Zara Salsabila, seorang gadis cantik dan juga pekerja keras. Diusianya yang menginjak dua puluh lima tahun dirinya sudah menjabat sebagai sekretaris CEO. Dia begitu dikagumi oleh banyak pria dan juga wanita yang menjadikan dia sebagai sosok idola. Prestasi yang begitu membanggakan tetapi tidak dengan perjalanan cintanya.
Justru dirinya dikhianati oleh sahabat baiknya dan juga kekasihnya sendiri.
Lalu bagaimana kelanjutan kisahnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Niken Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 26
Aven menunggu di sofa ruang tamu apartemennya. Sudah hampir tiga puluh menit dia duduk di sana menanti kedatangan Zara. Mereka berdua malam ini rencananya akan pergi ke pesta pernikahan putra dari tuan Albert. Partner bisnis sekaligus teman baik papa dan mama Aven.
Tap
Tap
Tap
Terdengar langkah kaki dari lantai dua. Dan seketika Aven pun menoleh. Seketika dia menatap sosok yang sedang berjalan ke arahnya tersebut.
"Maaf ya bang menunggu lama. Ayo kita berangkat sekarang," ajak Zara dengan senyuman yang mengembang di bibirnya.
Sedangkan Aven tidak merespon ajakan gadis tersebut. Hal itu membuat Zara mendekati Aven dan menarik lengannya.
"Bang ayo berangkat, katanya mau ke pesta pernikahan?" tanya Zara sambil menarik-narik lengan jas Aven Maheswara.
"Emmm... iya," jawab Aven dengan gugup.
Zara pun melepaskan pegangannya dan hendak melangkah. Namun lengannya justru ditarik oleh Aven sehingga membuatnya berbalik seketika.
"Ada apa bang?" tanya Zara reflek.
"Kamu cantik malam ini," puji Aven seketika membuat Zara Salang tingkah.
Sejak kapan lelaki kutub selatan itu menjadi suka memuji orang lain. Bahkan dia biasanya selalu melihat sesuatu dengan datar. Astaga, mendadak wajah Zara terasa panas. Semoga saja dia tidak merona di depan Aven setelah mendengar ucapan pujian pria tersebut.
"Ayo bang, nanti semakin malam kita perginya," ajak zara sambil memalingkan wajahnya. Dia tidak mau kelihatan saltingnya di depan Aven.
Tetapi Aven yang sudah berpengalaman tentunya tahu kalau Zara sedang salah tingkah saat ini. Dia lalu melangkah sambil menggenggam jemari tangan Zara. Mengajak gadis itu berangkat bersama ke pesta pernikahan klien bisnis perusahaan MH.
Membutuhkan waktu tiga puluh menit mereka tiba di tempat acara diadakan. Sebuah hotel mewah yang disulap menjadi gedung resepsi pernikahan. Tentu saja terasa suasana kemewahan pesta pernikahan tersebut. Sepertinya para tamu undangan yang hadir juga bukan orang sembarangan.
"Wah tempat pernikahannya bagus juga," ucap Zara kagum akan dekorasi dan hiasan yang ada di ruangan pernikahan.
"Kamu ingin yang seperti ini?" tanya Aven tiba-tiba membuat Zara mendelik akan pertanyaan sang duda.
"Maksud Abang apa?" tanya Zara bingung. Mau dibawa kemana arah pembicaraan mereka ini. Karena Zara merasa sejak tadi pembicaraan mereka kemana-mana terus.
"Ya kalau kamu suka konsep pernikahan seperti ini. Aku bisa kok buatinnya," jawab Aven dengan santai.
"Emangnya aku mau menikah sama siapa bang?" tanya balik Zara. Karena dia sedang jomblo saat ini, mana mungkin dia akan menikah bukan?
"Ya, denganku lah, dengan siapa lagi," jawabn Aven sontak membuat langkah Zara terhenti.
Ada apa dengan Aven hari ini. Si duda ini makin meresahkan saja omongannya sejak tadi, batin Zara yang merasa deg-degan dengan jawaban Aven barusan.
"Emangnya kamu nggak mau kalau aku yang ngajakin kamu nikah?" tanya Aven kembali semakin membuat debaran jantung Zara berdebar-debar.
"Abang ih, apaan sih pertanyaannya," sahut Zara sambil mencubit pelan lengan Aven.
"Aku tidak bercanda lho Ra. Kalau kamu mau, aku siap melamar kamu kepada orang tuamu di Surabaya," ucap Aven lagi-lagi membuat Zara semakin berdebar saja.
Maksudnya apa? dia dilamar di pesta pernikahan orang lain? Astaga, apakah tidak ada cara melamar yang lebih romantis gitu?
"Abang..."
"Sayang, apa kabar?"
Sebuah sapaan manja datang dari arah depan. Membuat Aven dan Zara menoleh ke sumber suara. Aven yang tadinya sedang asyik menggoda Zara kini mendadak berwajah datar dan dingin saat melihat siapa yang datang menghampiri dirinya.
Seorang wanita dengan baju pestanya yang seksi. Datang menghampiri Aven dengan langkah terbaiknya karena dia adalah seorang model. Tentu gaya berjalannya dibuat seelegan mungkin. Zara menatap kagum akan kecantikannya namun sayang pakaiannya terlalu terbuka saja.
"Sayang, aku sudah menunggumu sedari tadi,"ucap wanita tersebut dengan mata berkaca-kaca.
Sedangkan Zara yang mendengar panggilan si wanita hendak melepaskan cekalan tangannya di lengan Aven. Karena dia merasa kalau si wanita itu ada hubungan spesial dengan Aven. Jelas dengan panggilan sayangnya tersebut. Akan tetapi duda keren itu justru mengeratkannya dengan cara Aven melingkarkan tangannya memeluk pinggang Zara dengan erat. Zara tentu saja terkejut karena sontak tubuhnya jadi menempel dekat dengan Aven.
Melihat pemandangan seperti itu membuat Jessica meradang seketika. Siapa perempuan yang ada di sebelah mantan suaminya tersebut. Kenapa pula si mantan harus memeluk wanita itu dengan begitu erat. Jessica sudah mencari tahu jika sang mantan masih single. Kenapa sekarang ada wanita yang datang bersama Aven ke pesta pernikahan ini.
"Kenalin, Jessika, mantan istri Aven Maheswara," ucap jessika menyodorkan tangannya ke arah Zara.
Seketika Zara terperangah, oh jadi ini mantan istri dari bang Aven, batin Zara.
Dia pun menyambut uluran tangan mantan istri Aven.
"Zara, saya..."
"Calon istriku," jawaban itu membuat kedua wanita itu langsung menatap Aven bersamaan.
Baik Jessica dan juga Zara sama-sama kaget. Jessica tidak menyangka jika sang mantan sudah memiliki kekasih. Sedangkan Zara juga terkejut, sejak kapan mereka menjalin hubungan. Apalagi di klaim sebagai calon istri oleh Aven. Astaga!
"Oh, masih calon bukan? Jadi masih belum pasti juga kan ya?" sindir Jessica dengan hati yang dongkol. Dia tidak menyangka jika Aven yang dulu memujanya kini tampak menatap dingin dan datar kepadanya.
"Pernikahan kami akan segera dilaksanakan dalam waktu dekat ini. Datanglah jika kamu mau," ucap Aven kemudian hendak pergi dari hadapan Jessica namun lengannya ditahan oleh Jessica.
Dengan tidak tahu malunya wanita itu memohon kepada Aven.
"Bisakah kita kembali seperti dulu. Aku begitu merindukanmu sayang," pinta Jessica yang sudah putus urat malunya. Bahkan melakukan permohonannya di depan Zara. Yang notabene adalah calon istri Aven. Meskipun itu versi pengakuan Aven ya.
"Kamu sudah tidak punya malu ya Jess. Hubungan kita sudah berakhir dan jangan mengganggu hidupku lagi. Aku sudah bahagia dengan Zara, calon istriku. Pergilah dan cari kebahagiaan mu sendiri," usir Aven denga tegas samb terus memeluk erat tubuh Zara.
Sedangkan Zara hanya diam saja melihat perdebatan dua orang yang pernah menjadi suami istri tersebut. Lebih baik diam daripada salah berbicara bukan?
"Kebahagiaan ku hanya kamu, ven. Hanya kamu yang bisa membuat aku merasa dihargai dan nyaman," ucap Jessica sambil meneteskan air matanya.
Dia menangis untuk menarik perhatian dari Aven. Air mata buaya wanita yang tentunya sudah membuat Aven muak melihatnya. Mungkin dulu dia akan luluh akan sikap Jessica yang seperti ini. Akan tetapi Aven yang sekarang tidak akan lagi mudah tertipu akan akal muslihatnya.
"Kebahagiaanku adalah Zara. Aku sudah nyaman bersamanya jadi maaf pergilah dan jangan pernah temui aku lagi. Ayo sayang," Aven mengajak Zara segera pergi dari hadapan wanita ular tersebut.
Aven sudah sangat muak dengan drama murahan yang selalu disuguhkan oleh sang mantan.
Sementara Jessica yang ditolak mentah-mentah oleh Aven hanya mengepalkan kedua tangannya dengan erat. Dia tidak menyangka jika Aven kini dengan lantang menolak dirinya. Jessica tidak akan tinggal diam. Dia akan terus melakukan pendekatan dengan Aven agar lelaki itu bisa kembali dalam genggamannya.
"Aku akan terus datang menemuimu, ven. Kamu hanya milikku dan tidak akan pernah ada wanita lain yang boleh menjadi istrimu selain aku," ucap Jessica.
❤️❤️❤️
TBC
