NovelToon NovelToon
Ketika Istriku Berbeda

Ketika Istriku Berbeda

Status: tamat
Genre:Cintapertama / Berbaikan / Cinta pada Pandangan Pertama / Tamat
Popularitas:1.6M
Nilai: 4.9
Nama Author: Muhammad Yunus

"Mas kamu sudah pulang?" tanya itu sudah menjadi hal wajib ketika lelaki itu pulang dari mengajar.

Senyum wanita itu tak tersambut. Lelaki yang disambutnya dengan senyum manis justru pergi melewatinya begitu saja.

"Mas, tadi..."

Ucapan wanita itu terhenti mendapati tatapan mata tajam suaminya.

"Demi Allah aku lelah dengan semua ini. Bisakah barang sejenak kamu dan Ilyas pulang kerumah Abah."

Dinar tertegun mendengar ucapan suaminya.

Bukankah selama ini pernikahan mereka baik-baik saja?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muhammad Yunus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perasaan yang semestinya.

Dikediaman Kiai Ahmad Sulaiman. Suami istri tengah berembuk.

"Ada apa to, Bah? Kelihatane kok sumringah." ( kelihatan bahagia) Umi Zalianty mengomentari suaminya yang terlihat bahagia setelah selesai menerima telepon.

"Itu lo Mi, karib nya Abah yang di Jakarta, putrinya sudah kembali ke tanah air, makanya itu ngadain syukuran, kalau ada kesempatan kita diminta untuk hadir."

"Putrinya Ustadz Salim yang dapat beasiswa ke Mesir? Siapa Bah namanya? Ning Risma opo Rusma?" tanya Umi Zalianty.

"Riris, Mi, orang dulu Abahe nek nyeluk ngunu." ( Dulu begitu abahnya memanggil.)

"Itu kan julukan cilik, to Bah." ( itu panggilanasa kecil). Protes Umi Zalianty yang membuat Kiai Ahmad Sulaiman terkekeh.

Tawa Abah Dinar berhenti, beliau duduk di ruang tamu, diikuti oleh istrinya.

"Salim minta kita datang, kalau bisa bawa Hassan." tutur Kiai Ahmad Sulaiman.

Umi Zalianty terdiam. Sedikit berat ketika membahas mengenai putranya yang lain. Bukan karena tidak adanya darah yang sama. Tapi Umi Zalianty tidak ingin Hassan terbebani dengan hubungan keluarga mereka.

"Menurut Umi, piye ( Bagaimana ) kalau Salim ingin mengenalkan putrinya untuk Hassan?" pertanyaan suaminya semakin membuat Umi Zalianty terdiam, sungguh beliau sedang sangat khawatir.

"Umi?" panggil Kiai Ahmad Sulaiman ketika istrinya hanya diam saja.

"Bah, apa tidak sebaiknya kita tidak perlu ikut campur mengenai urusan asmara Hassan. Umi khawatir Hassan tidak suka kita terlalu mengatur kehidupannya."

Kali ini giliran Kiai Ahmad Sulaiman yang terdiam. Jujur, sebagai Ayah angkat dia ingin melihat anak-anaknya bahagia, setidaknya Kiai Ahmad Sulaiman tidak terlalu khawatir jika nantinya Hassan sudah menikah.

Sebagai orang tua yang tahu perasaan sang anak yang tumbuh pada orang yang tak tepat, sungguh beliau merasa sangat khawatir jika nanti Hassan pada akhirnya tidak tertarik pada perempuan di luar sana. Mungkin dengan sebuah perjodohan bisa sedikit membuat Hassan melupakan perasaannya pada Dinar, dan mulai memupuk rasa pada pasangan yang halal untuknya, nanti.

"Abah kepingin anak-anak Abah bahagia, Mi. Mosok nggak boleh?"

"Boleh, Bah. Abah silahkan pilih akhwat nya. Nanti Hassan atur waktunya."

Bukan Umi Zalianty yang menjawab, melainkan Hassan sendiri.

Rupanya, Hassan mendengar obrolan Kiai Ahmad Sulaiman dan Umi Zalianty. Hassan merasa bersalah jika terus saja membangkang pada orang tua angkatnya. Soal pondok Kiai Ahmad Sulaiman sudah tak memaksakan kehendaknya, rasanya akan sangat tidak sopan jika diapun menolak kebaikan lain yang disiapkan oleh beliau.

Hassan percaya, tidak akan ada orang tua yang menjerumuskan anak nya sendiri, selain pada kebaikan.

Senyum Kiai Ahmad Sulaiman tercipta. Alhamdulillah Hassan tidak keberatan dengan keinginannya.

"Kamu setuju ikut ke Jakarta?"

Hassan tersenyum simpul.

"Tidak baik menolak undangan, Bah. Nanti Hassan siapkan biodata untuk di niatkan ta'aruf, InsyaAllah."

Tidak hanya Kiai Ahmad Sulaiman, Hassan sendiri khawatir dengan perasaannya. Saat Dinar terlihat ada masalah dengan suaminya, Hassan menahan diri agar tak membawa lari wanita itu.

Mungkin dengan adanya perkenalan ini, Hassan bisa sedikit membuat hatinya sibuk dengan pikiran yang lain.

********

Di rumah Irham dan Dinar.

Irham tidak melepaskan pelukannya pada Istrinya. Laki-laki itu menuntun istrinya untuk duduk. Dia adalah perempuan yang sama yang selama empat tahun selalu memberikan senyum hangat dan manis padanya. Empat tahun penuh cinta dan ketulusan, yang dia balas dengan satu tahun penderitaan dan cacian. Kini, hanya tersisa sesal dan rasa bersalah.

Bahkan jika ribuan kali meminta maaf, Irham merasa tidak akan pernah cukup untuk menebus kesalahan pada istrinya. Mereka duduk bersebelahan, Irham meraih tangan yang selama empat tahun selalu memeluknya.

Irham menatap dengan sendu, hatinya tersayat-sayat hingga air mata mengalir sebab mengingat dosa yang diperbuat pada putri semata wayang Kiai Ahmad Sulaiman.

"Kita ke Madiun besok saja ya, Dek?" dengan suara yang sedikit serak Irham bersuara.

Dinar tercengang dengan permintaan itu. Dia menatap lekat, memindai wajah suaminya yang mulai terangkat setelah mengucapkan permintaan tadi. Laki-laki itu tersenyum padanya. Bola matanya berkilat seperti menahan tangis.

"Kenapa besok? Mas tidak enak badan?" ada binar khawatir di sana, Irham bisa melihat dengan jelas.

Bagaimana Irham bisa jelaskan, jika yang ingin dia inginkan saat ini adalah memeluk tubuh istrinya sepuasnya.

Dinar akhirnya menemui Pak Wildan, yang sudah menunggu mereka di teras rumah. Memberi tahu jika mereka tidak jadi ke Madiun hari ini, karena suaminya tiba-tiba tidak enak badan.

Pak Wildan tidak mempermasalahkan itu, setelah mengucapkan doa untuk kesembuhan Irham, sopir keluarga Kiai Ahmad Sulaiman langsung bertolak kembali ke rumah keluarga Dinar.

"Ya, Ning. Tidak apa-apa, semoga Gus Irham lekas sembuh. Kalau begitu Bapak balik saja ngih!"

Sepeninggalan Pak Wildan, Dinar langsung masuk ke dalam rumahnya lagi.

Kakinya melangkah menuju kamar putranya. Begitu membuka pintu. Tanpa sadar senyum wanita itu merekah saat melihat Irham yang membacakan buku cerita untuk Ilyas. Anak tiga tahun itu tampak khusyuk mendengarkan cerita sang Ayah dengan tangan kecilnya yang menepuk pantatnya sendiri.

Dinar tidak ingin bergabung. Memilih pergi dari sana dan membiarkan Ayah dan anak menikmati waktu. Selama ini Irham jarang memiliki waktu untuk Ilyas, baru setelah laki-laki itu tahu fakta tentang anak semata wayangnya, Irham mulai berubah.

Dinar akui, ia sangat bahagia hidup dengan bersuamikan Irham. Hanya setelah Irham mengatakan capek dan menyesal menikah dengannya perasaan Dinar mulai berbeda.

Dinar mulai menahan dirinya agar tak terlalu manja pada Irham, banyak yang ia pelajari, termasuk mengganti tabung gas elpiji sendiri. Awalnya sulit, tapi lama-lama bisa. Dinar tidak ingin menjadi beban bagi suaminya, meskipun nantinya mereka tetap berpisah, setidaknya Dinar sudah berusaha supaya Irham tidak terlalu capek menjadi suaminya.

Saat waktu beranjak malam.

Irham menemukan Dinar yang sibuk menyusun makanan di meja makan, ia baru keluar dari kamar Ilyas setelah putranya itu tertidur.

Kebetulan di luar sedang hujan deras. Irham mendekat ingin membantu pekerjaan Dinar tapi Dinar melarang.

"Gak usah, mas. Sudah selesai kok."

Meski berucap sudah selesai, nyatanya tangan Dinar masih begitu sibuk, hingga Irham menarik tangan itu.

"Aku lapar banget, sayang " ucap laki-laki itu.

"Iya makanya, mas. Lepasin. Biar aku ambilkan nasi dan lauknya." balas Dinar cepat. Tapi tangannya tetap tak dilepaskan oleh Irham.

"Mau sajian pembuka dulu, boleh nggak sih?" tanya Irham kemudian, yang kini sudah memeluk Dinar dari belakang.

"Mas mau apa? Kayaknya di kulkas masih ada es krim." tanya balik Dinar ketika suaminya mau appetizer.

Dinar mengerjap berkali-kali ketika tubuhnya malah di angkat untuk di dudukan di atas meja makan yang belum selesai ia susun. Selama empat detik saling diam dan hanya saling tatap. Irham menangkup wajah Dinar, ia sudah tak tahan. Dia menunduk dan memagut bibir istrinya dengan lembut.

Dinar tergagap karena itu. Ini baru pertama kalinya Irham begitu berbeda, dibilang salah makan, tapi pria itu malah belum menyentuh makanan yang ia sediakan.

Irham baru melepaskan ciumannya ketika Dinar hampir kehabisan nafas dan tersengal.

"Aku mau kamu." Bisik Irham sebelum kembali membungkam bibir istrinya dengan sebuah ciuman, kali ini lebih menuntut. Hingga Dinar hampir terlena.

"Mas," Irham mengerjap ketika Dinar mendorong dadanya. Di tatapnya Dinar yang tampak tidak nyaman.

"Kenapa?" sungguh Irham sudah tidak bisa menahan keinginannya.

Dinar beringsut dan melingkarkan lengan sendiri pada perut laki-laki di hadapannya. Dia menyandarkan kepala pada dada Irham yang selama empat tahun menjadi sandaran kokohnya, laki-laki yang dengan mudah mencuri hati dan begitu Dinar cintai. Meski hubungan mereka sempat memburuk, tapi Dinar bersyukur. Selama ini Irham tidak pernah menyakitinya secara fisik.

Andai Irham tidak pernah mengatakan bahwa dia menyesal menikahi Dinar, Dinar akan mengira bahwa laki-laki ini memiliki cinta yang sama dengan apa yang dirasakan.

"Mas.." Dinar kembali memanggil.

"Iya, sayang." Irham menjawab dengan suara parau.

"Tidak bisakah kita melakukannya di kamar saja?"

Perempuan itu mendongak saat tidak mendapatkan jawaban.

Dinar mengusap lembut pipi suaminya yang tiba-tiba ikut menunduk.

Dinar menunggu jawaban.

Irham tersenyum tipis, sebelum mendekatkan wajah dan mengecup sudut bibir istrinya. Dinar tidak tahu itu jawaban iya atau tidak. Dinar membalas kecupan suaminya dengan ciuman yang lebih dalam. Irham merengkuh tubuh istrinya di angkat menuju kamar, Dinar mengaitkan kedua kakinya ke pinggang Irham. Irham tak mau berhenti lagi, mencurahkan perasaan cintanya pada perempuan yang telah empat tahun hidup dan mendampinginya.

1
Cinta Salsabila
saya suka ceritanya 👍👍👍👍
nietta harry
sholat berjamaah berdua?? bukankah Dinar dlm masa nifas setelah melahirkan...???
Lilan
pernah ada d posisi Dinar.. kuat Dinar kami bisaa
Lilan
sampai bab ini nyesek banget, ngebayangin ada diposisi Dinar mungkin aku gak sanggup.🙏🙏
Hera
wuuiih sad ending Dinarnya 😢😭
Hera
👍🏻👍🏻👍🏻
Tri Utari Agustina
Ceritanya bagus banget Thor semoga bermanfaat novel bagi pembaca
Sandisalbiah
𝚋𝚎𝚗𝚎𝚛𝚊𝚗 𝚜𝚊𝚍 𝚎𝚗𝚍𝚒𝚗𝚐...
Sandisalbiah
𝚍𝚞𝚕𝚞 𝙳𝚒𝚗𝚊𝚛 𝚢𝚐 𝚊𝚖𝚗𝚎𝚜𝚒𝚊 𝚜𝚊𝚖𝚙𝚊𝚒 𝚕𝚞𝚙𝚊 𝚜𝚎𝚐𝚊𝚕𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚍𝚊𝚗 𝚋𝚎𝚐𝚒𝚝𝚞 𝚒𝚗𝚐𝚊𝚝𝚊𝚗 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚔𝚎𝚖𝚋𝚊𝚕𝚒 𝚍𝚐𝚗 𝚔𝚎𝚓𝚊𝚖 𝚍𝚒𝚊 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚑𝚞𝚓𝚊𝚝 𝚜𝚞𝚊𝚖𝚒𝚗𝚢𝚊.. 𝚔𝚒𝚗𝚒 𝚐𝚊𝚗𝚝𝚒𝚊𝚗 𝙷𝚊𝚜𝚊𝚗 𝚢𝚐 𝚑𝚒𝚕𝚊𝚗𝚐 𝚒𝚗𝚐𝚊𝚝𝚊𝚗, 𝚊𝚙𝚊 𝚍𝚒𝚊 𝚋𝚊𝚔𝚊𝚕 𝚐𝚊𝚗𝚝𝚒𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚞𝚊𝚗𝚐 𝙳𝚒𝚗𝚊𝚛 𝚍𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚒𝚔𝚞𝚝𝚒 𝚔𝚎𝚖𝚊𝚞𝚊𝚗 𝚒𝚋𝚞 𝚔𝚊𝚗𝚍𝚞𝚗𝚐𝚗𝚢𝚊? 𝚔𝚘𝚗𝚏𝚕𝚒𝚔𝚗𝚢𝚊 𝚐𝚊𝚔 𝚓𝚊𝚞𝚑² 𝚍𝚊𝚛𝚒 𝚔𝚎𝚌𝚎𝚕𝚊𝚔𝚊𝚊𝚗 𝚍𝚊𝚗 𝚊𝚖𝚗𝚎𝚜𝚒𝚊 𝚓𝚞𝚐𝚊 𝚔𝚎𝚖𝚊𝚝𝚒𝚊𝚗 𝚒𝚗𝚒.. 𝚍𝚛 𝙸𝚛𝚑𝚊𝚖 𝚍𝚊𝚗 𝙸𝚕𝚢𝚊𝚜..
Dewa Rana
kok dinar gak pegang uang sedikitpun
Tri Utari Agustina
Bikin emosi aja Irham rasakan suami Ratih datang dengan emosi
Tri Utari Agustina
Rasakan Eliyas istri pergi gimana rasanya istrinya
Sandisalbiah
𝚔𝚎𝚙𝚞𝚝𝚞𝚜𝚊𝚗 𝙷𝚊𝚜𝚊𝚗 𝚜𝚞𝚍𝚊𝚑 𝚋𝚎𝚗𝚊𝚛, 𝚕𝚎𝚋𝚒𝚑 𝚋𝚊𝚒𝚔 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚑𝚒𝚗𝚍𝚊𝚛𝚒 𝚝𝚎𝚛𝚓𝚊𝚍𝚒𝚗𝚢𝚊 𝚖𝚊𝚜𝚊𝚕𝚊𝚑, 𝚊𝚙𝚊 𝚕𝚊𝚐𝚒 𝚒𝚗𝚒 𝚋𝚎𝚛𝚑𝚞𝚋𝚞𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚍𝚐𝚗 𝚘𝚛𝚐 𝚝𝚎𝚛𝚍𝚎𝚔𝚊𝚝𝚗𝚢𝚊
Sandisalbiah
𝚜𝚊𝚝𝚞 𝚛𝚞𝚋𝚊𝚑 𝚋𝚎𝚝𝚒𝚗𝚊 𝚋𝚎𝚛𝚑𝚊𝚜𝚒𝚕 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚞𝚊𝚝 𝚐𝚎𝚐𝚎𝚛 𝚜𝚊𝚝𝚞 𝚙𝚘𝚗𝚍𝚘𝚔 𝚙𝚎𝚜𝚊𝚗𝚝𝚛𝚎𝚗.. 𝚑𝚎𝚋𝚊𝚝 𝚜𝚎𝚔𝚊𝚕𝚒 𝚒𝚗𝚒 𝚋𝚎𝚝𝚒𝚗𝚊 𝚢𝚐 𝚐𝚊𝚔 𝚋𝚎𝚛𝚊𝚔𝚑𝚕𝚊𝚔.. 𝚑𝚒𝚍𝚞𝚙 𝚕𝚊𝚐𝚒.. 𝚍𝚒𝚊 𝚓𝚞𝚐𝚊 𝚍𝚊𝚕𝚊𝚗𝚐 𝚍𝚒 𝚋𝚊𝚕𝚒𝚔 𝚙𝚎𝚗𝚞𝚜𝚞𝚔𝚊𝚗 𝚊𝚢𝚊𝚑 𝙳𝚒𝚗𝚊𝚛.. 𝚑𝚊𝚒𝚜𝚑𝚑
Sandisalbiah
𝚔𝚎𝚗𝚢𝚊𝚝𝚊𝚊𝚗 𝚗𝚢𝚊 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚗𝚐 𝚊𝚍𝚊 𝚜𝚎𝚋𝚊𝚐𝚒𝚊𝚗 𝚘𝚛𝚐 𝚢𝚐 𝚋𝚒𝚜𝚊 𝚖𝚎𝚗𝚌𝚎𝚗𝚊𝚑 𝚜𝚎𝚝𝚒𝚊𝚙 𝚔𝚊𝚕𝚒𝚖𝚊𝚝 𝚍𝚐𝚗 𝚋𝚎𝚐𝚒𝚝𝚞 𝚖𝚞𝚍𝚊𝚑 𝚝𝚙 𝚜𝚎𝚋𝚊𝚐𝚒𝚊𝚗 𝚕𝚊𝚐𝚒 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚗𝚐 𝚑𝚊𝚛𝚞𝚜 𝚙𝚎𝚕𝚊𝚗 𝚍𝚊𝚗 𝚕𝚊𝚖𝚋𝚊𝚝 𝚋𝚞𝚊𝚝 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚑𝚊𝚖𝚒 𝚜𝚎𝚝𝚒𝚊𝚙 𝚔𝚊𝚕𝚒𝚖𝚊𝚝 𝚃𝚑𝚘𝚛... 𝚜𝚊𝚖𝚊 𝚜𝚎𝚙𝚎𝚛𝚝𝚒 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚑𝚊𝚖𝚒 𝚔𝚊𝚝𝚊² 𝚍𝚕𝚖 𝚑𝚊𝚍𝚒𝚜𝚝 𝚍𝚊𝚗 𝚒𝚜𝚒 𝙵𝚒𝚛𝚖𝚊𝚗 𝙰𝚕𝚕𝚊𝚑, 𝚔𝚞𝚍𝚞 𝚙𝚎𝚕𝚊𝚗 𝚍𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚞𝚕𝚊𝚗𝚐 𝚋𝚎𝚋𝚎𝚛𝚊𝚙𝚊 𝚔𝚊𝚕𝚒 𝚞𝚝𝚔 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚑𝚊𝚖𝚒 𝚊𝚛𝚝𝚒 𝚍𝚕𝚖 𝚔𝚊𝚕𝚒𝚖𝚊𝚝 𝚒𝚝𝚞 𝚍𝚊𝚗 𝚒𝚝𝚞 𝚏𝚊𝚔𝚝𝚊 𝚋𝚊𝚑𝚠𝚊 𝚜𝚎𝚋𝚊𝚐𝚒𝚊𝚗 𝚘𝚛𝚐 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚗𝚐 𝚊𝚍𝚊 𝚢𝚐 𝚋𝚎𝚐𝚒𝚝𝚞 𝚕𝚊𝚖𝚋𝚊𝚝 𝚋𝚞𝚊𝚝 𝚖𝚎𝚗𝚌𝚎𝚛𝚗𝚊 𝚖𝚊𝚔𝚗𝚊 𝚢𝚐 𝚝𝚎𝚛𝚔𝚊𝚗𝚍𝚞𝚗𝚐 𝚍𝚕𝚖 𝚔𝚊𝚕𝚒𝚖𝚊𝚝² 𝚝𝚛𝚜𝚋𝚞𝚝.. 𝚖𝚊𝚊𝚏 𝚝𝚑𝚘𝚛
Sandisalbiah
𝚊𝚔𝚞 𝚔𝚊𝚗 𝚔𝚎𝚙𝚘 𝚓𝚞𝚐𝚊 𝚍𝚐𝚗 𝚒𝚜𝚒 𝚝𝚞𝚕𝚒𝚜𝚊𝚗 𝙳𝚒𝚗𝚊𝚛, 𝚔𝚘𝚔 𝚐𝚊𝚔 𝚍𝚒 𝚋𝚊𝚐𝚒 𝚝𝚊𝚞 sih😔
Sandisalbiah
𝚓𝚊𝚍𝚒 𝚜𝚎𝚋𝚎𝚗𝚊𝚛𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚎𝚕𝚊𝚖𝚊 𝚒𝚗𝚒 𝚖𝚎𝚛𝚎𝚔𝚊 𝚒𝚗𝚒 𝚜𝚊𝚕𝚒𝚗𝚐 𝚓𝚊𝚝𝚞𝚑 𝚌𝚒𝚗𝚝𝚊 𝚝𝚙 𝚔𝚛𝚗 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚒𝚛𝚊 𝚖𝚎𝚛𝚎𝚔𝚊 𝚜𝚊𝚞𝚍𝚊𝚛𝚊 𝚜𝚎𝚙𝚎𝚛𝚜𝚞𝚊𝚞𝚊𝚗 𝚖𝚊𝚔𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚔𝚎𝚍𝚞𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚊𝚕𝚒𝚗𝚐 𝚖𝚎𝚗𝚞𝚝𝚞𝚙𝚒 𝚙𝚎𝚛𝚊𝚜𝚊𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚛𝚎𝚔𝚊
Sandisalbiah
𝚏𝚒𝚛𝚊𝚜𝚊𝚝 𝚢𝚐 𝚍𝚒𝚛𝚊𝚜𝚊𝚔𝚊𝚗 𝙳𝚒𝚗𝚊𝚛... 𝚑𝚒𝚗𝚐𝚐𝚊 𝚒𝚊 𝚝𝚎𝚛𝚞𝚜 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚗𝚍𝚊𝚗𝚐 𝚛𝚞𝚖𝚊𝚑 𝚖𝚊𝚜𝚊 𝚔𝚎𝚌𝚒𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚎𝚋𝚎𝚕𝚞𝚖 𝚋𝚎𝚛𝚊𝚗𝚐𝚔𝚊𝚝
Fitri Yah
ya Allah semoga novel ini sampai kepembaca yg lain, jujur saja Thor beberapa hr ini sy baca smua novel membosankan udh lama off dr novel tp Alhamdulillah sy Nemu yg bener" bagus islami yg g terlalu fanatik ada lucu dikit
linanda eneste
dy belajar agama kan ya? tugas suami ya direpotkan istri lah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!