"Kulihat-lihat, Om sudah menua, apakah Om masih sanggup untuk malam pertama?" ucap Haura menatap Kaisar dengan senyum sinis.
Kaisar berjalan ke arah Haura dan menekan gadis itu ke tembok. "Harusnya saya yang nanya, kamu sanggup berapa ronde?"
-
Karena batal menikah dengan William, cucu dari konglomerat terkenal akibat perselingkuhan William. Haura Laudya Zavira, harus menerima dijodohkan dengan anggota keluarga lain atas dasar kerjasama keluarganya dan keluarga William.
Tapi siapa sangka, laki-laki yang menggantikan William adalah Kaisar Zachary Zaffan—putra bungsu sang konglomerat, pria dewasa yang tidak pernah dia bayangkan sebelumnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab Tiga Belas
Setelah mengucapkan peringatan pada Melli, kakak iparnya, Kaisar mengajak Haura menuju dapur untuk melihat mamanya masak. Telah lama rasanya tak melakukan hal itu.
Sejak meninggalnya sang papa, Kaisar menghabiskan waktunya di kamar. Dia juga mengalami depresi sehingga harus rutin meminum obat untuk melupakan trauma dan rasa bersalahnya.
Semua berawal saat papanya Wijaya Kusuma menentang hubungannya dengan sang kekasih yang bernama Angel.
Kaisar tak pernah mau lagi mengurus perusahaan yang telah diberikan padanya. Sebagai anak tunggal, dia berhak atas semua harta milik orang tuanya. Sedangkan, Yusuf walau hanya anak angkat, tetap diberikan satu perusahaan cabang.
Hubungan Kaisar dan papanya semakin lama semakin buruk, apa lagi sejak Angel memilih menikah lagi.
"Semua karena Papa dan Mama yang tak pernah merestui hubunganku dengan Angel. Dia lelah harus merebut hati kalian dan menunggu restu, sehingga memilih menikah dengan pria lain," ucap Kasar suatu hari.
Anak dan bapak itu kembali bertengkar saat Pak Wijaya mengatakan jika Angel bukanlah wanita setia, memilih menikah dengan pria lain dan meninggalkan Kaisar.
"Jika dia memang setia dan serius denganmu, pasti akan berusaha meyakinkan kami untuk menerimanya. Buktinya saat tahu Papa dan Mama kurang suka dengannya, bukannya memperbaiki sikap, justru menghasut kamu untuk menjauhi kami!" seru Papa Wijaya.
Mama Kartini hanya diam. Tak tahu harus berkata apa. Dia ingin membela sang suami, takut putranya pergi dari rumah.
"Gimana dia mau merubah sikap? Apanya yang harus di rubah? Aku tak melihat ada yang salah dengan sikapnya. Papa dan Mama saja yang memang tak menyukai Angel. Aku tak akan menikah kalau tidak dengan dirinya!"
"Apa kau lupa jika dia telah menikah?" tanya Papa Wijaya.
"Aku yakin dia menikah hanya karena kecewa dengan hubungan kami. Akan aku buat dia berpisah dengan suaminya dan kami bisa menjalin hubungan lagi!"
Mendengar ucapan sang putra, emosi Pak Wijaya tak bisa dikendalikan. Dia lalu mengangkat tangannya dan melayangkan tamparan dengan keras ke wajah sang putra.
"Dasar bodoh! Emangnya wanita di dunia ini hanya satu Angel sehingga kau menunggu jandanya?"
"Mungkin perempuan bukan hanya Angel seorang, tapi aku hanya mencintai dirinya. Aku lebih baik dibunuh dari pada di paksa menikah dengan wanita lain!"
"Kalau begitu pergilah kau dari rumah ini. Kau coba datangi dia dengan modal dengkul mu, apakah perempuan matre seperti Angel mau menerima kamu? Papa yakin dia tak akan mau denganmu. Selama ini dia bertahan karena kau sering membelikan hadiah, sejak aku membatasi keuanganmu, kau lihat, dia memilih menikah dengan pria lain!" seru Papa Wijaya dengan nada tinggi.
"Aku tak percaya dengan pikiran Papa. Semua karena Papa dan Mama yang tak pernah menyukainya, sehingga tak melihat sedikitpun kebaikannya. Tanpanya aku tak akan jadi seperti ini. Aku lebih baik pergi dari rumah ini jika memang masih tak direstui menikah dengannya!" ucap Kaisar dengan nada tinggi.
"Pergilah kau dan jangan pernah kembali. Langkahi mayatku jika kau masih mau menikah dengannya," balas Papa Wijaya. Pria itu lalu masuk ke kamar setelah mengatakan itu. Dia mengunci pintu dari dalam.
Melli dan Yusuf yang mendengar pertengkaran itu hanya melihat tanpa ikut campur dengan pertengkaran itu. Dalam hati mereka bahagia melihat ayah dan anak itu saling selisih paham. Berharap tak ada jalan keluar untuk pertengkaran yang terjadi.
"Semoga saja Kaisar itu memang pergi dari rumah, agar semua perusahaan Papa yang pegang!" seru Melli dengan tersenyum.
"Aku juga berharap begitu, agar tak ada jalan keluar atas semua masalah ini. Biar Kaisar itu tak diakui anak lagi," balas Yusuf.
Sementara itu di ruang tamu, Kaisar yang ingin meninggalkan rumah, tangannya di tahan sang mama.
"Jangan pergi Kaisar. Cobalah bicara dengan kepala dingin. Jangan dengan emosi," ucap Mama Kartini.
"Papa dan Mama tak akan pernah merestui hubunganku, jadi untuk apa aku di sini!" jawab Kaisar.
"Kaisar, bukan mama membela Papa, mungkin maksud papa, agar kamu jangan mengganggu rumah tangga Angel. Dia telah menikah. Apa kata orang jika tau kamu tetap berhubungan dengannya? Kita bicarakan lagi semuanya ya," bujuk Mama Kartini.
"Maaf, Ma. Aku tak bisa kalau ujung-ujungnya aku diminta menjauhi Angel!" seru Kaisar.
Saat Kaisar baru melangkah, terdengar suara pecahan kaca dari kamar papanya. Langkah kaki pria itu terhenti. Mama Kartini langsung berlari menuju kamar. Kaisar mengikuti juga langkah sang mama. Sedangkan Melli dan Yusuf hanya melihat dari jauh apa yang terjadi, bukan mereka tak mendengar suara pecahan itu.
"Mas ... Mas, ada apa? Buka pintunya, Mas," teriak Mama Kartini.
Beberapa memanggil, tak jua pintu di buka. Mama Kartini mulai merasa kuatir. Dia lalu minta sang putra mendobrak pintu. Yusuf yang mendengar permintaan ibunya segera keluar dari persembunyian.
Mama Kartini terlihat sangat khawatir dan cemas, dia meminta Kaisar dan Yusuf untuk mendobrak pintu kamar karena dia kuatir terjadi sesuatu dengan suaminya.
"Tolong dobrak saja pintu ini segera!" perintah Mama Kartini.
Kaisar dan Yusuf terlihat sedikit ragu, tapi mereka akhirnya memutuskan untuk mendobrak pintu kamar. Saat pintu telah terbuka, mereka terkejut melihat Papa Wijaya tergeletak di lantai kamar.
Mama Kartini langsung histeris dan berlari menuju kamar, dia menangis dan meminta Kaisar dan Yusuf untuk segera membawa Papa Wijaya ke rumah sakit.
"Kaisar, Yusuf, tolong cepat bawa papa kalian ke rumah sakit! Tolong, cepat!" Mama Kartini berteriak, dengan air mata yang mengalir di wajahnya.
Kaisar dan Yusuf langsung beraksi, mereka membawa Papa Wijaya ke mobil dan segera membawanya ke rumah sakit. Mama Kartini ikut serta, masih dalam keadaan histeris dan cemas.
"Jika terjadi sesuatu dengan papa, semua ini karena salahmu!" seru Yusuf sambil mengendarai mobil. Kaisar yang berada di samping abangnya hanya diam. Dia memang sudah merasa sangat bersalah.
Saat mereka tiba di rumah sakit, dokter langsung memeriksa Papa Wijaya dan memutuskan untuk membawanya ke ruang operasi. Papa Wijaya terkena serangan jantung. Mama Kartini terlihat sangat cemas dan khawatir, dia tidak bisa berhenti menangis.
Kaisar dan Yusuf berusaha untuk menenangkan Mama Kartini, mereka berjanji untuk selalu ada di sampingnya dan membantunya dalam menghadapi situasi ini.
Tapi Mama Kartini masih tidak bisa berhenti menangis, dia terus meminta dokter untuk menyelamatkan suaminya. Kaisar dan Yusuf hanya bisa berdiri di sampingnya, berharap jika operasi yang dilakukan pada papanya berjalan lancar dan Pak Wijaya selamat.
"Ya Tuhan, sembuhkan papa. Aku janji akan menjauhi Angel jika papa sembuh," gumam Kaisar dalam hatinya.
lanjut thor