NovelToon NovelToon
Trapped In Forbidden Desire

Trapped In Forbidden Desire

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Terlarang / Saudara palsu
Popularitas:12k
Nilai: 5
Nama Author: Mutzaquarius

Axeline tumbuh dengan perasaan yang tidak terelakkan pada kakak sepupunya sendiri, Keynan. Namun, kebersamaan mereka terputus saat Keynan pergi ke luar negeri untuk melanjutkan pendidikannya.

Lima tahun berlalu, tapi tidak membuat perasaan Axeline berubah. Tapi, saat Keynan kembali, ia bukan lagi sosok yang sama. Sikapnya dingin, seolah memberi jarak di antara mereka.

Namun, semua berubah saat sebuah insiden membuat mereka terjebak dalam hubungan yang tidak seharusnya terjadi.

Sikap Keynan membuat Axeline memilih untuk menjauh, dan menjaga jarak dengan Keynan. Terlebih saat tahu, Keynan mempunyai kekasih. Dia ingin melupakan segalanya, tanpa mencari tahu kebenarannya, tanpa menyadari fakta yang sesungguhnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mutzaquarius, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20

Axeline menelan ludahnya dengan gugup, kedua matanya membesar ketika mendengar kata-kata Keynan. "Apa kau sudah gila? Bukankah kau sendiri yang selalu mengingatkanku bahwa kita ini saudara? Tapi sekarang, kenapa kau justru mengatakan hal seperti itu?"

Keynan menghela napas panjang, menatap Axeline dengan wajah frustasi. "Aku tahu, Lin. Aku selalu mencoba meyakinkan diriku dengan kata-kata itu. Aku berusaha mengabaikan perasaan ini, membuang jauh-jauh apa yang seharusnya tidak boleh aku rasakan. Tapi, aku tidak bisa. Semakin aku menahan, semakin aku sadar bahwa aku menginginkanmu."

Axeline terdiam. Hatinya berkecamuk mendengar pengakuan Keynan. Sejak awal, ia juga mempunyai keinginan yang sama seperti Keynan. Ia ingin terus bersama pria itu.

Tapi, penolakan Keynan untuk bertanggungjawab, ucapan Keynan yang selalu berputar di benaknya tentang hubungan mereka sebagai saudara, membuatnya membuang jauh-jauh perasaannya. Apalagi, saat melihat kedekatan Keynan dengan Agnes.

"Tapi, Kak, ini salah," suara Axeline terdengar lirih, hampir tidak terdengar.

"Salah menurut siapa?" Tanya Keynan. "Hanya karena orang-orang mengatakan ini tidak seharusnya terjadi, bukan berarti perasaan ini tidak boleh ada, bukan?."

Axeline menutup matanya erat, mencoba menenangkan debaran di dadanya. Ia tidak tahu harus menjawab apa. Hanya satu hal yang pasti, hatinya tidak bisa menyangkal betapa kata-kata Keynan mengguncang pertahanannya.

"Kak, kau bercanda, kan?” suara Axeline bergetar, memastikan jika Keynan tidak bersungguh-sungguh, agar ia tidak kembali merasakan sakit di hatinya.

Keynan menatapnya dalam, jemarinya perlahan mengusap pipi Axeline dengan lembut, seakan ingin menenangkan gejolak yang sedang berkecamuk di dalam hati wanita itu.

“Aku serius, Lin. Aku sudah berusaha menahan diri, mencoba meyakinkan diri sendiri jika kau adalah adikku. Tapi aku tidak bisa.”

Axeline menelan ludahnya dengan sulit, tubuhnya terasa kaku di bawah tatapan penuh ketulusan Keynan. Ia ingin menjauh, tapi di saat yang sama, ada sesuatu dalam dirinya yang membuatnya tetap tinggal.

“Tidak seharusnya kita seperti ini, Kak,” bisiknya, meski ia sendiri tidak yakin dengan apa yang ia katakan.

Keynan tersenyum tipis, tatapannya tidak lepas dari wajah Axeline. “Aku tahu. Tapi hati tidak bisa dibohongi, Lin. Aku menginginkanmu, bukan sebagai adik, tapi sebagai wanita yang kucintai."

DEG!

...****************...

Di perjalanan, Axeline hanya diam, menatap jalan yang terbentang di depan mereka. Tangan Keynan yang hangat menggenggam erat jemarinya sejak tadi, seolah tidak ingin melepaskannya. Sesekali, ia melirik pria di sampingnya yang terus tersenyum, seolah bahagia karena mereka bisa bersama.

Namun, di balik senyuman itu, hati Axeline diliputi keraguan. Permintaan Keynan untuk merahasiakan hubungan mereka sementara waktu, sampai pria itu menemukan waktu yang tepat untuk jujur pada keluarga, membuatnya bimbang.

Ia menghela napas panjang. "Kenapa aku lemah jika berhadapan dengan Kak Keynan? Aku mencintainya, tapi rasa kecewa itu masih membekas. Apakah perasaanku saat ini masih sama seperti dulu?" batin Axeline, tenggelam dalam pikirannya sendiri.

"Kau ingin mampir ke suatu tempat?" tanya Keynan, membuyarkan lamunannya.

Axeline tersenyum tipis, menggeleng pelan. "Tidak, Kak. Kita langsung pulang saja," jawabnya singkat.

"Baiklah," sahut Keynan, kembali fokus mengemudi menuju kediaman keluarga Wiratama.

Namun tiba-tiba, ponsel Keynan berdering. Wajahnya berubah serius saat melirik layar dan melihat nama sang ayah tertera di sana. Sementara Axeline menatapnya dengan perasaan tidak menentu, bertanya-tanya siapa yang menghubunginya.

Keynan menepikan mobil ke bahu jalan. Dengan suara tenang, ia menjawab panggilan dari ayahnya.

"Ada apa, Dad?" tanyanya.

"Pulang sekarang! Ada yang ingin Daddy bicarakan denganmu," ujar Keyvan tegas, langsung ke intinya.

Keynan mengerutkan kening. Ada sesuatu dalam nada bicara ayahnya yang terasa berbeda. Seperti perintah yang tidak bisa ditolak. Namun, ia tidak ingin berdebat. "Baiklah, setelah mengantar Axeline, aku akan ..."

"Ajak saja Axeline kemari. Kebetulan, ayah dan ibunya juga ada di sini."

Keynan membeku sesaat. Matanya menyipit dengan pikiran yang langsung dipenuhi berbagai kemungkinan.

Kenapa orang tua Axeline ada di rumahnya? Apa ini soal pekerjaan? Tapi, jika itu alasannya, kenapa harus melibatkan Axeline juga? Atau, apa mereka sudah tahu tentang hubungannya dengan Axeline ?

Ia mencoba menekan semua pertanyaan yang berputar di kepalanya, sebelum akhirnya menjawab, "Baik."

Tanpa banyak bicara, ia kembali menyalakan mesin dan mulai menjalankan mobilnya. Sedangkan Axeline yang sedari tadi memerhatikan nya akhirnya bertanya, "Ada apa, Kak?"

Keynan meliriknya sekilas sebelum menjawab, "Tidak ada apa-apa."

Tidak butuh waktu lama, mobil Keynan berhenti sempurna di halaman rumah keluarga Dirgantara.

Keynan turun lebih dulu, lalu berjalan mengitari mobil untuk membuka pintu di sisi Axeline. Dia mengulurkan tangannya dan menatapnya dengan lembut, namun tegas, seolah meyakinkan bahwa semuanya akan baik-baik saja.

"Ayo!"

Axeline menatap tangan Keynan sejenak. Ada keraguan di benaknya, tapi ia mencoba menepisnya dan menerima uluran tangan pria itu.

Begitu ia turun dari mobil, ia menatap Keynan dengan penuh tanya. "Sebenarnya, untuk apa kau membawaku kemari?"

Keynan menarik napas sebelum menjawab, "Daddy memintaku untuk segera pulang. Dari suaranya, sepertinya ada sesuatu yang mendesak. Bahkan, Uncle dan Aunty juga ada di sini."

"Mommy dan Daddy?" Axeline membelalakkan mata. Perlahan, rasa khawatir menjalar di sekujur tubuhnya.

"Tidak perlu takut. Lagipula, belum ada yang tahu tentang hubungan kita. Jadi, kau tenang saja."

Sejenak, Axeline terdiam. Ia merasa seperti pengecut yang menyembunyikan hubungan mereka dari keluarga. Tapi, ia ingin percaya bahwa suatu hari nanti, Keynan akan berani mengatakan yang sebenarnya pada semua orang.

Keynan menggenggam tangan Axeline lebih erat, membawanya masuk ke dalam rumah. Namun, baru beberapa langkah mereka melewati ambang pintu, mata Keynan membelalak sempurna saat melihat Agnes dan kedua orang tuanya sedang berbincang dengan keluarganya.

"Ada apa ini?" tanya Keynan bingung.

Semua orang di ruangan menoleh ke arahnya.

"Akhirnya kau pulang juga. Duduklah, ada yang ingin kami bicarakan," ujar Keyvan.

Sebelum Keynan bisa mencerna situasi, Agnes tiba-tiba berdiri dan menghampirinya. Dengan cepat, ia menyandarkan tubuhnya pada Keynan, kedua tangannya melingkar di lengan pria itu dengan manja.

"Keynan, aku merindukanmu."

Axeline membeku di tempat. Ia tersenyum kecut dan berusaha menarik tangannya dari genggaman Keynan. Namun, pria itu justru semakin mengeratkan pegangannya, tidak membiarkannya pergi begitu saja.

"Kenapa kau ke sini? Dan, Orang tuamu ..."

Agnes tersenyum manis, "kami ke sini untuk membahas pertunangan kita."

DEG!

Dunia seakan berhenti berputar.

Pertunangan? Apa maksud nya?

Tanpa berpikir panjang, ia segera menarik Agnes menjauh, mencari penjelasan yang masuk akal.

Sementara itu, Axeline masih terpaku di tempat. Hatinya terasa seperti diremas. Ia mengepalkan tangannya erat, mencoba menahan gejolak di dadanya. Kedua matanya mulai memanas, namun ia menengadah, berharap air mata itu tidak jatuh. Sampai suara Alexio, membuyarkan lamunannya. "Apa yang kau lakukan di sana, sayang? Kemari lah!"

Axeline mengusap air matanya buru-buru sebelum menoleh ke arah ayahnya. Dengan senyuman yang dipaksakan, ia melangkah mendekat, bergabung dengan yang lain, dan mulai diperkenalkan pada orang tua Agnes.

Cukup lama Axeline duduk di antara mereka. Sesekali, ia melihat ke arah tempat dimana Keynan membawa Agnes pergi.

Ia ingin tahu, apa yang sebenarnya terjadi? Dia membutuhkan penjelasan, kenapa Keynan membohonginya?

Dan, sedetik kemudian, Keynan datang dengan tangan menggenggam erat tangan Agnes. Tatapannya terlihat kosong, sangat berbeda saat bersamanya, seolah ada hal besar yang baru saja terjadi.

"Kenapa kalian lama sekali, hm? Cepat kalian duduk! Kita bahas lebih lanjut tentang pertunangan kalian," ujar Keyvan.

Tidak ada penolakan dari Keynan. Pria itu terlihat seperti boneka tali yang bergerak bukan karena kemauan nya sendiri. Dia duduk diam, membiarkan Agnes bergelayut dengan manja, dan hal itu berhasil membuat hati Axeline perlahan retak.

1
+62 88
berapa episot lagi buat dia ga waras? 😒
Nar Sih
jdi laki,,yg tegas keynan jgn grgr ancaman dri agnes kmu jdi lembek ,
Miya Gelliant Troufella
sama-sama kak author. semangat lanjutt
jaran goyang
𝙖𝙦 𝙨𝙠𝙞𝙥... 𝙠𝙧𝙣 𝙖𝙦 𝙜𝙠 𝙨𝙠... 𝙡𝙠𝙞 𝙡𝙤𝙣𝙜𝙤𝙧.... 𝙜𝙠 𝙠𝙚𝙟𝙖𝙢.... 𝙖𝙖 𝙮𝙜 𝙨𝙠
jaran goyang
𝙟𝙖𝙡𝙣𝙜 𝙗𝙚𝙧𝙖𝙠𝙨𝙞
jaran goyang
𝙢𝙖𝙣𝙜 𝙠𝙖𝙪 𝙥𝙚𝙣𝙜𝙚𝙘𝙪𝙩
jaran goyang
𝙖𝙦 𝙟𝙞𝙟𝙞𝙠 𝙡𝙞𝙖𝙩 𝙠𝙖𝙪... 𝙡𝙠𝙞 𝙡𝙚𝙢𝙤𝙩... 𝙜𝙠 𝙩𝙩𝙥 𝙨𝙢 𝙥𝙣𝙙𝙧𝙞𝙖𝙣
Fitri Yani
goblok lu Ken,cm karna vidio disebarkan kamu menyakiti hati perempuan blain, harusnya kamu cepetan jujur Ama orang tuamu biar si Agnes mati kutu misinya GX berhasil, ntar giliran axelin pergi jauh baru tahu rasa lo
jaran goyang
𝙖𝙦 𝙨𝙠𝙞𝙥
Miya Gelliant Troufella
👍👍
Nar Sih
emang kmu itu pengecut keynan ,harus nya kmu jujur pada org tua mu juga org tua alin bukan marah,,ngk jls🤣🤣
+62 88
tingkat gila 10%
Nindyaputri Pangestika
pengecut
+62 88
😒 hoser
axm
ah percuma keynan ama agnes aja takut gak gentle ah ,siap2 menyesal aja keynan kl masih pengecut/Facepalm/
Nar Sih
semakin ngk ngerti dgn sikap keynan semakin ngk jls
✯Fᴀᴋᴇ 𝐅✯ʰⁱᵃᵗᵘˢ: Dia itu, anu. Egois, Pengen enaknya sendiri /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
Bunda'nya Alfaro Dan Alfira
akhirnya xelin pergi eh ngak tau nya hamil ya kan..🤭🤭
Bunda'nya Alfaro Dan Alfira: hahaha...boleh juga tu
✯Fᴀᴋᴇ 𝐅✯ʰⁱᵃᵗᵘˢ: Kalau gagal, tinggal coba lagi/Facepalm/
total 4 replies
Bunda'nya Alfaro Dan Alfira
pengen gigit keynan boleh ngak sih gerget banget aku tuh....
✯Fᴀᴋᴇ 𝐅✯ʰⁱᵃᵗᵘˢ: Brakot aja, bunda/Determined/
Bunda'nya Alfaro Dan Alfira: iya kan kk biar kapok dia ihh gerget nya aku
total 3 replies
+62 88
beneran al pengen keynan gila.. ☺️
+62 88: kaya ga ada ahlak 😭
✯Fᴀᴋᴇ 𝐅✯ʰⁱᵃᵗᵘˢ: Gila, tapi kaya. Hmmm🤔🤔🤔
total 2 replies
Nar Sih
keseelllll🤣🤣dgn keynan yg nyebelin ...enk bnr mainin hti alin seperti pepatah udah manis sepah di buang ,dan lelaki yg seperti itu bagus nya di gantung saja /Sob/
✯Fᴀᴋᴇ 𝐅✯ʰⁱᵃᵗᵘˢ: Eman, dia kaya, lho/Facepalm/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!