Surat keterangan infertil dari rumah sakit, membuat hidup Anyelir seketika hancur. Tidak ada kebanggaan lagi pada dirinya karena kekurangan tersebut. Namun sebuah kesalahan semalam bersama atasannya, membuat dia hamil. Mungkinkah seorang wanita yang sudah dinyatakan mandul, bisa punya anak? Atau ada sebuah kesalahan dari surat keterangan rumah sakit tersebut?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TATM BAB 33
"Siapa yang mau cerai, Bang?" Samudra masuk ke dalam kamar Sagara. Ternyata diam-diam, dia sudah menguping cukup lama, sejak dia mendengar Gara menyebut perceraian.
"Bisa gak, masuk kamar orang, ngetuk pintu dulu."
"Pintunya gak ditutup, kebuka dikit. Lagian lo kayak cewek aja, privasi banget kamarnya. Biasanya juga gak keberatan gue maen nyelonong. Kalau lo kerja, gue juga sering main masuk aja, nyolong jam tangan mahal lo," Samudra tertawa tanpa dosa. "Hadeh, kok malah bikin pengakuan dosa sih," ia memutar kedua bola mata malas. "Siapa yang mau cerai, siapa yang dipoligami? Lo gak lagi pacaran sama bini orangkan?"
"Paan sih, enggaklah."
"Terus, siapa yang proses perceraiannya, sampai lo urusin?"
Sagara gugup dicecar pertanyaan bertubi-tubi dari adiknya. Namun sebisa mungkin, dia terlihat biasa, takut Sam curiga. "Teman gue."
Sam tertawa cekikikan. "Sejak kapan lo sepeduli itu sama teman? Apalagi.... teman cewek," ia membuat tanda kutip dari jari-jarinya.
"Lo gak ke restoran? Nanti siang, gue kesana, pengen makan enak."
"Gak usah ngalihin topik," Sam memutar kedua bola matanya malas. "Tebakan gue, salahkan, Bang?"
"Salah total."
"Ekspresi lo kurang meyakinkan," Sam tertawa simpul. "Jangan bikin masalah, Bang, kasihan Mama."
Sagara menjatuhkan tubuh di ranjang selepas Sam meninggalkan kamarnya. Sebenarnya dia juga tak berniat merusak rumah tangga orang, tapi saat ini, situasinya beda. Anye sedang tidak baik-baik saja, suaminya menikah lagi, mana mungkin dia diam saja.
...----------------...
"Nanti aku gak lembur, aku jemput kamu," ucap Robby saat menurunkan Anye di depan kantor.
"Aku naik ojek aja."
"Mumpung bisa jemput," Robby mengusap kepala Anye. Mengecup kening setelah istrinya itu mencium tangannya. "Love you."
Anye tersenyum saat berpapasan dengan orang-orang di lobi maupun koridor. Sampai di ruangannya, malah terkejut melihat Sagara ada di dalam, duduk manis di kursinya. "Ba... pak," panggilnya ragu. "Se-selamat pagi," ia mengangguk sopan.
"Kamu hampir saja telat," Sagara melihat jam tangannya.
Ini ruangannya, tapi Anye malah salah tingkah, sungkan, bahkan mau meletakkan tas di atas meja saja, dia ragu.
"Sebentar lagi kita ada meeting di luar, persiapkan semua baik-baik," Sagara beranjak dari kurai Anye, tersenyum saat melewati wanita itu, lalu keluar. Senyum-senyum sembari berjalan menuju ruangannya. Tadi dia sengaja menunggu di ruangan Anye, karena sejak semalam tak bisa tidur, merindukan wanita itu.
Saat meeting di luar, Sagara terus saja sibuk curi-curi pandang pada Anye. Dia sampai sempat hilang fokus karena terlalu fokus menatap Anye. Dan setelah meeting selesai, Sagara mengajak Anye ke suatu tempat, lumayan jauh.
Anye mengernyit saat tahu jika tempat yang mereka tuju, adalah sebuah kafe. Jarak tempuh yang jauh, rasanya tak seimbang dengan apa yang dituju. Kenapa tak makan di kafe yang dekat dengan kantor saja sih, batinnya.
"Kamu ingat gak, dengan kafe ini?" tanya Sagara saat mereka duduk di sebuah meja paling pojok.
Anye memperhatikan sekeliling. Seketika tercengang saat ingat, itu adalah kafe yang dulu sering mereka datangi saat ngedate. Tak menyangka jika kafe ini masih eksis meski sudah bertahun-tahun. Sekarang tampak lebihh bagus daripada dulu, mungkin karena mengikuti perkembangan zaman agar bisa tetap bertahan di tengah gempuran usaha kuliner lainnya.
Sagara memanggil pelayan, memesan makanan untuk mereka berdua. Dia tahu apa kesukaan Anye, jadi tak perlu bertanya lagi.
Anye makan dalam diam, sibuk memikirkan alasan Sagara mengajaknya kesini. Semoga saja, ini bukan pertanda jika laki-laki itu, berharap banyak padanya.
"Oh iya, aku punya kenalan pengacara. Dia bisa bantu kamu urus perceraian biar cepat kelar," ujar Gara di sela-sela makan. "Kamu gak usah repot apapun, cuma persiapkan saja dokumen yang dibutuhkan."
"Em... saya.. memutuskan untuk mempertahankan rumah tangga."
semangat anye'seperti semangat sagara yg sangat membara demi cintanya yg luar biasa.