Aku Sang Pewaris

itu adalah mobil Ferarri, sekitar lima miliar.

"aku katakan, mengapa kamu membiarkan Tuan Doni naik mobil semacam ini?"

Yang lain berhenti melakukannya begitu mereka melihatnya: "Tuan Doni, aku punya Rolls-Royce, ayo naik mobilku saja!"

"Ya, Tuan Doni, kamu tidak bisa naik mobil semacam ini!"

Bos lain bersaing satu sama lain.

"Tidak, mobil ini lumayan, aku akan kembali ke kampus dulu, mari kita bertemu di lain waktu!"

Doni sebenarnya tidak bisa menggerakkan matanya saat melihat Ferarri ini.

Dia bermimpi membeli mobil, tapi Ferarri, dia bahkan tidak berani bermimpi.

Hanya mengumpulak banya poster mobil jenis ini, tetapi tidak pernah mendapatkan untuk naik.

Doni hampir tidak bisa mengedipkan matanya.

Langsung masuk ke mobil, Eko dan pergi, Melihat sosok Doni yang pergi, Maya tersipu dengan ekspresi yang rumit.

Bos lainnya sangat kagum: "Tanpa diguga, Doni memperlakukan orang lain dengan sangat ramah dan sangat rendah hati, masa depannya tidak terbatas, sangat tidak terbatas!"

Bagaimanapun, mengatakan bahwa meskipun Eko cukup bodoh, dia sangat rendah hati di depan Doni.

Doni tidak mengizinkannya mengemudi ke depan kampus. Lagipula, Ferarti akan terlalu mencolok.

Ini tidak sejalan dengan karakter Doni yang rendah hati dan introvert.

Doni meminta untuk mengantarkannya di gerbang kampus.

Pada saat yang sama, Doni sedang duduk di mobil ini sangat dingin dan iri padanya.

Kakak, bulan ini, tepatnya menyuruhku menghabiskan 2 miliar shoping card, apa lebih baik membeli mobil saja?

Berpikir seperti ini, Doni berjalan menuju kampus.

Tapi dia tidak menyadarinya, sepasang mata telah tertuju pada Doni.

"Doni, kamu, kamu....berhenti!!!"

Doni mendengar seorang gadis memanggilnya.

Melihat kebelakang sekarang, itu bukan orang lain tetapi July, ketua persatuan mahasiswa.

Jelas, July melihat adegan di mana Doni turun dari Ferarri.

Pada saat ini, dia menatap Doni dengan tidak percaya.

Matanya terkejut.

"Ada apa?"

Doni tidak menyangka bahwa meskipun Eko mengantar dirinya jauh dari kampus, dia masih terlihat oleh orang yang dia kenal.

Meskipun tahu mengapa July memanggilnya, pasti dia mau tanya mengapa dirinya turun dari Ferarri.

Tapi Doni tetap berpura-pura bingung.

Ternyata....

"Kamu, kamu, kamu...kenapa ada mobil Ferarri yang mengantarmu?" July bertanya langsung.

Ketika bertemu Doni beberapa kali ini, keterkejutan yang dia lakukan membuat July sangat terkejut.

Pertama-tama, Doni memenangkan undian lalu ke Homeland Kitchen dan membeli apa saja.

Selain itu, July tidak menganggur sama sekali tadi malam, dan bertanya kepada teman sekelas Doni apa yang terjadi.

Jawabannya adalah Doni memenangkan undian dan memenangkan hadiah 200 juta dan seterusnya.

July tidak bisa menahan perasaan tidak nyaman untuk sementara waktu.

Doni, orang miskin ini, bagaimana dia bisa beruntung?

Perasaan semacam ini normal.

Seseorang yang sering dibully tiba-tiba menjadi lebih baik, tidak ada yang akan merasa nyaman melihat ini.

July telah berppikir untuk mencari Doni dan bertanya.

Berapa banyak yang dia dapatkan dari menang undian?

Tapi tidak menyangka bahwa baru saja bertemu dengannya begitu sepulang kampus hari ini, dan dia turun dari Ferarri.

"Oh, ini mobil temanku yang baru saja mengantarkanku ke sini!" Doni mengatakan dengan tenang.

"Hehe, mobil temanmu? Siapa temanmu? kamu, Doni, bisakah kamu benar-benar mengenal orang kaya sebagai teman? Aku tidak percaya!" July tidak yakin.

"Percaya atau tidak, bukan urusanku! Lagipula, aku kenal teman kaya,  itu tidak ada hubungannya denganmu, kan?" Doni berani mengatakan itu karena wanita ini tidak masuk akal.

Selain itu, Doni juga menemukan bahwa saat dia menjadi kaya selama periode waktu ini, kepribadiannya juga berubah secara halus.

Doni memiliki keberanian untuk berbicara dengan July seperti ini.

July juga sangat terpukul oleh nada bicara Doni.

"Kamu! Wow, Doni, kamu sama sekali tidak mengenal mana yang orang baik. Aku takut kamu akan ditipu oleh organisasi MLM. Tahukah kamu bahwa organisasii MLM menipu seseorang. Pertama-tama, adalah membuatmu berpikir, dan kemudian menggunakan berbagai metode untuk menyenangkanmu, membuat begitu sia-sia, dan kemudian kamu akan menjadi tidak berguna dalam hidupmu!"

"Selanjutnya, sebagai ketua jurusan, bukankah aku berhak untuk campur tangan? Jika benar-benar bergabung dengan organisasi MLM, kamu akan mendiskreditkan jurusan kami. Kamu harus tahu bahwa kamu miskin dan bodoh. Di luar, kamu tidak mengerti apa-apa!"

Mendengar sindiran July.

Doni tersenyum pahit dan menggelengkan kepalanya: "Aku sudah memberitahumu apa yang bisa kuberitahukan padamu, dia benar-benar temanku!"

"Oke! Biarkan saja, aku akan bertanya, kenapa kamu bisa memenangkan undian tadi malam? Aku mendengar seseorang mengatakan bahwa kamu menghabiskan lebih dari 150 juta tadi malam? Bukankah kamu menang 200 juta? Kamu benar-benar menghabiskan 150 juta sekaligus..." July bertanya.

"Dua ratus juta? Siapa bilang aku menang dua ratus juta, itu saja yang mereka duga. Aku baru saja mengambil uang tunai 200 juta, tetapi apakah aku menang dua ratus juta?" Doni tampak percaya diri.

July melihat ekspresi ini, dan hatinya sudah gatal.

Benar saja, menebaknya sendiri, dan menghabiskan 150 juta sekaligus Doni ini memenangkan undian, pasti lebih dari 200 juta.

"Berapa itu?"

"Tidak pantas bagi aku untuk mengatakan, singkatnya, tidak terlalu banyak! Oke, July, jika tidak ada yang lain, aku akan kembali!"

Doni tampak acuh tak acuh.

July akan meledak.

"Huh, sungguh hebat, kamu memenangkan uang undian, tetapi kamu hanya beruntung, bagaimana kamu bisa dibandingkan dengan anak orang kaya seperti Agus!"

July menginjak dengan marah saat dia melihat sikap Doni saat ini terhadap dirinya sendiri.

Agus juga merupakan anak orang kaya, dan tidak memiliki keterampilan, tetapi di mata July, anak orang kaya ini jauh lebih baik daripada Doni yang memenangkan Undian.

"Tit tit tit..."

Saat ini, Audi A6 berhenti di depan July, jendela mobil terbuka, dan Agus menjulurkan kepalanya yang berkilau.

"July, lihat raut wajahmu. Apa kamu ada masalah? Atau, kamu tidak ingin menemaniku jalan-jalan pakai Audi ini?"

Agus mengatakan dengan pelan.

"Bukan gus, aku hanya sedikit tertekan, oiya, aku sedikit bingung sekarang, bahkan beberapa orang mengalami depresi yang tak dapat dijelaskan, aku, aku, aku...mengapa aku harus depresi?"

July tidak bisa mengetahui perasaan batin saat ini.

Melihat July merasa sedih, Agus tahu bahwa kesempatannya telah tiba, dan buru-buru menghiburnya.

"July, masuklah ke mobil dulu, ceritakan apa yang terjadi, mungkin aku bisa membantumu..."

July mengangguk.

Apalagi sekarang semakin banyak orang yang keluar gerbang kampus, menaiki Audi di depan umum, itu merupakan hal yang bergengsi.

Setelah dia masuk, mobil berhenti di gerbang kampus...

July juga memberitahu hal tentang Doni hal ini.

"Aduhh!"

Agus mencibir sejenak: "July, kenapa kamu masih khawatir tentang itu? Jadi hanya karena dia memenangkan Undian? Aku mendapatkan kabar. Sekarang Doni telah menjadi orang miskin lagi! Haha. Aku ingin memberitahumu tentang itu hari ini!".