Hendry, pria dewasa berusia 32 tahun itu mulai merasakan kejenuhan dalam rumah tangganya bersama sang istri yang sudah berjalan 5 tahun.
Di karuniai seorang putri cantik di usia pernikahan ke 4, tak membuat rumah tangganya dengan Julia lebih berwarna. Yang ada, Hendry di buat frustasi karna sang istri hanya fokus mengembalikan bentuk tubuhnya pasca melahirkan putri mereka 1 tahun yang lalu.
Julia seolah lupa jika dirinya masih memiliki tanggung jawab sebagai istri.
Wanita berusia 28 tahun itu juga mengabaikan putri kecil mereka. Alih-alih mengurus anak, Julia justru lebih senang menghabiskan waktu di salon dan tempat gym.
Tingkah Julia benar-benar membuat Hendry sangat muak. Kalau bukan karna cinta dan anak, mana mungkin dia masih bertahan dengan istri hanya mementingkan diri sendiri.
Sampai pada suatu ketika, Hendry tergoda dengan gadis yang mengasuh anaknya sejak 5 bulan terakhir. Gadis yang tak lain adalah adik tiri Julia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
Bella sebenarnya sangat jengkel dan kecewa, tapi tidak bisa berbuat apa-apa karna Hendry langsung keluar dari kamar sambil menerima telfon dari Julia. Bella tidak sempat mencegah Hendry. Pria itu sudah terlanjur keluar kamar tanpa mengatakan satu katapun pada Bella.
Di luar pintu belakang kamar, Bella berdiri menatap lurus dengan tatapan menerawang. Kedua tangannya berpegangan pada pagar besi pembatas. Bella tadi langsung merapikan kembali piyamanya setelah Hendry keluar dari kamar. Sekarang dia hanya ingin mencari angin segar supaya bisa memikirkan cara selanjutnya.
"Aku tidak akan kalah, kita lihat saja Kak Julia.!" Gumam Bella dalam hati. Cengkeramannya di pagar pembatas semakin kuat.
Bella merasa sudah melangkah sejauh ini, jadi dia tidak menyerah sebelum mencapai tujuannya.
...******...
Di balkon resort lantai dua, Hendry tampak gusar menerima telfon dari Julia. Pikiran Hendry sulit fokus karna dia baru sadar telah meninggalkan Bella begitu saja di kamar dalam posisi piyama yang berantakan.
"Sayang, aku rindu. Kita video Call saja ya.?" Pinta Julia dengan suara manjanya yang khas.
"Aku sebenarnya sangat mengantuk dan lelah. Sejak pagi sibuk dengan pekerjaan kantor sampai pukul 7 malam." Tutur Hendry hanya beralasan.
Untuk pertama kalinya Hendry membohongi Julia sejak 5 tahun pernikahan. Bisa dibayangkan sebaik apa kepribadian Hendry. Kesetiaannya bahkan tidak perlu di ragukan lagi sejak dulu.
Kalau sekarang Hendry mulai berubah dan berulah, artinya memang ada yang salah dengan pasangan hidupnya.
Perubahan sikap dan lunturnya kesetiaan seseorang, pasti bukan tanpa sebab.
Sama halnya seperti Bella. Dia menjadi jahat pada Julia karna terlalu sering di injak-injak, di hina dan diperlakukan buruk. Perubahan sikap Bella semata-mata sebagai bentuk pembelaan diri atas sikap buruk yang selama ini dia terima.
Hendry pun demikian, dia berubah karna sudah terlalu sering dikecewakan oleh sikap Julia.
"Baiklah, kamu istirahat saja. Besok pagi tolong telfon aku kalau kamu tidak sibuk." Ujar Julia dengan nada kecewa. Dia sebenarnya ingin melihat wajah Hendry, lalu meminta maaf atas semua kekurangannya selama ini. Julia baru menyadari setelah merasa bersalah karna menghabiskan malam panas bersama mantan kekasihnya.
"Aku matikan telfonnya. Have fun sayang." Hendry memutuskan sambungan telfonnya dan menyimpan ponsel di saku celana.
Bayangan Bella yang dia tinggalkan begitu saja di dalam kamar, membuat Hendry bergegas meninggalkan balkon. Hendry turun ke bawah dan masuk ke dalam kamar.
Namun saat masuk, Bella tidak terlihat di dalam kamar. Di ranjang besar itu hanya ada Ale yang masih terlelap dengan dikurung oleh guling di sisi kanan dan kiri.
Hendry sudah mencari Bella di kamar mandi dan wanita itu memang tidak ada di sana.
Netra Hendry tertuju pada pintu belakang kamar yang tidak tertutup sempurna. Hendry beranjak keluar karna yakin ada Bella di sana.
Benar saja, wanita itu sedang berdiri membelakangi pintu dengan kepala sedikit mendongak.
Hendry mendekat dan memeluk Bella dari belakang tanpa ragu. Bella sedikit terkejut, dia sempat melihat tangan kokoh Hendry melingkar di perutnya sebelum Bella menoleh kebelakang dengan tatapan datar.
"Di luar sangat dingin, ayo masuk." Bisikan Hendry.
Diam. Bella tidak bergeming sama sekali. Wanita itu malah kembali menatap hamparan langit hitam yang di taburi bintang-bintang.
Ada perasaan kecewa karna Hendry tidak membahas kejadian tadi. Setidaknya Hendry menjelaskan kenapa meninggalkannya begitu saja dalam keadaan setengah telan-jang.
Bukan karna Bella sudah bermain hati, tapi sikap Hendry membuatnya merasa tidak dihargai sama sekali.
Hendry menarik nafas dalam karna sikap dingin Bella. Tanpa dijelaskan alasannya, Hendry sudah tau penyebabnya. Dan Hendry mengakui kesalahannya. Dia tidak seharusnya meninggalkan Bella tanpa mengatakan apapun setelah mencumbunya. Bella pasti kecewa padanya karna hal itu.
"Maaf, aku tidak bermaksud membuatmu kecewa." Lirih Hendry sambil mengeratkan pelukannya.
"Aku panik karna Julia menelfon."
Gara-gara panik, Hendry tidak sempat memikirkan Bella.
Bella tetap bungkam, dia tidak berniat menanggapi perkataan Hendry. Membuat Hendry merasa bersalah padanya adalah satu cara untuk menjerat pria itu lebih jauh.
"Arabella,, katakan sesuatu." Pinta Hendry memohon. Dia mencoba meraih wajah Bella agar menatapnya, tapi Bella memalingkan muka.
Hendry mendadak frustasi. Dia tidak tahan di abaikan oleh Bella.
"Kamu sangat marah padaku ya.?" Cecar Hendry.
Dia membalik tubuh Bella, dan kembali melontarkan pertanyaan yang hampir sama.
Bella akhirnya buka suara setelah Hendry melakukan segala cara untuk membuatnya bicara.
"Aku pikir kita salah sudah berbuat sejauh ini dibelakang Kak Julia. Mas Hendry pasti menyesalkan.?" Tebak Bella asal. Karna sebenarnya Bella lebih melihat penyesalan Hendry yang sudah meninggalkan di sofa begitu saja. Bukan menyesali perbuatan mereka.
"Aku lebih menyesal membuatmu kecewa. Maaf ya,," Hendry langsung menarik Bella ke dalam dekapan dan mengecup pucuk kepalanya dengan sayang. Hendry tidak akan mengelak perasaannya pada Bella yang mulai tumbuh.
"Ayo tidur, sudah malam." Hendry mengajak Bella masuk ke kamar. Bella tidak menolak. Dia tidak akan bersikap dingin lagi pada Hendry karna sudah tau isi hati pria itu.
Sampainya di ranjang, Hendry memindahkan Ale di dekat kepala ranjang. Posisi Ale sekarang atas di pinggir. Hendry kemudian menata dua bantal di samping Ale.
"Kamu di tengah." Kata Hendry. Bella menurut, dia naik ke atas ranjang dan berbaring di samping Ale. Hendry mematikan lampu utama, dia hanya menyisakan lampu tidur yang temaram, lalu bergabung di samping Bella.
Bella menelan ludah saat merasakan tubuh Hendry sangat menempel di belakang punggungnya. Tak berselang lama, Hendry memeluk dari belakang.Telapak tangan Hendry bergerak naik turun di perut Bella.
"Geli,," Bella menghentikan pergerakan tangan Hendry. Pria itu terkekeh kecil dan mengecup gemas leher belakang Bella.
"Mau lanjut yang tadi tidak.?" Tawar Hendry hati-hati, dia masih takut dengan sikap dingin Bella.
Bella terdiam beberapa saat. Sebenarnya Bella tidak nyaman melakukan kegiatan seperti itu, tapi sudah terlanjur basah karna menceburkan diri dalam aksi balas dendamnya. Bella tidak bisa berhenti, apalagi mundur.
Akhirnya dia mengangguk setuju, namun Bella mengajukan syarat lebih dulu.
"Ponselnya bisa di matikan saja.? Aku tidak mau kejadian seperti tadi." Pinta Bella.
Tanpa menjawab, Hendry bangun dari ranjang dan mematikan ponsel di atas nakas.
Bella diam-diam tersenyum dalam hati. Hendry mulai mau menuruti permintaannya. Ke depan, Bella akan membuat Hendry mengabaikan Julia.
Hendry membuat Bella terlentang. Dia mengungkung Bella seperti tadi dan mulai menyambar bibirnya. Untuk kedua kalinya Hendry mencium bibir Bella tanpa ada sambutan. Hendry bisa memaklumi hal itu. Hendry tau kalau Bella belum pernah berciuman, dan dia menjadi pertama untuk Bella.
"lum-at pelan-pelan." Bisik Hendry setelah melepaskan pagutan bibirnya. Dia berusaha mengajari Bella agar bisa saling melu-mat nantinya.
Bella hanya mengangguk kecil, pipinya terlihat merona menahan malu.
padahal dia jahat, udah ngebunuh emaknya bella juga...
situ sehat julia 🙄