Kinara Aulia. Seorang gadis pilihan keluarga Dirgantara, yang akan menjadi istri Kenan, laki-laki tampan, sukses, yang mempunyai segalanya, namun nahasnya. Ia mengalami kecelakaan saat akan menikah dengan wanita pujaannya.
Setelah mengalami kecelakaan, sang wanita yang ia cintai malah meninggalkan dirinya, karena tidak mau mempunyai suami cacat.
Kenan merasa terpuruk, tidak percaya diri. Sampai dimana keluarganya mencarikan istri untuk dirinya.
"Jaga batasan, kamu cuman istri kontrak pilihan keluargaku!" bentak Kenan.
"Aku juga tidak tertarik denganmu, jangan terlalu percaya diri," jawab Kinara Ketus.
•••
Lalu bagaimana kisah mereka? Setelah melewati banyak hal dalam kehidupan mereka?!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lukacoretan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
Sebulan sudah, Kinara menjalankan rencananya, untuk membalaskan dendam kepada saudara ayahnya yang sudah tega, membunuh kedua orangtua Kinara.
"Kemana Kenan?" ucap Kinara, yang tidak melihat suaminya disamping tempat tidur mereka.
"Masih jam 9malam, aku ketiduran sejak sore."
Kinara turun dari ranjangnya, karena beberapa hari ini, ia merasa tidak enak badan.
Kinara turun kebawah, karena ia merasa haus, namun saat ia akan minum, pandangannya sekilas melihat suaminya.
"Bukannya itu, Kenan. Mau kemana dia malam-malam seperti ini," gumam Kinara penasaran.
Karena rasa penasarannya, Kinara memutuskan untuk mengukuti suaminya.
"Ruangan apa itu, kenapa Kenan tak memberitahu aku," gumam Kinara.
Kinara terus mengikuti langkah Kenan, sampai dimana Kenan menutup pintunya, tapi ia tidak menutup sepenuhnya. Jadi Kinara bisa melihat keadaan didalam.
Setelah Kenan masuk, Kinara menginti dicelak pintunya yang terbuka sedikit.
Saat Kinara melihatnya, ia menutup mulutnya.
"Jadi, selama ini.. Kenan selalu mengunjungi ruangan ini, dimana ruangan ini isinya full foto mantan kekasihnya."
Kinara menunduk, air mata sudah memabasahi wajahnya, ia menghela napas panjang, menahan isak tangis yang akan terdengar.
Karena tak mau keberadaannya disadari oleh Kenan, Kinara memutuskan akan kembali ke kamarnya.
Sepanjang langkahnya, Kinara menyusut air mata yang ia tahan sedari tadi, sampai lupa. Kalo niatnya keluar kamar akan minum air.
"Kenapa selama ini, kamu memberikan aku harapan."
"Kamu seolah memberikan cinta yang tulus kepadaku, tetapi nyatanya, kamu tidak pernah melupakan masalalu kamu.."
Kinara merasa ditipu dengan sikap Kenan selama ini, ia sudah berniat akan belajar mencintai suaminya, tapi nyatanya Kenan belum melupakan masalalunya.
"Bajingan!"
"Aku akan membalas semuanya, Kenan!"
Setelah menenangkan hatinya, Kinara kembali keatas kasurnya, ia akan kembali tidur, karena tidak ingin melihat suaminya dulu.
"Setelah semua dendam ini selesai, aku akan akan pergi dari sini," gumam Kinara.
"Ceklek"
Kenan membuka pintu kamar, Kinara langsung menutup matanya.
"Ternyata masih tidur," ucap Kenan tersenyum, ia mengelus rambut Kinara.
"Bajingan, bisa-bisanya dia melakukan semua itu," gumam Kinara.
Kenan memutuskan akan tidur, karena sudah mengantuk, ia menidurkan dirinya, dengan posisi memeluk istrinya.
...
...
Keesokan harinya.
"Aku akan berangkat sendiri," ucap Kinara.
"Tidak, aku tidak akan mengizinkanmu pergi sendirian," ujar Kenan bingung.
Kinara tak menjawab ucapan Kenan, ia langsung meninggalkan Kenan sendiri.
"Sayang," teriak Kenan.
"Kenapa pagi-pagi sekali, sudah teriak teriak?" tanya Amira.
"Mom, aku berangkat dulu, ya," pamit Kinara.
"Gak makan dulu?" tanya Amira.
"Tidak, aku buru-buru," jawab Kinara.
"Jangan lupa makan setelah sampai, ya," ucap Amira.
"Iya mom," jawab Kinara, ia langsung meninggalkan mansion itu.
Kinara membawa mobil, pemberian mertuanya, karena ia sudah bisa membawa mobilnya ia bawa sendiri.
"Sabar Nara, sabar!"
Sepanjang perjalanan, Kinara terus menenangkan dirinya, agar tidak terlalu emosi.
"Pusing sekali, mungkin karena aku banyak pikiran sedari malam," ucap Kinara.
Kinara tak menghiraukan rasa pusingnya, ia terus melajukan mobilnya ke kantor.
"Wah, babu sudah datang," ujar Rista.
"Sewa dimana mobilnya? Awas ya gak kebayar," cibir Rista.
Kinara tidak menghiraukan keberadaan Rista, karena ia sedang tidak mood untuk adu mulut dengan sepupunya.
"Tunggu!"
Rista menarik tangan Kinara.
"Lepaskan, tanganmu!" teriak Kinara.
Suara Kinara membuat semua karyawan dikantor itu penasaran, karena selama ini. Kinara terkenal dengan keanggunannya.
"Wow! Santai dong!" ujar Rista.
Kinara menarik tangannya, agar terlepas dari cekalan Rista.
"Moodku sedang tidak baik, jangan membuatku marah," ucap Kinara ketus.
"Aku tidak mengajakmu berantem, aku hanya menyapa dirimu," kata Rista tersenyum sinis.
"Sudah aku jawab, jadi jauhkan wajahmu dari hadapanku!" titah Kinara.
"Sombong sekali kau!" ujar Rista.
"Mentang-mentang menjadi asisten tuan Kenan," lanjut Rista.
"Lalu, apa masalahnya denganmu?" ucap Kinara kesal.
"Aku akan mendekati tuan Kenan, dan menjadikan dia suamiku," jawab Rista.
"Plak"
Satu tamparan mendarat di pipi Rista, Kinara tak bisa menahan emosinya.
"Dengarkan baik-baik, jalang!" ucap Kinara.
"Jangan banyak bermimpi, Kenan tidak akan mau dengan wanita rendahan sepertimu!"
Rista menyentuh pipinya yang terasa panas, karena mendapatkan tamparan dari Kinara.
"Kau, beraninya menamparku!" bentak Rista, yang tak mau kalah.
"Kenapa aku tidak berani denganmu? Hah!" teriak Kinara.
"Bahkan tidak hanya denganmu, tapi dengan kedua orangtuamu, aku berani menampar kalian!"
Kinara tidak bisa menahan emosinya kali ini, entah ada dorongan dari mana, ia mempunyai dorongan kuat, untuk lebih berani.
"Kau!" tunjuk Rista.
"Apa!" ucap Kinara.
"Aku akan membalas perbuatanmu!" ujar Rista.
"Aku tunggu," jawab Kinara tersenyum.
Dengan perasaan amarah, Rista meninggalkan Kinara sendiri, karena ia tidak bisa banyak melawan, Rista diawasi langsung oleh kedua orangtuanya, agar tidak kelewat batas.
"Bajingan, gara-gara jalang itu, aku lapar," ucap Kinara, ia memegang perutnya.
Kinara kembali keluar, lalu ia mencari restoran terdekat.
"Ah, lapar sekali," gumam Kinara.
"Tidak biasanya, aku lapar seperti ini," ucap Kinara aneh.
Kinara langsung memesan makanan yang ia inginkan, lalu ia duduk diujung meja, karena agar tidak terlalu ramai.
Saat Kinara sedang makan, ia melihat seseorang yang tak asing baginya.
"Bukannya itu, Lana." Gumam Kinara, matanya tak lepas dari sosok wanita yang ia kira adalah mantan pacar suaminya.
"Ya benar, itu Lana."
"Bukannya dia menghilang, kenapa dia berada disini," gumam Kinara heran.
Karena tempat restoran dengan kantor Kenan cukup dekat, hanya lima menit saja.
Kinara terus melihat kearah Lana.
"Sepertinya dia sedang menunggu seseorang," gumam Kinara.
Saat mata Kinara fokus kearah Lana, mata Kinara tak sengaja melihat sosok suaminya yang masuk kedalam restoran.
Karena Kinara berada diujung, dan pengunjung sedang ramai, jadi Kenan tak melihat istrinya.
"Hai Kenan, apa kabar," sapa Lana.
Lana langsung memeluk Kenan.
"Kabarku baik, bagaimana denganmu?" ujar Kenan.
"Aku baik," jawab Lana tersenyum.
"Maaf, aku menghilang," ucap Lana.
"Untuk apa, kau mengajak aku bertemu disini?" tanya Kenan, yang tidak mau basa-basi.
"Kenan, kenapa kamu berubah? Kamu tidak merindukan aku?" tanya Lana.
"Untuk apa aku merindukan orang yang sudah melukai diriku," jawab Kenan ketus.
Karena perasaan Kenan sudah hilang, semenjak kehadiran Kirana.
"Bagus, ternyata selama ini, kalian sering bertemu."
Suara Kinara, membuyarkan Kenan, ia tidak tahu kalo Kinara akan mengetahuinya.
"Sayang," ucap Kenan kaget.
"Lepaskan, aku tidak sudi disentuh olehmu!" bentak Kinara.
"Kenan, siapa wanita ini, kenapa kau panggil dia sayang?" tanya Lana bingung, karena selama ini tidak ada berita yang mengatakan kali Kenan sudah mempunyai pasangan.
"Saya bukan siapa-siapanya dia," jawab Kinara ketus.
Lalu Kinara berlari dari dalam restoran.
"Kinara tunggu!" teriak Kenan.
Kinara tidak menghiraukan panggilan Kenan, ia terus berlari, Kinara tidak melihat ke kanan dan ke kiri.
Kinara tidak sadar, kalo didepan sudah ada mobil yang akan siap melewati jalan itu.
"Brak"
"Aaaaaaaaaaaaaaa." Suara teriakan Kinara terdengar nyaring.
***