zahra seorang wanita cantik yang sederhana menikah dengan alif. mereka menikah bukan dari hasil perjodohan namun mereka menikah karena mereka saling mencintai.
zahra pikir suami nya ialah suami yang setia, padahal ia menyembunyikan sesuatu dari nya.
bagaimana kelanjutan rumah tangga zahra dan alif, apakah zahra masih mau mempertahankan rumah tangganya demi anak nya atau lebih memilih pergi?
selamat membaca
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon isy_yuli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 25
"zahra akan panggil sisil ke sini" ucap zahra. zahra keluar dan mengambil sisil ke dalam gendongan zahra. ia bawa masuk sisil ke dalam icu.
"ayah.. hiks hiks" lirih sisil tangissannya sudah pecah melihat sang ayah yang terbaring.
"ayah. pacti ini cakit cekali ya. cini bial cicil tiup agal cepet cembuh " lirih sisil sambil meniup luka yang berada di tubuh sang ayah. alif tersenyum tipis melihat kelakuan sang anak.
Zahra sendiri sudah tidak kuat melihat pemandangan tersebut. ia menoleh kesamping.
"sisil anak ayah. maafin ayah yah? sisil janji harus nurut sama mama" lirih alif dengan nafas yang tersenggal senggal
"hiks cicil janji ayah. akan celalu nulut cama mama. cicil gak akan nakal ayah hiks" lirih sisil sambil mengelus wajah sang ayah
"zahra.. mas sudah gak kuat. mas sangat sayang sama kamu. i love you sayang" lirih alif dengan suara yang sangat lemas
"zahra juga sayang mas. i love you tou mas" bisik zahra lalu mencium kening sang suami. sekuat tenaga zahra menahan air matanya tapi dasarnya air mata itu turun dengan deras.
"mas.. say.--" sebelum ucapan selesai alif bibir sudah tertutup.
Zahra memejamkan matanya. tangisannya sudah tidak bisa ditahan
"mas alif bangun.... mas... bangun... " teriak zahra menggoncang tubuh suaminya. sisil yang melihat sang ayah menutup mata nya juga histeris. dokter memasuki ruangan diikuti yang lain.
dokter memeriksa alif. dokter menatap zahra sambil menggelengkan kepalanya
"gak.. mas alif bangun.. zahra mohon bangun mas" gumam zahra
"ayah... ayah kenapa tidur, ayah bangun. cicil kan cudah janji bahwa cicil gak akan nakal lagi. hiks hiks"
pak eko memeluk sang cucu. sedangkan bu wati memeluk sang anak. keluarga alif baru datang dan mendengar kabar bahwa anak nya sudah tidak bisa di selamatkan juga sangat histeris apalagi bu marni.
Mereka memutuskan akan memakamkan alif di kota atas kemauan bu marni. zahra hanya bisa mengikuti. selama proses pemakaman zahra hanya diam dengan tatapan kosong. para tetangga banyak yang datang untuk melayat
"kamu menepati janji mu mas waktu pertama kita menikah, bahwa hanya aku ratu di sisi mu. tapi bukan dengan cara perpisahan seperti ini, aku memang ingin berpisah mas tapi bukan perpisahan yang memisahkan antara dunia. " batin zahra.
setelah proses pemakaman zahra dan keluarga nya menuju ke rumah kontrakan yang ia tinggali bersama alif. zahra juga akan mengadakan tahlilan di rumah kontrakan.
"bu ini uang buat acara tahlilan.zahra minta tolong ibu yang siapin ya selama 7 hari , kalau uang nya kurang kasik tau zahra " ucap zahra memberikan uang
"iya nduk biar ibu yang urus. sekarang kamu istirahat. kasian sisil tidur sendirian di kamar " ucap bu wati. diangguki oleh zahra. lalu zahra melangkah menuju kamar nya.
di sana terlihat anak nya tertidur pulas karena lelah habis nangis. ia usap kelapa anaknya dengan sayang.
Zahra memandangi kamarnya. kamar yang menjadi bukti tentang dia dan alif. air mata yang sudah tidak turun sekarang turun dengan deras, zahra sambil memukul dadanya.
.
tidak terasa alif sudah meninggalkan zahra dan anak nya selama 7 hari.
"nduk rencananya kamu gimana? bapak dan ibu besok akan pulang kampung, ladang di sana gak bisa ditinggalin terlalu lama juga" tanya pak eko. zahra melihat ke arah orang tuanya.
Zahra sudah memikirkan matang matang.
"zahra akan ikut bapak ibu ke kampung. rencananya zahra ingin buka warung. menurut bapak gimana? " tanya zahra, pak eko tersenyum menganggukkan kepalanya
"ide bagus itu nduk. biar ibu juga bisa bantu jaga sisil" ucap bu wati
"modalnya kamu punya? buka warung itu butuh modal yang tidak sedikit nduk, bapak dan ibu punya simpanan kamu pakai buat tambahan buka warung nya" kata pak eko
zahra menggelengkan kepalanya. tanda ia tidak setuju.
"gak usah pak, zahra punya tabungan. huff sebenarnya zahra menulis novel di salah satu aplikasi platform pak. dan alhamdulillah zahra mendapatkan gaji dari menulis novel. zahra sudah menabung lama, insya allah akan cukup jika zahra buka warung." ucap zahra
"masya allah nak. alhamdulillah kalau gitu. yaudah kita berkemas kalau gitu"
"zahra sudah berkemas bu. sekarang zahra ingin ngajak sisil ke makam mas alif "kata zahra diangguki oleh bu wati dan pak eko.
.
zahra membawa sisil ke makam ayah nya. ia juga membawa bunga dan air. zahra dan sisil berjongkok di depan makam alif.
"mas. aku di sini ingin pamit sama kamu. aku memutuskan akan membawa sisil ke kampung di sana aku akan membuka warung. aku janji akan ke sini untuk mengunjungi mu mas. " ucap zahra menahan air mata nya agar tidak menetes.
"ayah. ayah di cana baik baik ya, cicil akan ikut mama ke kampung kakek dan nenek. cicil akan nepatin janji cicil cama ayah akan selalu nulut mama" ucap sisil di selak isak tangis.
Setelah berpamitan mereka menuju ke rumah mertua zahra. ia juga harus berpamitan kepada mereka.
"assalamu'alaikum" ucap salam mereka. kebetulan pintu rumah terbuka di ruang tamu ada pak yusuf sedang suduk bersama bu marni. zahra menyalami mertuanya diikuti oleh zahra
"ngapain kamu kesini? " ketus bu marni
"bu " terus pak yusuf. bu marni langsung diam tapi masih melirik sinis zahra.
"sini sil sama kakek yusuf " kata pak yusuf. sisil menghampiri sang kakek. ia duduk di sebelahnya.
"pak bu kedatangan kami. ingin pamit karena zahra sudah memutuskan bahwa zahra akan pulang ke kampung " ucap zahra
"kamu sudah yakin zahra.? " tanya pak yusuf
"sudah kalau mau pulang. yasudah sana, palingan ikut orang tuanya ke ladang " cibir bu marni. zahra hanya bisa tersenyum ia tidak mau menanggapi takut nya akan panjang.
"zahra ingin buka warung kecil kecillan di sana bu pak." kata zahra. sisil sendiri asik dengan jajan yang diberikan oleh kakek yusuf
"baiklah nak. jika kamu sudah memutuskan nya. bapak dan yang lainnya meminta maaf sama kamu. bapak sudah sadar jika alif hanya mencintai kamu. " lirih pak yusuf. pak yusuf meyenggol lengan bu marni tapi bu marni tidak menanggapi karena ia sangat gengsi
"iya pak. zahra sudah memaafkan. mas alif juga sudah tenang di sana. kalau begitu zahra dan sisil pamit pak bu " kata zahra
"kek nek. cicil pamit ya. nanti cicil akan ke cini lagi kalau ke lumah nya ayah" ucap polos sisil. bu marni berkaca kaca mendengar ucapan cucu nya. pak yusuf mengelus rambut sang cucu dengan sayang.
.
di pemakaman ada seorang wanita yang berdiri di depan makan seseorang. ia meneteskan air matanya.
"cinta mu memang dalam mas kepada zahra. maaf aku sudah masuk kedalam rumah tanggamu, sekarang aku menerima akibat dari semua yang aku perbuat. " gumam sesorang yang tak lain Ratih.
Selepas pergi dari dari rumah bu marni. Ratih luntang lantung, ia tidak berani untuk pulang. akhirnya ia hanya bisa mencari rongsokan dan menerima cucian dari tetangga.