NovelToon NovelToon
TRESNO KARO KOWE

TRESNO KARO KOWE

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Cinta setelah menikah / Konglomerat berpura-pura miskin / Bercocok tanam
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: SariRani

Raden Saka Teguh, pewaris perusahaan kaya di Jakarta menyamar menjadi Jaka Tarub, pria miskin di pedesaan Jawa Timur saat berusia 25 tahun karena ingin mencari wanita yang tidak gila harta untuk bersanding bersamanya.

Sudah 1 tahun, Saka dalam penyamaran menjadi Jaka dan belum menemukan wanita yang bisa mengambil hatinya. Ketampanannya ia sembunyikan menggunakan gigi palsu yang maju kedepan dan Saka terpaksa harus mencoklatkan kulitnya menggunakan perawatan tanning dari klinik kecantikan serta dibantu dengan lulur coklat yang ia gunakan setiap akan keluar rumah.

Saka tinggal bersama nenek tua sebatang kara sebagai cucu. Nenek Minten namanya dan berprofesi sebagai petani dan penjual sayuran di pasar. Saka membantu meringankan pekerjaan nenek Minten selama setahun ini.

Penantian 1 tahun akhirnya Saka sebagai Jaka menemukan wanita yang ia inginkan. Anak pak RT yang baru saja pulang dari pendidikan di Australia. Tapi wanita itu membenci Jaka di pertemuan pertama. Apa yang terjadi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SariRani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

HANYUT KE SUNGAI

Jaka mencoba membantu wanita itu untuk berdiri namun ternyata kaki si wanita terkilir sehingga susah berdiri.

"Aakh!! Sakit kakiku!" seru wanita itu.

"Kaki mu terkilir. Tau hujan hujan begini masih pake high heels" omel Jaka.

"Siapa kamu yang bisa ngatur ngatur aku pake sepatu apa? Kalau gak niat nolong tanpa ngomel gak usah nolong" balas omel si wanita itu.

"Oke. Aku nyesel bantu kamu. Berdirilah sendiri kalau bisa" sahut Jaka yang menghentikan bantuannya dan berdiri dihadapan si wanita yang masih terduduk di tanah.

Wanita itu masih berusaha berdiri sendiri tapi kesusahan. Jaka hanya memperlihatkan tatapan datar.

Namun saat berusaha berdiri sendiri tiba tiba ada arus air deras dari atas membuat Jaka panik dan langsung menggendong si wanita tanpa persetujuan.

"AKKHHH! APA APAAN KAMU!! KENAPA GENDONG AKU?" teriak si wanita tidak terima namun tangannya refleks ia kalungan di leher pria yang menggendongnya.

"Lihat tuh, arus air udah mulai datang dari atas. Bisa bisa kamu hanyut di sungai kalau duduk di tanah terus" ucap Jaka cuek aja.

Si wanita itu pun melihat aliran air coklat dari jalan menanjak. Ia pun diam.

"Kamu mau kemana?" tanya Jaka.

"Rumah Pak Pardi" jawab si wanita itu.

"Ngapain ke rumah Pak RT? Kamu pindah kesini?" tanya Jaka lagi sambil berjalan nanjak sambil menggendong dan menarik koper bersamaan.

Jaka tidak membayangkan jika anak Pak RT akan secantik ini dan sesombong ini. Ia pernah melihat foto anak Pak RT saat beberapa kali berkunjung dirumahnya masih memakai seragam SMP dan terlihat kutu buku dan pendiam.

"Bukan urusanmu" sahut si wanita.

"Ck. Dasar wanita sombong" gumam Jaka namun masih didengar wanita itu.

"Kamu aja yang gak pernah menemui wanita secantik aku jadi kamu bilang aku sombong. Dasar pria kampung" balas si wanita dengan gumaman juga dan Jaka bisa mendengarnya.

Seketika itu, Jaka menurunkan wanita yang ia gendong dan menjatuhkan koper di tanah.

"Aku memang pria kampung tapi kalau kamu tidak tau terima kasih begini, lebih baik aku tidak menolongmu, nona" ucap Jaka tegas.

Lama kelamaan wanita ini begitu membuatnya kesal.

Jaka berjalan mendahului si wanita itu yang kembali kesusahan untuk berjalan dengan kondisi kakinya yang terkilir ditambah lagi jalanan yang licin.

"DASAT PRIA TAK BERGUNA! PERGI SANA!" teriak si wanita sombong itu.

"Gilak! Kok bisa aku tadi sempat tertarik dengannya" batin Jaka sambil geleng geleng kepala.

Namun baru beberapa Jaka melangkah kan kakinya, tiba tiba banjir bandang dari atas muncul.

Ia langsung berlari ke belakang dan berniat menghindari arus air deras yang akan datang. Ada perasaan tidak tega membiarkan wanita yang baru datang itu terkena banjir meskipun sangat menjengkelkan.

"HEH! AWAS ADA BANJIR!!!" teriak Jaka sambil berlari kearah si wanita itu yang baru saja berjalan 3 langkah.

Wanita itu ikut panik saat melihat ada arus air dari atas jalan akan menerjang tubuhnya.

Belum sempat menyahuti, tubuh si wanita itu langsung dipeluk oleh Jaka dan karena terburu buru hingga Jaka terpeleset ke dalam sungai disebelahnya yang terlihat bening meskipun sedang hujan deras.

BYUUUURRRRR!!!

Mereka berdua hanyut kena arus sungai daripada arus banjir dari atas gunung yang penuh lumpur.

Jaka sering mandi bersama teman teman atau rekan bertani dan penjual sayur disana. Meskipun Jaka tidak tampan tapi caranya bersosialisasi cukup hebat sehingga banyak teman dari semua kalangan.

Jaka tau arus sungai ini akan berhenti dimana. Ia memeluk si wanita agar tidak terlepas dari dirinya yang terbawa arus air cukup deras juga.

Wanita itu tidak menolak karena ia tidak bisa protes lagi. Baru kali ini ia mengalami kejadian yang sangat menakutkan. Pulang dengan niat memberikan kejutan kepada keluarganya, malah ia mendapatkan kejutan terkena hujan deras dan badai.

"Bagaimana nasibku setelah ini?" batinnya pasrah.

Bugh!

Ternyata ada batu besar di tengah sungai yang dilupakan Jaka sehingga kepala pria itu terbentur dan membuatnya pingsan.

Seketika itu, pelukan Jaka berlahan mengendor dari tubuh si wanita.

Namun kini giliran si wanita yang memeluk Jaka dan mengambil alih tubuh pria itu untuk ia pegang mengikuti arus.

Tanpa mereka sadari, akhirnya arus membawa mereka ketepian saat sudah mulai landai. Wanita itu menarik tubuh Jaka ke daratan yang entah dimana lokasi mereka saat ini.

Jaka benar benar tak sadarkan diri dengan kepala yang berdarah. Hari semakin gelap, hujan juga tidak kunjung reda.

"He bangun!" panggil si wanita sambil menepuk kedua pipi Jaka namun pria ini tidak sadarkan diri.

Lalu ia melihat darah mengalir dari bawah kepala pria yang terlentang didepannya ini.

"Astaga! Kepalanya berdarah!" seru si wanita panik.

Hujan masih deras dan kilatan petir masih menyambar bumi membuat wanita itu semakin bingung mau ngapain. Dia bukan dokter, jadi dia tidak tau apa yang harus dia lakukan.

Beberapa saat diam untuk berfikir, akhirnya si wanita itu bertindak. Ia menyobek dress putihnya bagian bawah untuk ia perbankan di kepala si pria yang belum ia kenal.

KREEEEEK!

Dress yang ia beli di Australia, dimana tempat nya 2 tahun menempuh pendidikan S2 yang bergelar MBA, akhirnya rusak saat baru saja dibawa ke Indonesia, kampung halaman.

"Dasar, sok pahlawan" gerutu wanita itu sambil tetap memperban kepala Jaka.

Setelah itu, ia mencoba berdiri dan berjalan namun kakinya yang tadi terkilir sudah membengkak.

"Bagaimana aku bisa keluar dari sini kalau kakiku bengkak dan sakit buat jalan?" lirih si wanita.

Ia pun melihat kanan dan kiri tepi sungai, tidak ada orang tapi ia melihat ada pondok kecil.

*ilustrasi pondok di tepi sungai

"Apakah ada orang di pondok itu ya?" batin si wanita.

"Aku harus kesana" gumamnya sambil berusaha menahan sakit untuk berjalan kesana.

Baru saja bisa berdiri, kakinya dipegang oleh tangan dingin pria yang terlentang di tanah.

"Ja..jangan..tinggal kan..aku" lirih Jaka.

"Kalau aku tega, dari tadi udah ninggalin kamu" sahut jutek si wanita.

Jaka sudah mulai sadar dan berlahan mendudukan tubuhnya.

"Aku kenapa? Aaakh, kepalaku sakit" ucap Jaka sambil memegang kepalanya.

"Kepalamu kebentur batu, untung aja aku bisa renang, kalau nggak mungkin kita udah hanyut disungai" ujar wanita itu.

Jaka diam saja dan berusaha untuk berdiri juga.

"Maafkan aku. Aku tidak berniat membuatmu terhanyut air sungai ini" sahut Jaka dengan nada bersalah.

"Gak usah dipikir, udah terjadi. Syukurlah kita selamat" ucap si wanita dengan nada enak didengar.

"Aku mau ke pondok itu. Badanku udah kedinginan. Kalau kamu mau disini gapapa, aku kesana dulu" lanjutnya sambil berjalan berlahan menuju tempat meneduh.

Jaka tanpa bersuara mengikuti si wanita sambil memegang kepalanya yang terasa pusing.

Setelah sampai di pondok, mereka merasa lebih aman dan tidak terkena air hujan.

"Sepertinya pondok ini terawat. Apakah ada orangnya ya?" tanya si wanita.

Jaka memperhatikan sekitar. Sepertinya pondok ini adalah milik keluarga Feri jika menginap di kampung yang ia tinggali sekarang. Pondok ini berada di kebun teh milik keluarga sahabatnya itu.

"Kalau aku lihat, ini pondok keluarga temanku dari Kota Batu. Dia memiliki kebun teh disekitar sini. Jarak kembali kampung atas gunung cukup jauh sekitar 10km. Kita sudah terlalu jauh terkena arus sungai tadi" jawab Jaka.

"Berarti kamu bisa masuk kesini? Beneran aku udah kedinginan" ucap si wanita yang tidak bohong jika merasa kedinginan karena tubuhnya sudah bergetar.

Jaka pun melihat dibawah pot tanaman, biasanya Feri mengambil kunci pondoknya dari situ.

Dan ternyata memang ada.

Jaka mengambil kunci itu dan membuka pintu pondok.

Didalamnya hanya ada 1 ruangan tanpa kamar dan kamar mandi kecil di pojoknya.

Jadi saat masuk, tidak ada isian apa apa, hanya ada kasur lipat kecil.

"Mandilah dulu" suruh Jaka.

Wanita itu pun langsung masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!