Kedua orangtuanya Clara meninggal, ayahnya meninggal karna sakit-sakitan. Setelah dua bulan kepergian ayahnya, Ibunya Clara pun meninggal dunia karna sakit kanker. Karna kedua orangtuanya meninggal Clara harus menggantikan kedua orangtuanya bekerja sebagai pembantu, namun saat Clara sedang menunggu bus di halte untuk pergi ke rumah tujuannya, tiba-tiba Clara diculik dan dibawa ke sebuah hotel hingga dirinya diperkosa oleh orang tak di kenal hingga hamil diluar nikah.
Saat tau dirinya hamil, Clara mencari pekerjaan lain dan tidak jadi ke rumah bos orang tuanya. Di sana Clara bertemu dengan seorang pria tampan yang akan menjadi majikannya, namun banyak keanehan dengan sikap tuan majikannya terhadap dirinya, majikannya seperti tengah menyembunyikan sesuatu darinya.
Rahasia apakah yang disembunyikan tuannya Clara?
Akankah Clara bakal bertemu dengan pria yang telah memperk*sanya? Dan apakah setelah bertemu dengan pria itu, Clara akan pergi jauh dari pria itu dengan membawa anaknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
Devan dan Clara saat ini dalam perjalanan menuju ke rumah sakit, untuk cek up kandungan Clara.
Kebetulan Devan mempunyai kenalan dokter kandungan di rumah sakit itu, dan ia sudah menghubungi dokternya katanya saat ini sedang tidak ada pasien, jadi mereka tidak perlu menunggu lama nantinya.
Devan melirik Clara yang sedang menatap jalanan lewat jendela mobil, wanita itu sendari tadi diam saja tidak berbicara apapun. Wajahnya juga dalam keadaan murung dan terlihat ada rasa cemas.
"*Kenapa dia*," batin Devan bertanya-tanya pada dirinya sendiri heran menatap Clara yang berada disampingnya.
"Kamu sedang memikirkan apa?" tanya Devan, sambil sesekali menatap jalanan karena jalanan saat ini sedang ramai, dia takut jika tidak fokus akan membahayakan keselamatan dirinya dan juga Clara.
"Saya tidak memikirkan apa-apa tuan, saya hanya merasa takut jika anak saya kenapa-kenapa karena kecerobohan saya yang tidak memeriksanya selama tiga bulan, " balas Clara sembari menoleh menatap tuannya.
Jadi sedari tadi Clara terus mencemaskan keadaan anaknya. Mau bagaimanapun dia masih terbilang gadis yang baru beranjak dewasa dia belum tau banyak tentang kehamilan, tentang cara bagaimana menjaganya dan lain sebagainya.
"Saya yakin semuanya akan baik-baik saja, " ucap Devan berusaha menenangkan Clara supaya tidak terlalu cemas karena itu juga tidak baik untuk kesehatan kandungnya.
"Benarkah tuan?" tanya Clara sudah sedikit merasa tenang.
"Iya. saya yakin semuanya akan baik-baik saja," jawab Devan terlihat sangat meyakinkan.
***
Clara dan Devan memasuki ruangan dokter kandungan, Clara melihat meja dokter terdapat name tag bertuliskan Dokter Seni.
"Silahkan duduk tuan, nona," ucap dokter Seni dengan ramah.
Devan dan Clara segera duduk di kursi yang di sediakan di depan meja dokter.
"Devan, ini siapa kamu?" tanya dokter Seni.
"Em dia teman saya, " jawab Devan.
Devan tidak mungkin mengatakan jika Clara ini adalah asistennya, mau ditaruh dimana mukanya nanti kalau orang-orang tau dia yang merupakan bos besar menemani cek up kandungan pembantunya. Dan entah kenapa Devan juga takut menyinggung hati wanita ini.
"Cantik anaknya, masih muda banget yah?" tanya dokter Seni sambil tersenyum kepada Clara dan Clara membalasnya dengan senyuman ramah juga.
"Kita nggak usah pakai bahasa formal lah ya Van, kaya biasa aja, " ucap dokter Seni kepada Devan. Pria itu hanya menganggukkan kepalanya saja.
Dokter Seni ini adalah istri dari sepupu Devan usianya sudah sekitar 35 tahun.
"Berapa umurmu cantik?" tanya dokter Seni.
"19 tahun dok," jawab Clara.
Dokter Seni mengangguk, masih begitu muda tapi Clara bukan pasien paling mudah yang pernah ia tangani. Sebelumnya bahkan ada anak usia 16 tahun yang sudah hamil karena perjodohan dari orangtuanya ataupun ada yang hamil di luar nikah. Padahal diusia mereka yang sangat rentan mengalami keguguran dan komplikasi lainnya.
"Lalu dimana suamimu? Kenapa Devan yang menemanimu untuk cek up?" tanya dokter Sini kembali.
"Bisa dimulai saja pemeriksaannya, saya harus berangkat ke kantor sebentar lagi," ucap Devan mengubah topik pembicaraan yang menurutnya sangat membuang waktu.
"Baiklah, ayo nona kita ke bilik pemeriksaan saya akan melakukan USG untuk memantau perkembangan sang bayi, "ucap dokter Seni, Clara mengangguk dan berdiri dari duduknya kemudian berjalan menuju bilik pemeriksaan yang ada di dalam ruangan ini.
"Kamu mau ikut atau tidak Van?" tanya Dokter Seni.
"Saya ikut," jawab Devan lalu dia mengikuti Dokter Seni menuju bilik pemeriksaan.
***
"Buka bajunya nona," perintah dokter Seni sambil mempersiapkan peralatan untuk USG.
Clara tidak langsung membuka bajunya dia malu disini ada Devan yang tengah berdiri di sampingnya, dan sekarang ia sedang menggunakan dress jadi jika di buka bagian bawahnya akan terlihat oleh Devan.
"Kau bisa menutup bagian bawahmu dengan selimut ini nona, " ucap dokter Seni yang tau jika pasiennya ini merasa malu.
"Tuan hadap belakang, saya malu,," cicit Clara, Devan menurut lalu memutar tubuhnya membelakangi Clara, kemudian Clara segera menaikan dressnya ke atas dan menyelimuti bagian bawahnya.
"Kamu bisa hadap kesini lagi Van," ucap dokter Seni.
Dokter Seni pun mulai memeriksa Clara mengunakan stetoskop, mulai dari dada, denyut nadi, dan terkahir bagian perut Clara.
"Dok kenapa dia hamil baru jalan 5 bulan sudah seperti hamil 6 bulan ya?" tanya Devan.
Dokter Seni tidak langsung menjawab dia sedang fokus memeriksa.
Dokter Seni lalu mengulum senyum setelah selesai memeriksa kandungan Clara kemudian dia menatap Devan.
"Yah semuanya normal dari detak jantung dan lainnya normal, ibu dan anak-anaknya sama-sama sehat. Dan tentang yang kamu tanyakan Van, kenapa perutnya besar seperti hamil 6 bulan itu karena dia tengah hamil anak kembar jadi perutnya akan lebih besar dari hamil tunggal, " ucap dokter Seni, dia tadi mendengar dua detak jantung tiga dengan milik ibunya saat melakukan pemeriksaan menggunakan stetoskop.
"Benarkah?!" tanya Devan tidak percaya, dia merasa begitu bahagia mendengarnya tanpa sadar Devan tersenyum menatap Dira yang saat ini juga tengah tersenyum bahagia.
"Kita bisa melakukan USG sekarang untuk mengetahui secara langsung," ucap dokter Seni, kemudian mengolesi gel pelumas di permukaan perut Clara.
Devan langsung menatap layar monitor yang terletak di depan dokter.
Pria itu tersenyum haru melihat layar monitor itu yang menampilkan dua jabang bayi yang sudah membentuk kepala dan wajah juga sudah mulai terbentuk tanpa sadar Devan memegang tangan Clara dengan begitu erat.
"Apa nona ngin melihat jenis kelaminnya?" tanya dokter Seni, dan Clara yang asalnya akan menjawab tiba-tiba langsung dijawab oleh....
"Tidak! Biarkan saja itu jadi rahasia," ucap Devan cepat dengan tatapan terus menatap layar monitor dan senyum yang terus mengembang di bibirnya.
"Baiklah. Van, kenapa kamu terlihat begitu antusias sepertinya, malah disini kamu seperti suaminya nona ini," ucap Seni.
Devan langsung seperti tersadar ia lalu mengubah raut wajahnya menjadi datar kembali. Kenapa ka begitu memalukan tadi, tapi memang hatinya tidak bisa berbohong bahwa ia begitu bahagia dan sangat antusias dengan bayi itu, apalagi saat dokter bilang kembar ia seperti mendapatkan durian runtuh rasanya.
***
"Kamu ingat kan perkataan dokter tadi, kamu tidak boleh kelelahan dan juga harus makan-makanan yang bergizi," ucap Devan saat mereka berada di perjalanan menuju ke sebuah mall, Devan berniat ingin membelikan Clara susu hamil dan juga baju-baju hamil untuk Clara.
Baju milik Clara menurutnya sangat tidak layak di pakai dan pasti rasanya tidak nyaman juga, jadi Devan akan membelikan baju yang nyaman untuk Clara pakai.
Clara yang sedang memandangi foto USG kedua bayinya hanya mengangguk tanpa menatap Devan.
"Kamu senang hamil kembar?" Devan.
"Saya juga tidak tau tuan. Saya merasa bingung menjelaskan perasaan saya sekarang. Jujur saya begitu senang mendapatkan anak kembar, tapi saya takut tidak bisa menjaga kedua anak saya, satu saja sepertinya saya sudah kerepotan apalagi dua," jawab Clara.
"Kamu tenang saja, saya akan membantumu merawat kedua anakmu," ucap Devan sambil mengelus tangan Clara.
Clara menatap Devan."kenapa tuan begitu baik pada saya?" tanyanya.
"Gak kenapa-kenapa," balas Devan.
"Em.... saya ingin tanya padamu, Clara. bagaimana jika suatu hari nanti laki-laki yang telah memperkosamu datang kepadamu untuk meminta maaf. Apa yang akan kamu lakukan?" tanya Devan tiba-tiba.
"Saya tidak akan melakukan apa-apa tuan, mungkin saya hanya akan mengusirnya dan tidak mengijinkan dia melihat kedua anaknya," ucap Clara.
"Dan jika laki-laki itu terus saja mengganggu saya, saya akan pergi begitu jauh dengan anak-anak saya sampai pria itu tidak bisa menemukan keberadaan saya," lanjut Clara dengan tatapan penuh kebencian.
Devan terdiam mendengar jawaban Dira. Tapi setelah itu ia hanya mengangguk mengerti.
jangan nyesel ya nanti ketika Clara udah nyerah dan memilih untuk mundur... Clara berserta anak anak akan pergi meninggalkan kamu ....
gerammmm deh pengen mukul tuh kepala devan... egois banget,,,
buat kaka author semangat....
ditunggu kelanjutan nya...
pasti bapaknya juga udah tau tuh bahwa yang dikandung Clara cucu kandung nya juga