Maira dan harun adalah sepasang suami istri yg tak kunjung memiliki keturunan ,konflik mulai terjadi setelah kehadiran orang ketiga,ahirnya maira dan harun berpisah
lima tahun kemudian mereka bertemu kembali dengan kebetulan yg tak tertuga.
Akan kah mereka bersatu kembali,atau tetap memilih jalan mereka masing2?? yuk,,ikuti perjalanan dan lika -liku kisah maira dan harun dalam mencari kebahagian mereka...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon minie MIRROR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 22 allah saja maha pemaaf,bukan kah kita akan jadi manusia yg sombong
pagi ini maira sudah tampak segar,di tambah kehadiran ke dua orang tuanya. Ibu sedang memasak di dapur,memasak makanan kesukaan maira.
Maira sangat lahap saat mereka bertiga menyantap sarapan,memang masakan ibu tiada dua nya.
tangan mereka seolah mampu menyihir lidah anak2 mereka,walaupun dg bumbu seadanya- masakan akan lebih nikmat,terasa paling nikmat di dunia.
Maira mengatakan ingin berangkat ke toko pagi ini,tapi bapak dan ibuk melarang,lebih baik istirahat saja dulu barang sehari lagi,agar kondisi lebih fit.
Maira menuruti kemauan ke dua orang tuanya,lagi pula ia juga ingin melepas rindu pada mereka.
*
*
" assalamualaikum mai.." pesan dari harun
" gimana hari ini? Apa sudah lebih baik?" pesan kembali masuk dari harun- maira sedang di ruang tengah bersama kedua orang tuanya
"waalaikumsalam.." maira membalas pesan harun
"alhamdulillah..hari ini sudah lebih baik-mungkin juga karena masakan ibu,jadi aku makan sangat lahap hari ini," balas maira. ibu sedang terkantuk2 melihat tayangan televisi,bapak sedang asyik membaca dan minum teh manis favoritnya
"bapak sama ibuk sudah di sana ya?" harun kirim pesan lagi
"iya ,mereka datang setelah mas pulang malam itu." balas maira,maira tersenyum sambil membalas pesan harun.
"mas lagi istirahat ya?"
"iya ..ini lagi makan siang,kamu udah makan mai,? jaga kondisi mu - jangan telat makan ya..?" maira merona karna perhatian kecil harun
"ya udah..selamat makan mas." kemudian maira meletakan hapenya.
baru beberapa saat di letakan ,nada pesan kembali masuk.
"mai.." harun
"iya.." balas maira
"bolah enggak..?"
" apa mas..?"
"nanti pulang kerja aku kerumah..?" maira bepikir
"ada bapak sama ibuk.." maira membalas pesan harun
"terus..?" maira mengernyitkan keningnya
"maksudnya,? apa mas gak apa2?"
"kenapa?"
"apa mas gak takut di usir lagi seperti dulu ?" maira menggigit kuku2 nya.
"kenapa takut,? sekarang aku gak takut,dulu juga aku gak takut. aku pergi karena dulu menghargai permintaan bapak ,bukan karna takut mai.."
"permintaan?"
"ya..dulu bapak memintaku untuk memberi mu waktu menata hati,beliau tidak ingin putrinya terus merasa sakit hati.." pesan terkirim,tapi masih ada tulisan mengetik di layar hape maira,jadi dia dg sabar menunggu pesan apa yg tengah di kirim harun.
" mas mau tanya sama kamu mai,"
"tanya apa mas..?"
"apa mas boleh sering menemui mu sekarang..?"
"kenapa harus melarang,kita bukan musuh kan?" maira meletakan ponsel nya gugup
"baiklah..mas akan berkunjung nanti malam." kemudian mereka berhenti berkirim pesàn
"apa aku terkesan ngarep banget gak sih..?" maira bertanya2 dalam hatinya,ia tak berani bersuara karna ada bapak di samping nya,ia terus saja memainkan jarinya sambil sesekali menggigitinya.
"ada apa nak,? Sepertinya dari tadi kamu terlihat gelisah?"
bapak bertanya,karna dari sejak pegang hape raut muka maira berubah2.tadi senyum2 sekarang seperti orang yg merasa sangat cemas atau gelisah.
" em..begini pak." ahirnya maira membuka suaranya
"aku sudah bertemu kembali dg mas harun.." maira meremas2 jari2 tanganya. menunggu dg cemas bagaimana reaksi bapak -ibu masih saja mengantuk di ujung sofa. bapak diam saja memperhatikan maira,
"mas harun mau datang nanti malam," bapak masih diam saja,maira jadi menundukan kepala karna bapak tak kunjung memberi tanggapannya.
Tak ada raut kaget saat maira medongakan kepalnya untuk melihat wajah bapak.
"Em..menurut bapak gimana ?" maira meminta pendapat bapak
"kamu sudah cukup dewasa untuk menanggapi sesuatu mai,kenapa tanya bapak..?" bapak bertanya kembali
"hanya meminta pendapat pada orang tua,bukan kah itu lebih baik pak?"
"jalani yg menurut mu baik..bapak yakin kamu jauh lebih mengerti tentang dirimu,kami hanya bisa mendo' akan." bapak menepuk pundak maira
"bapak sudah memaafkan mas harun ?" maira bertanya dg ragu pada bapak
" memiliki sifat dendam itu tidak baik mai..lagi pula itu hanya kesalah pahaman .
allah saja maha pemaaf,kenapa kita sebagai mahluk nya tidak mau memaafkan-bukan kah kita akan menjadi manusia yg sombong." maira mengangguk dan paham dg maksud bapak
"biar kan takdir yg bekerja mai,kita manusia hanya mampu berusaha, dan ber do'a," ucap bapak
"kalau di masa depan kamu dan harun bersatu lagi, mungkin jodoh dan cinta kalian masih di tangan allah tetap tersimpan dg baik. jika pada ahirnya kalian jalan masing2 seperti sekarang-jangan merasa kecewa,karna itu yg terbaik menurut tuhan. terima dan bersabar," kalimat bapak sontak membuat mata maira memanas,betapa bijaksana nya bapak.
Beliau bahkan tidak menyimpan sedikit pun nada benci pada seseorang yg telah membuat hati putrinya hancur berkeping2
"terima kasih pak," maira menyeka ujung matanya
"selalu ingat..dibalik kejadian pasti selalu ada pelajaran,jangan pernah merasa sesuatu yg buruk adalah nasib sial.
tuhan sedang menempa kita supaya menjadi manusia yg lebih banyak bersukur dan menjadi manusia yg lebih baik." bapak mengelus kepala maira sayang.
Maira sangat bersukur memiliki bapak dan ibu yg sangat baik di matanya,walaupun hidup nya dalam kesederhanaan.
Bapak dan ibunya selalu mengajarinya untuk selalu bersukur, berd' oa dan berusaha..
*
*
Pukul 7malam,maira dan keluarga akan menyantap makan malam mereka,tiba2 terdengar bel pintu berbunyi.maira segera bangkit dan ijin pada orang tuanya- ia sudah tau siapa yg akan datang.
Ia berjalan dg tergesa,tak mau orang yg di luar pintu menunggu dg lama
pintu di buka,maira membulat kan matanya "selamat malam mai.." maira tersentak kaget,ia tidak menyangka dg kedatangan tamunya
"eh..mas dimas." maira sedikit canggung,ia pikir itu harun.karena pesan yg harun kirim mengatakan ia akan segera sampai.
"aku sengaja kesini ,karna melihat toko mu tutup beberapa hari ini. kata petugas keamanan ruko,kamu sakit makanya toko tutup terus." dimas mengutarakan kebingungan di wajah maira,dimas adalah pemilik bengkel otomotif yg berada di sebelah toko maira.
mbak irma sering menjodoh2 kanya,ia adalah seorang duda beranak satu.istrinya pergi dg laki2 lain.
bagitu menurut cerita yg mbak irma dapat dari pegawai2 nya,mbak irma memang gencar cari informasi.
Menurut mbak irma dimas laki2 yg cukup baik.istrinya meninggalkanya dan satu anaknya karena pergi dg laki2 yg lebih kaya dari dimas.
Baru akan mempersilahkan dimas masuk,suara mobil berhenti di depan pekarang rumah ,sontak membuat maira dan dimas menoleh.
Itu mobil harun,harun mengernyit kan keningnya memandang dg tajam seseorang yg sedang berbincang di teras rumah maira.
harun segera keluar dari mobil memasang wajah manis nya ,dan menoleh pada tamu maira dg muka masam.
"assalamualaikum mai.." maira jadi bingung sendiri
"Wa waalaikum salam mas"
"siapa mai..?" keduanya bertanya secara bersamaan,maira jadi kikuk sendiri
" kanal kan ini mas dimas,pemilik bengkel sebelah..dan ini mas harun,pemilik gedung sebrang.." ke duanya saling berjabat tangan
"dan saya mantan suaminya.." harun mengeratkan jabatan tangan nya,mereka bertatapan tajam
"dan saya calon pacar maira.." dimas tak kalah tajam menatap harun,keduanya saling meng intimidasi
"hehehe..baik lah silakan masuk semuanya." maira nyengir canggung
Ibu keluar setelah merasa maira cukup lama membuka pintu
"eh ..ada tamu toh nak?" ibu terkaget2 mereka menyalami ibuk ta'jim,ibu meminta mereka makan bersama.mereka besalaman dg bapak yg berada di ruang makan,mereka akhir nya makan malam bersama.