" aku takut untuk kembali patah setelah jatuh hati " ---
Ziva gadis cantik yang batal menikah karena suatu hal yang tak jelas. Lelaki yang ia percaya itu pergi meninggakkan dirinya sebelum hari pernikahan mereka dilangsungkan. menghancurkan segala mimpi setelah sekian lama di bangun bersama. Segala kesakitan itu membuat ziva sulit untuk kembali menjalin hubungan yang baru . Hingga kehadiran seorang lelaki aneh yang memberi warna baru dalam hidupnya. Namun banyak rahasia yang tersembunyi di balik kemunculannya .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mia Riski, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hati Yang Kacau
Linka mengajak Lisa salah satu karyawan ziva untuk menemaninya untuk makan di sebuah restauran . Ia ingin sekali makan masakan Jepang dan juga membawakannya untuk ziva . sahabat baiknya itu yang sangat menyukainya .
Linka dan lisa memutuskan untuk makan dahulu disana dan mereka memesankan satu porsi yang di bungkus untuk ziva .
" Lini.. " Lisa menepuk pundak linka yang tengah fokus pada shushinya .
" Ada Apa? " Di sela sela mengunyah ia menyempatkan diri untuk menjawab . Mulutnya sangat penuh dengan sushi yang telah menjadi incarannya sejak beberapa hari lalu . lisa ingin terkekeh tetapi ia urungkan . Karena informasi yang ingin di katakannya setelah ini akan menegangkan untuk wanita di hadapannya.
Ia masih ragu untuk membuka suara , menatap mahalini seakan tak tega untuk memberitahunya. sedikit terpancing emosi karena wanita ini tak juga memberinya penjelasan.
" Lo kenapa sih? " Linka kini menoleh kearah pandangan lalisa . memicingkan matanya kemudian urat urat lehernya mulai menegang. Yang benar saja , ia sungguh tidak percaya dengan apa yang ada di hadapannya saat ini. Ini sungguh menyesakkan.
" Mm " linka dengan susah payah menelan ludahnya kasar. Menyibak rambutnya kebelakang. Ia merasakan sakit sekali . Jika ia memiliki kekuatan super , mungkin dunia akan hancur dengan segala kemarahannya .
Lisa sedikit bergetar melihat tangan Linka yang menggepal dan memerah . Tampak jelas sorot mata itu Nyalang dan sangat menakutkan . Ia seperti seekor singa yang tengah mencari mangsa. Sangat menyeramkan .
" Ia bahkan belum memberitahuku bahwa sudah pulang ke Jakarta" Gumamnya pelan sehingga lalisa tak mendengarnya.
" Lin, tunggu.. " lisa berteriak tak terlalu keras karena ia takut mengganggu para pengunjung restauran yang cukup ramai ini . Berlari menyusul mahalini yang sudah meninggalkannya jauh dari tempat mereka duduk .
" Brakk! " Menghentakkan tangannya di atas meja . Perbuatan wanita itu bukan saja mengagetkan dua orang yang sedang duduk di meja itu tetapi seluruh pengunjung ikut merasakannya. Mereka masing masing menoleh dengan segala tatapan . Ada beberapa orang yang sudah siap untuk mengambil gambar bahkan merekamnya . Ya , ini akan menjadi peristiwa yang tidak terlupakan .
" Sayang jangan ! " Rama refleks berdiri , ia langsung menggapai tangan mahalini yang sudah sepertinya sudah bersiap untuk menampar perempuan di hadapannya .
" Waww !! Jadi sibuk bekerja adalah alasan klasik untuk menghabiskan waktu bersama wanita lain? " Rama tersenyum yang sulit di artikan , dengan santai ia menjauhkan tangan lelaki itu yang berusaha menyentuhnya.
" Kamu salah paham, kita jelaskan nanti.. " berusaha menarik tangan Linka pergi dari tempat tersebut sebelum semua bertambah runyam . Rama paham sekali , Linka wanita pemberani . Ia bahkan mampu mencakar wanita itu sampai berdarah .
" Berapa harga dirimu? Sehingga berani berkencan dengan calon suamiku. " Melirik kearah wanita di hadapannya . Ia seakan tengah menjatuhkan wanita ini dengan kalimat yang begitu menohok.
Rama seperti ingin hilang saja , garisnya memang sangat menakutkan jika sedang cemburu .
" Kenapa kau diam? " Linka semakin memaksa wanita di hadapannya untuk bersuara.
" Aku.." belum sempat wanita di hadapannya berbicara Linka telah memotongnya.
" Tapi setelah aku pikir pikir, wanita sepertimu tidak memiliki harga "
" Degh! " Sakit sekali . Wanita ini seakan ingin menangis di sini . Namun matanya sempat melirik semua yang tengah menyaksikan mereka . Mendengar ucapan Linka yang begitu menjatuhkan nilai dirinya .
" Cukup !! " Rahang Rama mengeras, ia tak habis pikir dengan isi kepala mahalini . Mengapa sampai berkata sekejam itu . Bahkan mereka belum memberikan penjelasan apa apa .
" kita Pulang !! " Menarik tangan Linka untuk keluar dari restauran . Ia menyeret dengan sedikit kasar . Rama cukup meringis memegang pergelangannya yang sudah memerah . Lisa segera menyusul sepasang kekasih itu , nyatanya mereka masih Berdiri di dalam sana saat Linka berhasil memberhentikan langkah Rama. sedangkan wanita yang tadinya bersama nuca masih berdiri mematung hingga akhirnya ia memilih untuk pulang terlebih dahulu.
" Lepas , aku mau mengambil sushi untuk ziva " ucapnya menghentakkan tangan Rama .
" Sebaiknya kamu pulang ! " Linka menuju kasir mengambil pesanan milik ziva. Ia berjalan mendahului Rama dan di susuli lisa yang memang pergi ke mari bersama dirinya .
" Arghh " Rama memegang tengkuknya dengan kedua tangan berakhir dengan mengacak rambut frustasi .
***
Bunyi mangkuk dan gelas yang pecah itu terdengar cukup kuat . Bertaburan beling beling kaca itu bertaburan di setiap sudut ruang . Lantai keramik putih itu kini menyisakan sisa sisa bubur yang masih tersisa di dalam mangkuk.
" Arghhh!!! " Ziva memegang kepalanya .
" Ziva, tenang nak.. " Cindy yang sedari tadi berada di luar langsung bergegas masuk dan memeluk putrinya .
" Kamu kenapa sayang , apakah Kepalamu terasa sakit lagi.. ? "
Ziva memeluk mamanya , ia terisak disana . Ia sudah tak bisa menahannya lagi . Ini sangat sakit , ia tidak sekuat itu untuk tetap tenang.
" Apa aku tidak pantas bahagia ? " Mendongak menatap wajah mamanya , Cindy terenyuh mendengar nada lirih anaknya . Ia membawa ziva kembali dalam pelukannya . Ia tahu anaknya ini sedang menanggung beban .
" Tenanglah sayang .. " mengelus pundak ziva . Ia mengecup kepala ziva . Berdoa agar anaknya bisa selalu merasakan kasih sayang dari orang orang di sekelilingnya tak hanya dirinya sendiri.
" Kenapa kau harus muncul saat aku sudah mulai terbiasa sendiri . Saat aku tidak berpikir lagi tentang sebuah hubungan. Memberiku warna entah itu putih atau hitam. Setelah cukup lama aku merasa gelap bahkan kakiku tak terarah . Ingatan pada pernikahan yang gagal itu masih terekam jelas. Peristiwa yang tak aku lupa dari banyak hal lainnya. Ingin sekali menemuimu dan berkata , kamu lelaki tak punya hati yang pernah aku temui . Mungkin kedua setelah mantan calon suamiku. ternyata kalian sama. Bajingan.."
Ziva membatin, ia seakan terus mengutuk lelaki itu.
Wanita cantik itu mulai terlihat tenang , matanya kini sudah terpejam. Akibat suntikan obat penenang pada tubuhnya, ziva mulai membaik . Cindy menarik nafas lega, memandang kearah dokter ana yang menangani ziva.
" Tidak perlu cemas, semua baik baik saja " dokter ana berusaha memberi pengertian kepada Cindy. Ia melihat kearah ziva yang tertidur posisi miring ke kiri. Dokter cantik itu langsung berpamitan untuk mengurus pasien lainnya .
Lihat tubuh mungil itu , ia tampak lebih kurus . Yang benar saja , ia bahkan tidak memikirkan apakah perutnya perlu asupan makanan atau tidak. Ziva tidak peduli , pikirannya terlalu kalut dan penuh. Terisi dengan segala perasangka buruknya terhadap lelaki yang berhasil membuatnya ' Jatuh Kembali '.
Cindy mengelus rambut hitam dan tebal putrinya. Ia menarik selimut menutupi tubuh mungil itu . Menekan tombol pada remote untuk membesarkan suhu AC agar bisa membuat ziva menghangat .
" apa yang terjadi denganmu sayang .. " Cindy mengelus puncak kepala ziva . Ia kini menyandarkan diri pada sofa panjang , memijat pelipisnya yang terasa menegang . Bisa bisa ia juga jatuh sakit jika begini caranya .
" Kau kenapa ?" Stevan duduk di samping istrinya . Melihat wajah wanita paruh baya itu cukup sulit di artikan.
" Aku hanya khawatir, ziva akan semakin kehilangan banyak memori dalam hidupnya .. " Cindy kini menjadikan paha lelaki itu sandaran kepalanya , memiringkan sedikit badan dan terpejam . Stevan tak banyak berbicara , ia sangat mengerti perasaan ibu dari putrinya . Mengusap lembut kepala Cindy dan mengecupnya pelan .
" Putri kita bukan perempuan yang lemah , ia lebih kuat dari yang kita tahu.. "