Menceritakan kisah Raditya Sukma yang terjerat dengan Seorang CEO cantik bernama Amelia Artmaja.
Sebagai manusia terkuat dibumi ini.Raditia terpaksa patuh pada Amelia. dan berperan sebagai pengawalnya. tidak hanya itu, Raditia juga terjerat hubungan dengan beberapa wanita selama menjadi pengawal amelia. Hinga pada akhirnya, dia memutuskan menikahi setiap wanita yang memiliki ikatan cinta denganya..
So jika kalian penasaran langsung cekidot ceritanya!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SATO_WOW, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
RADITIA YANG MENYEBALKAN
Di dalam Apartemen.
Claudia duduk dengan kaki yang sedikit terbuka, meskipun terlihat agak aneh, tetapi pesonanya benar benar luar biasa.
Amelia bisa Dikatakan sebagai mawar putih yang yang dingin, Dan Claudia seperti bungan mawar hitam yang sedang mekar.
Terutama di bagian gunung kembar mereka, Amelian dengan Ukuran D dan Claudia hampir mendekati F.
Kedua wanita ini benar-benar membuat batin Raditia menggila.
Ini adalah pertama kalinya Raditia merasa bersyukur atas misi yang diberikan oleh gurunya.
Tuk Tuk!
Suara ketuka tangan Amelia di meja menyadarkan lamunan Raditia.
"Kamu.... Matamu melihat kemana? Sepertinya aku harus menusuk matamu!" bentak Amelia marah.
"Itu benar! jika kamu ingin tinggal disini, kamu harus mencongkel kedua bola matamu," saran Claudia mendukung kemarahan Amelia.
Oke,Oke aku tidak akan melihatnya lagi," ucap Raditia, tersenyum dan pindah ke kursi kecil di depan mereka.
"Istriku tersayang, bukankah kalian berdua memiliki syarat untukku?" tanyanya.
Setelah Raditia selesai berbicara, matanya beralih dan menatap paha putih Amelia da Claudia.
"Br*ngs*k! Aku bukan istrimu!!"
"Mati saja! Aku juga bukan istrimu, dan berhenti melihat pahaku...."
Amelia dan Claudia segera meraung pada saat bersamaan.
"Ya,Ya kakekmu ingin aku menikahimu! Jika kamu bersikeras menolak, aku tidak akan memaksamu," ucap Raditia, menatap Amelia dengan santai.
"Arrgg!" kemarahan Amelia meledak.
"Kamu juga! Ayahmu memaksaku untuk segera menikahimu!" Raditia menatap Claudia.
"Sial, Aku akan membunuhmu!" Claudia menjadi brutal.
"Tolong! Jangan bunuh aku! Kalian tidak ingin menjadi seorang janda di usia muda, kan?" ucap Raditia, pura-pura ketakutan.
"Amel, jangan hentikan aku! Bajingan ini harus mati!" teriak Claudia, dia sangat tersengat oleh ucapan Raditia, bahkan tangan sudah mengangkat melon yang dibawanya.
Ketika Amelia melihatnya. Dia tidak bisa menahan diri untuk mengeluh di dalam hatinya."Claudia memang sahabat yang baik, namun kemarahan membuatnya kehilangan akal dan tampak bodoh! Kamu ingin berkelahi sambil membawa melon? Sungguh sia-sia."
Jadi Amelia buru-buru menarik Claudia.
"Tenang dulu, Claudia! Jangan buang buang tenaga untuk bajingan ini, lebih baik kita membicarakan syarat yang kamu katakan tadi." sarannya
"Oke,Oke...." Claudia meletakkan melon, lalu menatap gunung kembarnya lagi dan merasa ada yang tidak beres.
Segera, Amelia melihat Raditia dengan tenang dan berkata."Oke Raditia, kita akan membahas 3 Syarat selama kamu tinggal disini."
"Panggil aku suami," sanggah Raditia secara langsung.
"Tidak mau!" tegas Amelia
"Kalau begitu, aku tidak akan membahasnya." ujar Raditia.
"Bajingan! Aku berkelahi denganmu sekarang!" Teriak Claudia, sangat marah
Setelahnya berteriak, dia langsung melemparkan melon ke arah Raditia.
Tepat ketika buah melon di lemparkan, Raditia langsung menangkapnya dengan mudah.
Tidak hanya berhasil ditangkap, tapi itu juga dimainkan dengan lembut oleh kedua tangannya, seolah dia menyentuh kedua gunung kembar besar Claudia.
"Besar sekali, ini melok yang sangat besar!" seru Raditia terkagum-kagum.
"Apakah milikmu juga sebesar ini, Claudia?" tanyanya sambil tersenyum.
Mendapati pelecehan verbal seperti ini, Claudia benar benar marah.
Dia bangkit dari sofa dan bergegas kearah Raditia dengan cakarnya.
"Claudia!" bentak Amelia menghentikan, dia tidak punya pilihan selain menahan amarah sahabatnya.
Claudia segera berhenti dan duduk kembali ke sofa dengan wajah kesal.
Amelia juga langsung memelototi Raditia dan berkata dengan serius, "Bisakah kamu berhenti bercanda? Aku ingin mengobrol serius denganmu, Raditia."
"Aku lumayan serius kok, tapi melon ini memang besar." ujar Raditia, mulutnya masih tersenyum.
Ini membuat Amelia kehilangan kesabaran, jadi dia membawa Claudia ke kamarnya di lantai 2.
perlu disebutkan bahwa apartemen Amelia memiliki dua lantai, masing-masing seluas 100 meter persegi.
Lumayan luas.
Amelia menarik Claudia, menaiki tangga dan bergegas masuk ke dalam kamarnya.
Kedua wanita cantik itu berdiskusi cukup lama di dalam kamar dan turun lagi setelahnnya.
Kemudian Amelia menyerahkan selembar kertas penuh tulisan kepada Raditia.
Raditia mengambilnya dan melihat bahwa itu adalah aturan untuk hidup bersama di apartemen ini.
Aturan yang peling penting adalah tidak boleh masuk ke kamar Amelia dan Claudia tanpa izin, kamar mandi yang akan digunakan harus terpisah, Raditia harus tidur di soffa, da dia tidak boleh membawa wanita lain ke dalam apartemen.
"Bagaimana?" tanya Amelia sambil menatap Raditia, "Jika kamu setuju, kamu boleh tinggal selama 6 bulan. Tapi mungkin kamu akan kalah taruhan dalam 2 bulan. Jadi kamu akan menghilang dari hidupku setelah 2 bulan!"
Raditia melirik surat perjanjian ini, lalu melihat Amelia lagi.
"Sayang, kamu membuat kesalahan disini. Keluargamu yang memohon padaku untuk menikah denganmu, bukan aku." Raditia sambil mengeleng geleng.
"Kamu--"
Wajah putih Amelia penuh amarah, bahkan matanya sangat merah.
"Jika bukan karena kakek, kamu kira aku akan setuju untuk tinggal bersamamu?" batinnya.
Namun, Amelia harus mengakui bahwa memang keluarganya yang memohon pada Raditia.
"Aturannya terserah padaku, kamu hanya bisa patuh disini," tegas Raditia
"Hee, kamu memang bajingan besar!" seru Claudia, dan dia segera bergegas untuk menghajar Raditia lagi.
Tapi dia dihentikan lagi oleh amelia, dan berkata dengan tenang, "katakan syaratmu!"
"Ada dua," ujar Raditia sambil mengangkat telunjuk dan jari tengahnya, "pertama, aku ingin berkencan denganmu sebanyak delapan kali dalam sebulan, artinya setiap Sabtu dan Minggu kita akan pergi berkencan!"
"Oke," Amelia mengangguk sambil mengigit bibir merah meronanya.
"Kedua, jika kamu jatuh cinta padaku dalam dua bulan..."
"Hentikan omong kosongmu, jelas itu tidak mungkin!" bentak Amelia, mengelengkan kepalanya.
"Tapi, Amel bagaimana jika itu terjadi?" tanya Claudia, yang sedang menyaksikan dari samping, Dia pikir itu mungkin saja terjadi.
"Jika itu terjadi, aku hanya ingin makan enak bersamamu dan kamu tak boleh menolaknya," ujar Raditia.
Mendengar kalimat ini, Amelia langsung mencekram kertas ditangannya dan menatap galak Raditia.
"Oke, Aku berjanji padamu! Dengan premis bahwa aku benar benar jatuh cinta padamu!" tegasnya.
"Oke! Janji adalah janji! Sekarang aku akan memasak dulu," ucap Raditia santai, berbalik dan berjalan ke dapur.
Di sisi ini, Claudia menatap misterius Amelia. Dan kemudian menarik tangannya.
"Amel, kenapa kamu marah dengan hal ini? Itu hanya makan saja, kan? Tidak akan membahayakan hidupmu, kan?" tanyanya penasaran.
"Jangan tanyakan itu, Claudia. Dia hanya modus! Pasti ada niat lain di balik semua itu," ucap Amelia kesal, menggelengkan kepalanya karena malu, dan bahkan mata indahnya mulai berlinang air mata.
"Siapa bilang itu modus?" Raditia menjulurkan kepalanya keluar dari dapur.
"Claudia, aku juga akan membuatmu jatuh cinta padaku dalam dua bulan, kalian berdua akan makan berdua bersamaku nanti," ujarnya.
"Eh, bajingan besar! Kamu mungkin bisa menjeratku, tapi tidak dengan Claudia!" bentak Amelia, kemarahannya pecah sepenuhnya dan dia kehilangan akal sehatnya.
BERSAMBUNG..