mark yang juga memeluknya. Setelah akal sehat Mark kembali,

“Aduh....kenapa bisa begini...kalau dia jadi perawat bisa gawat, aku baru pertama merasakan sensasi seperti ini, waktu sama Vania rasanya tidak pernah, berarti waktu bersama ku, Vania sudah tidak.....ah tidak usah dipikirkan, kamu sudah bukan Marlon,” ujar Mark dalam hati.

Amanda menatap wajahnya sambil terengah, wajahnya yang cantik tersenyum lembut melihat Mark dan nampak sangat bahagia. Langsung saja Mark mengecup keningnya dan membaringkan Amanda kembali di dadanya.

Karena bagi Mark atau Marlon, untuk pertama kalinya dia merasa kalau dia di butuhkan oleh seseorang, apalagi orang yang membutuhkan dirinya adalah seorang wanita dan tentu saja dia juga merasa bahagia.