Takdir seakan mempermaikan kehidupan Syakira Anastasia. Kehidupannya yang bergelimang harta, terlahir dari keluarga mapan, gak pernah sekali pun membuatnya menangis karena derita.
Namun takdir membawanya pada seorang pria beruban, dengan fisik bak pria matang.
Membawanya pada hubungan yang gak pernah ia bayangkan. Mampu kah Syakira menjalani perannya sebagai seorang istri di usia labilnya? Atau berakhir menderita seperti yang di inginkan Jims Prayoga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mahlina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4 Pantas kah kamu ...
Bukan lagi Bayu yang menjawab pertanyaan Sasmita. Melihat ada api cemburu di mata Sasmita. Membuat Jims semakin getol menyiram api kecurigaan dengan pernyataan yang kembali ke luar dari bibirnya.
“Kenapa Bayu? Kamu gak menceritakan pada istri mu tentang Reina? Sepenting apa Reina di mata keluarga ku dan di mata mu dulu?” cicit Jims dengan satu alis terangkat.
Mendengar pertanyaan Jims, membuat Bayu semakin sesak di buatnya, “Uhuk uhuk uhuk!”
Bayu menutup mulutnya dengan tangan kiri, sementara tangan kanannya sibuk mengurut dadanya, berharap apa yang ia lakukan dapat membuat makanan yang ia telan dapat segera tercerna dengan baik.
Bayu melirik Jims dan Sasmita bergantian, dengan pertanyaan yang berseliweran di kepalanya.
‘Kenapa Jims harus mengungkit soal Reina di sini? Di depan Sasmita? Apa ada maksud lain dari kepulangan Jims kali ini? Setelah sekian lama tinggal di Jepang?’ batin Bayu.
“Pah!” seru Sasmita dengan penuh penekanan.
‘Ada apa dengan papa? Kenapa papa langsung berubah panik saat Jims mengungkit soal Reina? Siapa sebenarnya Reina ini?’ lidah Sasmita seakan kelu, membuat pertanyaan pertanyaan itu hanya mampu terucap dalam benaknya.
“Uhuk uhuk uhuk!” Bayu kembali terbatuk batuk dengan wajah memerah. Dadanya terasa teramat sesak, dengan sisa makanan yang tersangkut di tenggorokannya.
Sasmita yang dasarnya wanita pencemburu, gak bisa lagi menahan kecurigaannya. Wanita dengan 1 anak itu kembali mendesak Bayu dengan berbagai pertanyaan.
Brak.
Sasmita menggebrak meja cukup keras dengan ke dua tangannya. Hal itu menarik perhatian dari Syakira dan teman temannya yang berada di gazebo. Terlebih ada beberapa para pelayan yang standby di sana.
Sasmita menatap galak Bayu, dengan nada gak santai, “Pah! Reina siapa? Ada hubungan apa, kamu dengan Reina? Jawab pah! Jangan diam aja!”
Jims menyodorkan minuman nya pada Bayu, “Lebih baik, kau minum dulu, Bayu!”
‘Ayo minum Bayu! Habiskan sisa minuman ku ini! Lihat lah diri mu yang butuh belas kasihan ku! Seharusnya kamu sadar, kamu bukan siapa siapa jika tanpa pengorbanan Reina! Adik sepupu ku, harus menanggung malu karena perbuatan mu yang pengecut Bayu!’ batin Jims dengan perasaan puas melihat Bayu yang tersiksa.
Bayu menatap ragu minuman yang di sodorkan Jims, ‘Aku memang sangat butuh minum!’
Tangan kanan Bayu terangkat, hendak menyambar gelas yang di sodorkan Jims.
Sasmita menahan tangan Bayu, menghentikan Bayu untuk mengambil alih gelas yang di sodorkan Jims.
Grap.
“Gak perlu! Kamu pikir suami ku siapa! Menerima bekas orang lain, sekali pun itu sahabat kecilnya sendiri! Aku gak akan membiarkannya minuman dari sisa minuman mu!” seru Sasmita dengan tatapan nyalangnya pada Jims.
“Ohhh sorry!” Jims menarik tangan nya kembali, meletakkan gelas minumannya di atas meja.
“Minum ini, pah!” Sasmita membantu Bayu minum dengan tangannya.
Bayu di sela sela minumnya, ‘Syukur lah, mama masih punya hati untuk membantu minum! Ini semua gara gara Jims sialaaan! Menyesal aku mengundangnya makan malam!’
Jims memutar bibir gelas dengan ujung jari telunjuknya, dengan tatapan gak lepas dari Bayu dan Sasmita.
“Aku pikir kamu masih Bayu yang aku kenal dulu! Ternyata kepergian ku sudah membuat mu semakin lupa akan pengorbanan adik sepupu ku itu ya, Bayu!” ujar Jims dengan nada sinis.
Sasmita meletakkan gelas yang sudah tandas isinya itu ke atas meja. Wanita yang gak lagi muda itu terus menatap Jims penuh selidik.
“Pengorbanan apa maksud kamu, Jims?” tanya Sasmita.
Bayu menggelengkan kepalanya pada Jims, dengan tatapan memohon. Tapi penyataan yang terlontar dari bibirnya, ia peruntukan untuk Sasmita.
“Jangan dengarkan Jims, mah! Biar papa yang nanti akan jelaskan pada mama!” seru Bayu, ke dua tangan nya menggenggam erat jemari Sasmita yang begitu dingin sedingin es.
Jims menghembuskan nafasnya. Berkata seolah dirinya gak melakukan kesalahan, atas kekacauan yang ia timbulkan untuk hubungan Bayu dan Sasmita. Dengan tutur katanya yang kelewat santai.
“Kenapa dengan mu, Bayu? Apa kamu gak pernah mengatakan sedekat apa hubungan mu dengan Reina dulu?” Jims menyudahi makan malamnya, mengelap bibirnya yang bahkan bersih dari sisa makanan yang ia makan sebelumnya.
“Cukup Jims, kamu gak tau apa apa! Sejak kamu memutuskan melanjutkan Sekolah Menengah Pertama mu di Jepang. Aku yang membantu keluarga mu menjaga Reina di sini! Aku yang lebih tau bagaimana Reina saat itu, Jims!” Bayu ngegas, ia gak ingin Jims terus menyudutkannya di depan Sasmita.
Jims menumpuk ke dua tangannya di atas meja, dengan punggung tegak, dengan tatapan elangnya yang siap memberikan hukuman pada siapa saja yang pernah mengecewakannya.
“Aku memang gak ada di sini pada saat itu, Bayu! Tapi jangan lupakan aku yang tau segala hal yang berhubungan dengan mu dan Reina.” terang Jims, yang mampu membuat Bayu menelan salivanya dengan sulit.
“Apa saja yang kamu ketahui, Jims?” tanya Bayu dengan tatapan menantang.
Satu alis Jims terangkat ke atas, dengan tatapan remeh yang ia layangkan pada Bayu.
“Kamu pikir, aku gak tau ... sedekat apa hubungan mu dengan Reina?” dengan sengaja Jims menggantungkan kata katanya.
“Kami dekat, Reina sudah seperti adik buat ku!” dusta Bayu yang sangat ketara di matanya, ia bahkan gak berani menatap Sasmita.
Jims membuang pandangannya dari Bayu, beralih menatap lekat Sasmita. Seolah mencari jawaban dari tatapan wanita itu.
“Benarkah? Lalu bagaimana dengan hubungan mu bersama wanita lain? Kamu menjalin hubungan dengan wanita lain, di saat kamu sudah tidur dengan adik sepupu ku!” cicit Jims, menelisik sejauh apa keterbukaan Bayu pada sang istri.
Sasmita meradang, dengan tatapan penuh kemarahan, dengan tegas ia menyangkal apa yang di katakan Jims, “Apa kata mu? Suami ku gak mungkin tega merusak masa depan wanita lain, Jims!”
“Aku tidak meminta mu untuk mempercayai perkataan ku, Nyonya Sasmita! Sebaliknya, pantas kah kamu memberikan kepercayaan sedalam itu untuk suami mu!” seru Jims dengan tatapan sinis pada Bayu.
Bayu semakin menggenggam erat tangan Sasmita, dengan tatapan memohon, “Ma, mama percaya sama papa! Bukan papa yang menghamili Reina.”
“Bukan kamu bilang? Reina bukan orang seperti mu yang dekat dengan wanita mana pun, sedangkan Reina. Kamu, satu satunya pria yang dekat dengan Reina, Bayu!” geram Jims, dengan rahang mengeras.
Bayu kembali menyangkal dengan wajah panik yang ketara di wajahnya, “A- aku bisa jelaskan pada mu, Jims! I- itu gak seperti yang kamu ketahui! Beri aku kesempatan untuk menjelaskannya pada mu, Jims! Bu- bukan aku pelakunya! Reina…”
“Mama, papa!” seru Syakira, yang entah sejak kapan sudah berdiri gak jauh dari ke 3 orang dewasa itu.
Bersambung…