Wanita adalah makhluk paling rumit di dunia. Sangking rumitnya, pikiran, bahkan perkataannya bisa berubah seiring waktu.
Pada ulang tahun pernikahan pertama, Sandra melontarkan candaan ringan, mengatakan bila tak kunjung memiliki anak akan meminta Bastian menikah lagi.
Bastian tak menanggapi candaan Sandra sama sekali, hingga pada akhirnya di tahun ke sepuluh pernikahan. Hal yang tak diinginkan Sandra lantas terjadi. Ternyata, secara diam-diam Bastian menikah siri dengan sekretaris pribadinya bernama Laura dan sekarang tengah berbadan dua.
Apa yang akan dilakukan Sandra? Apa dia akan pergi atau memilih bertahan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ocean Na Vinli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
14. Tidak Mau Disentuh
Tanpa mendengar balasan Laura. Bastian segera melangkah cepat menuju tangga. Meninggalkan Laura sendirian di ruangan sambil merengut kesal.
"Sial, semua ini gara-gara Sandra, awas saja wanita itu," gumam Laura dengan suara pelan. Asisten rumah tiba-tiba muncul dari pintu penghubung sambil melirik ke arahnya sekarang.
Dengan perasaan jengkel, Laura memutuskan pergi ke kamarnya sendirian.
Di kamar berbeda, Bastian menunggu kedatangan Sandra sambil berbaring di tempat tidur, dengan kedua tangan dia taruh di belakang kepala dan kedua kaki dia silangkan. Bastian tengah memandang langit-langit kamar sambil sesekali melirik daun pintu. Tak berselang lama, pintu kamar tiba-tiba terbuka, menyembul lah Sandra dengan kimono putih tampak basah akibat bikini yang dipakainya tadi.
"San, datang juga kau." Bastian mengulum senyum dan langsung duduk tegak di pembaringan.
Sandra bergegas menutup pintu kamar. "Aku pikir kau tidur di kamar Laura," sindir Sandra sambil melirik Bastian sekilas, tengah beringsut dari tempat tidur.
"Tidak, malam ini aku tidur denganmu, aku rindu denganmu San. Kita mandi bersama-sama yuk!" Bastian tiba-tiba menyambar tangan kanan Sandra hingga dada keduanya bertabrakan.
Secepat kilat Sandra mendorong tubuh Bastian lalu melangkah dengan cepat menuju kamar mandi. "Bukannya kau sudah mandi. Tidurlah dengan Laura, kasihan dia pasti bayinya minta dielus, aku mau mandi sendiri saja," kata Sandra tanpa berniat menoleh ke belakang
Sandra sangat tahu bila suaminya itu tengah menahan gairah sejak tadi dan tentu saja dia tak sudi tubuhnya disentuh Bastian.
Bastian tampak merengut. Cepat-cepat mengekori Sandra hendak masuk bersama-sama ke kamar mandi. Melihat tubuh Sandra, gairah Bastian mulai memuncak. "Tapi aku mau mandi lagi, San ...."
Lidah Bastian berhenti bergerak tiba-tiba sebab sesampainya di dalam kamar mandi, Sandra menutup pintu kaca rapat-rapat.
"San, buka pintunya! Aku mau mandi denganmu," rengek Bastian kemudian.
Dari dalam, Sandra menyeringai tipis sambil menekan tombol air mancur di dinding. Turunlah air dari atas dan membasahi tubuh Sandra.
"Tidak mau Bas, kau mandi saja bersama Laura!" seru Sandra seraya perlahan membalikan badan dan mulai melepas bikini bagian atas. Memperlihat pundaknya yang putih mulus dan bersih. Saat ini Sandra sengaja menggoda Bastian.
"San! Jangan begini, cepat buka pintunya! Aku mau itu!" Bastian tepuk-tepuk kuat pintu kaca tersebut tanpa berniat sekali pun mengalihkan pandangan dari Sandra.
Kini istri pertamanya mulai menurunkan kain bagian bawah, terpampang lah bokong indah Sandra. Membuat Bastian meneguk ludahnya berkali-kali, hasratnya semakin memuncak dan ingin sekali menerkam Sandra sekarang juga.
Sandra malah terkekeh pelan di dalam sana. Lalu perlahan mencondongkan badan di hadapan Bastian.
"Mau apa?" kata Sandra, seraya melirik ke bawah perut Bastian, di mana keperkasaan suaminya sudah berdiri dengan tegak sejak tadi.
Sandra terlihat senang mempermainkan Bastian. Sebenarnya dia mau melayani Bastian, tapi bayangan Bastian dan Laura berbagi peluh, menghantui pikiran Sandra. Dia sudah terlanjur sakit hati dan kecewa.
Bastian tampak makin cemberut. Lelaki itu sudah seperti anak kecil yang merengek, meminta dibelikan susu.
"Mau itu San, ayo cepat buka pintunya, kau durhaka dengan suamimu tahu!" celetuk Bastian, masih berdiri di hadapan kaca dengan mata melotot sedikit, tengah menikmati pemandangan di depan matanya sekarang.
Sandra enggan menyahut, sibuk menekan botol sabun yang menempel di dinding. Dia membalur tubuhnya dengan sabun cair tersebut menggunakan kedua tangan.
Di luar sana, kepala Bastian mulai sakit. "Sandra, kau benar-benar keterlaluan, apa kau tidak kasihan denganku!" ujar Bastian dengan tatapan memelas.
"Minta jatah dengan istri keduamu saja Bas, pergilah ke kamar Laura!" kata Sandra dan sesekali memainkan kedua buah dadanya sambil tersenyum kecil pada Bastian.
Bastian mengendus kasar, tanpa pikir panjang menurunkan celana dan mulai memainkan kejantanannya di hadapan Sandra.
"Sandra, kau benar-benar ya ...." Bastian menggerakkan tangan dengan sangat cepat, tanpa mengalihkan mata dari dalam.
Sandra terkekeh lagi. "Haha, kasihan sekali!" katanya sambil melihat Bastian tengah memejamkan mata.
"Argh!" Kurang lebih menit lima menit aksi solo itu akhirnya telah selesai. Susu kental manis menetes pelan-pelan ke lantai. Bastian membuang napas lega sejenak kemudian perlahan membuka mata.
"Awas saja kau! Keluar dari sini, aku akan menerkammu," kata Bastian tampak kesal sambil berjalan ke sudut wastafel hendak membersihkan keperkasaannya.
Lagi dan lagi Sandra enggan menyahut, asik tertawa lepas di dalam sana. Seandainya saja Bastian tidak mendua, pasti Sandra akan memenuhi hasrat sang suami, seperti yang kerap kali dia lakukan selama ini. Namun, ketika mengetahui Bastian berselingkuh, rasa untuk memenuhi kebutuhan sang suami langsung menghilang bak diterjang badai.
"Aku tunggu di kasur, jangan-jangan lama San!" Selesai membersihkan kejantanannya Bastian melirik sekilas ke arah Sandra.
Tak ada sahutan, Sandra tengah mengosok rambut panjangnya dengan shampoo. Bastian mendengus dan memutuskan keluar kamar mandi. Tak lupa dia tutup pintu kamar mandi itu agar tak melihat tubuh istrinya yang kerap kali membuat hasratnya melambung tinggi.
Selama satu jam lebih, Sandra tak kunjung keluar. Wanita itu sengaja berlama-lama di kamar mandi agar terhindar dari serangan Bastian. Sandra baru saja selesai berendam di bathtub dan sekarang memutuskan keluar, karena yakin Bastian sudah terlelap.
Benar dugaan Sandra, Bastian telah tertidur dengan damai di tempat tidur. Sandra pun bergegas memakai pakaian tidur dan ikut berbaring bersama Bastian. Tak lupa dia memberi jarak dengan Bastian. Perselingkuhan Bastian menorehkan luka yang mendalam di hati Sandra. Wanita itu benar-benar tak sudi tubuhnya disentuh Bastian. Beberapa menit kemudian, Sandra pun mulai memasuki ruang mimpi bersama Bastian.
Tepat pukul sepuluh malam, Bastian tiba-tiba membuka mata. Dia baru saja ingat bila ingin berhubungan badan dengan Sandra tadi. Namun, sepertinya keinginannya tidak bisa terwujud karena Sandra sudah terlelap di sampingnya sekarang.
Bastian berdecak kesal sejenak. "Apa dia sengaja, ah sudahlah,"katanya lalu menggeser sedikit tubuhnya dekat dengan Sandra, hendak kembali tidur.
Akan tetapi, sebelum kelopak mata Bastian tertutup rapat. Bunyi ketukan pintu dari luar membuat Bastian terdiam dengan kening berkerut kuat.
"Apa aku tidak salah dengar?" Bastian melirik jam sekilas di atas nakas, menunjukkan pukul sepuluh malam. "Apa Aldo? Tapi tidak mungkin, Aldo pasti sudah tidur. Siapa ya?"
Dengan terpaksa Bastian turun dari tempat tidur hendak membuka pintu. Saat pintu sudah dibuka, betapa terkejutnya Bastian, melihat Laura menyelenong masuk dengan cepat ke kamar sambil menggunakan lingerie berwarna unggu hingga memperlihatkan belahan dadanya. Wanita itu tiba-tiba mendekati tempat tidur, di mana Sandra tidur dengan posisi menyamping saat ini.
"Laura, apa yang kau lakukan di sini? Keluar kau sekarang," kata Bastian melototkan mata sedikit dan bergerak cepat mendekati Laura.
"Aku minta maaf soal tadi Bas, aku mau tidur denganmu." Laura tiba-tiba memutar badan kemudian tanpa mengeluarkan sepatah kata, mengalungkan kedua tangan di leher Bastian sambil melabuhkan kecupan di bibir suaminya itu.
Bastian hendak mendorong Laura tapi anggota tubuhnya mendadak tak bisa berkerjasama sekarang. Tahu-tahunya dia ikut menghempas bokong bersama Laura ke tepi ranjang, yang di mana Sandra berbaring di lain sisi.
Dengan cepat Laura mendorong tubuh Bastian ke tempat tidur sambil mengendurkan pelukan.
"Jangan di sini Lau," kata Bastian tampak panik sambil melirik ke arah Sandra sekilas.
Laura menggeleng cepat. "Nggak mau, ini hukuman untukmu Bas." Detik itu pula wanita berambut pendek tersebut menurunkan retsleting Bastian dan mulai memasukkan keperkasaan Bastian ke dalam mulutnya.
"Jangan ..., ah ...."
madu yg km hadirkn itu pilihanmu bastian....
terima aja klo sandra mundur dri pda brtahan dgnmu.... laki2 g ada otak... hobi selingkuh...
wlopun kau kaya raya..... tpi bukan segalanya....
jgan nyesel y bastian dgn kpergian sandra dri hidupmu.... krna ketidaksetianmu dan jga keegoisanmu.....
mna ada km cinta dgn sandra tpi mmpu mnyakitinya trlalu dlm.... yg ada km itu suami kejam sprti pph sandra.... sama biadabnya sperti binatang.....
selamat bastian sbntar lgi yg km katakn mncintai laura akn trbukti.... mmpukah laura yg km cintai mngisi posisi sandra saat sandra mnjadi mantanmu...
haruskah mnunggu puluhan tahun lgi sandra untuk lepas dri smua pndritaannya??