"Kaluna, putri mahkota yang terhukum penggal karena kesalahan dan dosa yang tidak pernah dia lakukan. Fitnah dan kebencian telah menghancurkan hidupnya, tetapi Kaluna tidak akan menyerah. Sebelum ajalnya tiba, dia berdoa kepada dewa untuk diberikan kesempatan kedua. Dia berjanji untuk tidak menjadi putri mahkota lagi, tetapi untuk membalas dendam kepada mereka yang telah menghancurkan hidupnya.
Apakah Kaluna akan berhasil kembali ke masa lalu dan membalas dendamnya? Ataukah dia akan terjebak dalam lingkaran kebencian dan dendam yang tidak pernah berakhir? Ikuti perjalanan Kaluna dalam cerita ini, dan temukan jawabannya."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lady_Xiyun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rahasia Kematian Pangeran Alaric: Lord Bagus Mengaku
Di istana, suasana masih sangat sedih dan berkabung. Ratu Calantha masih terlihat sangat terpukul oleh kematian putranya, Pangeran Alaric. Raja Everard III juga terlihat sangat sedih dan berduka.
Semua orang di istana mengenakan pakaian berkabung dan tidak ada kegiatan yang biasanya dilakukan di istana. Semua orang terlihat sangat sedih dan berduka.
Ratu Calantha duduk di ruang singgasana, memandang lukisan Pangeran Alaric dengan mata yang merah dan bengkak. Dia tidak bisa menerima kenyataan bahwa putranya telah meninggal.
Raja Everard III berdiri di sampingnya, memeluk bahu Ratu Calantha. "Kita harus kuat, ratuku," katanya. "Kita harus melindungi kerajaan dan rakyat kita."
Tapi, Ratu Calantha hanya menggelengkan kepala. "Aku tidak bisa, suamiku," katanya. "Aku tidak bisa hidup tanpa Alaric."
"Masih ada Pangeran Christian yang masih terluka parah dan Putri Sophia, kamu harus kuat masih ada dua anak yang membutuhkanmu dan kerajaan kita ini kamu ratu di kerajaaan everword." ujar Raja Everard III menasehati ratunya.
"Aku telah kehilangan satu putra apakah aku bisa." jawab Ratu Calantha sedih dan sang raja pun hanya bisa menenangkan dan memberikan pelukan.
Suasana di istana semakin sedih dan berkabung. Semua orang terlihat sangat sedih dan berduka atas kematian Pangeran Alaric.
...****************...
Seminggu kemudian semua telah melakukan aktivitas seperti biasanya walaupun pihak istana berkabung. Permaisuri Lyra menggantikan tugas dan kewajiban Ratu Calantha yang masih bersedih dan merawat Pangeran Christian.
"Putra mahkota apakah kamu terlibat dengan masalah ini?" tanya Permaisuri Lyra yang memanggil putra kediamannya.
"Iya menurut ibu bagaimana." ujar Kael tersenyum misterius.
"Tetapi semua bukti dan saksi bagaimana."
"Ibu tenang saja semuanya sudah beres bukannya seharusnya ibu senang mendapatkan hak seorang ratu walapun sementara karena seharusnya ini posisi ibu."
"Iya kamu benar."
"Kalau begitu aku permisi ibu, aku masih banyak pekerjaan."
Permaisuri Lyra memandang Kael yang baru saja keluar dari kediamannya dengan mata yang tajam. Dia tahu bahwa Kael pasti terlibat dalam kematian Pangeran Alaric, tapi dia tidak bisa membuktikannya.
Permaisuri Lyra tersenyum dalam hati. Dia tahu bahwa Kael akan melakukan apa saja untuk menjadi raja, dan dia juga tidak keberatan untuk menjadi ratu sementara.
"Tapi, aku tidak akan membiarkan posisi ratu hilang begitu saja," kata Permaisuri Lyra kepada dirinya sendiri. "Aku akan melakukan apa saja untuk memastikan bahwa aku dan putraku, Putra mahkota Kael dan aku, yang akan menjadi penguasa sebenarnya di kerajaan ini."
Permaisuri Lyra memanggil dayangnya dan meminta dia untuk memanggil Lord Bagus ke kediamannya. Dia tahu bahwa Lord Bagus pasti terlibat juga dalam kematian Pangeran Alaric, dan dia ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Sementara itu, Kael yang baru saja keluar dari kediaman Permaisuri Lyra tersenyum senang. Dia tahu bahwa dia telah berhasil menghilangkan satu penghalang, dan sekarang dia bisa lebih mudah mencapai tujuannya untuk menjadi raja.
Permaisuri Lyra memandang dayangnya yang baru saja memanggil Lord Bagus. "Pastikan Lord Bagus datang secepatnya," kata Permaisuri Lyra dengan suara yang tegas.
Dayangnya mengangguk dan segera pergi untuk memanggil Lord Bagus. Permaisuri Lyra memandang ke arah jendela, memikirkan rencana selanjutnya.
Sementara itu, Lord Bagus masuk ke dalam kediaman Permaisuri Lyra dengan senyum yang sopan. "Permaisuri Lyra, apa yang dapat saya lakukan untuk Anda?" tanya Lord Bagus dengan suara yang hormat.
Permaisuri Lyra memandang Lord Bagus dengan mata yang tajam. "Lord Bagus, saya ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Pangeran Alaric," kata Permaisuri Lyra dengan suara yang tegas.
Lord Bagus terkejut sejenak, tapi kemudian dia tersenyum lagi. "Saya tidak tahu apa yang Anda maksud, Permaisuri Lyra," kata Lord Bagus dengan suara yang sopan.
Permaisuri Lyra memandang Lord Bagus dengan mata yang tajam. "Jangan berbohong pada saya, Lord Bagus," kata Permaisuri Lyra dengan suara yang tegas. "Saya tahu bahwa Anda terlibat dalam kematian Pangeran Alaric."
Lord Bagus terkejut dan mencoba untuk menyembunyikan ekspresi wajahnya. "Apa yang membuat Anda berpikir bahwa saya terlibat dalam kematian Pangeran Alaric?" tanya Lord Bagus dengan suara yang berusaha untuk tetap tenang.
Permaisuri Lyra memandang Lord Bagus dengan mata yang tajam. "Saya memiliki bukti bahwa Anda terlibat dalam kematian Pangeran Alaric," kata Permaisuri Lyra dengan suara yang tegas. "Dan saya akan menggunakan bukti itu untuk menghancurkan Anda."
Lord Bagus mulai merasa takut dan mencoba untuk memikirkan cara untuk menghindari hukuman. "Tolong, Permaisuri Lyra," kata Lord Bagus dengan suara yang bergetar. "Saya akan melakukan apa saja untuk memperbaiki kesalahan saya."
Permaisuri Lyra memandang Lord Bagus dengan mata yang tajam. "Saya tidak ingin Anda memperbaiki kesalahan Anda," kata Permaisuri Lyra dengan suara yang tegas. "Saya ingin Anda memberitahu saya apa yang sebenarnya terjadi pada Pangeran Alaric."
Lord Bagus terkejut dan mencoba untuk memikirkan cara untuk menghindari menjawab pertanyaan Permaisuri Lyra. Tapi, dia tahu bahwa dia tidak memiliki pilihan lain selain menjawab pertanyaan itu.
Lord Bagus mengambil napas dalam-dalam dan memulai untuk menceritakan apa yang sebenarnya terjadi pada Pangeran Alaric.
"Semuanya dimulai ketika Pangeran Alaric mulai menyelidiki tentang kegiatan ilegal yang dilakukan oleh putra mahkota Kael beberapa orang di istana," kata Lord Bagus dengan suara yang bergetar. "Dia menemukan bahwa beberapa orang tersebut terlibat dalam perdagangan ilegal dan korupsi."
Permaisuri Lyra memandang Lord Bagus dengan mata yang tajam. "Dan apa yang terjadi kemudian?" tanya Permaisuri Lyra dengan suara yang tegas.
Lord Bagus mengambil napas dalam-dalam lagi. "Pangeran Alaric memutuskan untuk menghentikan kegiatan ilegal tersebut, tapi beberapa orang tersebut tidak ingin kegiatan mereka dihentikan," kata Lord Bagus. "Mereka memutuskan untuk membunuh Pangeran Alaric."
Permaisuri Lyra memandang Lord Bagus dengan mata yang tajam. "Dan apa peran Anda dalam semua ini?" tanya Permaisuri Lyra dengan suara yang tegas.
Lord Bagus mengambil napas dalam-dalam lagi. "Saya... saya membantu mereka untuk membunuh Pangeran Alaric," kata Lord Bagus dengan suara yang bergetar. "Saya tidak tahu apa yang saya lakukan, saya hanya ingin melindungi diri saya sendiri."
Permaisuri Lyra memandang Lord Bagus dengan mata yang tajam. "Anda telah melakukan kesalahan yang sangat besar," kata Permaisuri Lyra dengan suara yang tegas. "Anda akan dihukum atas perbuatan Anda."
"Apakah benar saksi dan bukti sudah kamu singkirkan aku tidak mau kalau membuat Putra mahkota Kael dengan saya mendapatkan masalah." ucap Permaisuri Lyra memandang tajam.
"Sudah semua yang mulia anda tenang saja tidak akan ada yang bisa menemukan atau melakukan penyelidikan."
"Kalau suatu saat terungkap kamu jangan sampai melibatkanku dan Putra mahkota Kael." sahut Permaisuri Lyra dingin dan tajam memandang lord Bagus yang ketakutan.
Lord Bagus mengangguk dengan cepat, masih terlihat ketakutan. "Saya tidak akan melibatkan Anda dan Putra Mahkota Kael, Permaisuri Lyra," kata Lord Bagus dengan suara yang bergetar. "Saya akan menjaga rahasia ini sampai akhir hayat saya."
Permaisuri Lyra memandang Lord Bagus dengan mata yang tajam, memastikan bahwa dia tidak akan berbohong. "Baiklah, Lord Bagus," kata Permaisuri Lyra dengan suara yang dingin. "Saya percaya Anda akan menjaga rahasia ini."
Lord Bagus mengangguk lagi, masih terlihat ketakutan. Dia tahu bahwa dia telah terlibat dalam sesuatu yang sangat berbahaya, dan dia tidak ingin menjadi korban selanjutnya.
Permaisuri Lyra memandang Lord Bagus sekali lagi, lalu memanggil dayangnya. "Dayang, saya ingin Anda mengawal Lord Bagus keluar dari istana," kata Permaisuri Lyra dengan suara yang tegas.
Dayangnya mengangguk dan mengawal Lord Bagus keluar dari istana. Permaisuri Lyra memandang ke arah jendela, memikirkan rencana selanjutnya. Dia tahu bahwa dia telah berhasil menyelamatkan dirinya dan Putra Mahkota Kael dari bahaya, tapi dia juga tahu bahwa ada masih banyak bahaya lain yang mengintai di sekitar mereka.
...To Be Continued...
Note:
Terimakasih telah membaca cerita jangan lupa komen, kritik dan saran ya 😊 jangan lupa tinggalkan jejak😊 sayang kalian semua semoga kalian suka🥰🥰Biar saya tambah semangat membuat kelanjutan ceritanya Terimakasih sayang
kalau saya cepetin nantinya malah gak ada pembahasan sih😊 nanti saya akan mencoba saran kamu/Smile//Smile/