NovelToon NovelToon
Mahligai Yang Terurai

Mahligai Yang Terurai

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cinta Terlarang / Pengganti / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: siwriterrajin

Dua pasangan sedang duduk di ruang tamu, dihadapan mereka terdapat handphone dan foto yang menjadi saksi dari linunya hati seorang istri.

"Kamu tega mas, kita udah hampir 15 tahun bersama dari sekolah sampai sekarang, apa aku sama sekali tidak ada artinya untuk kamu mas?." Kata Rani sambil terus menangis.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon siwriterrajin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

4

Flash back on

Hari ini hari pertama liburan semester, Aditya sudah berjanji pada Rani untuk pergi ke taman hiburan.

Aditya dan Rani sudah bertukar pesan sedari kemarin tentang janji mereka itu.

Pagi hari yang sejuk Rani mendatangi ayahnya yang sedang duduk di teras sambil menyeruput kopi hitam kesukaannya.

"Ayah, Rani izin mau jalan-jalan sama Aditya ya hari ini." Kata Rani pada Ayahnya.

"Waduhh mau jalan-jalan kemana nihh." Kata Reno Erlangga selaku ayah Rani.

"Mau jalan-jalan ke taman hiburan, nanti Aditya mau jemput kesini, boleh kan yah?." Kata Rani.

"Iya bolehh dong, uang sakunya udah ada?." Kata Reno.

"Belumm, boleh minta ke ayah?." Kata Rani dengan senyum manisnya.

"Boleh dongg, ini bawa aja kartu ayah, pake aja buat jajan sama Aditya." Kata Reno.

Reno Erlangga seorang pengusaha dan mempunyai toko bangunan yang besar dan mempunyai cabang di berbagai wilayah.

Reno memang sudah mengetahui hubungan antara Rani putrinya dengan pacarnya Aditya. Reno mempercayakan 100% hubungan percintaan putrinya pada Rani sendiri tanpa khawatir, karena dirinya yakin pilihan Rani tak pernah salah.

"Makasih ayah, btw ini pertama kali ayah ketemu sama Aditya kan?." Kata Rani memulai percakapan dengan ayahnya.

"Iyaa ayah baru denger aja dari kamu soal Aditya." Jawab Reno sambil menyeruput kopi di depannya.

"Wahh jadi nggak sabar liat calon mantu nih." Jawab Kasih Ardina selaku ibu dari Rani.

"Iya Bu, biar kita lihat gimana pilihan putri kesayangan kita." Kata Kasih sambil menyodorkan kukis kesukaan Reno.

"Dari cerita Rani si, katanya ganteng banget pah, baik juga, mama jadi nggak sabar banget deh." Kata Kasih.

"Ih apa si ayah sam bunda." Kata Rani sambil tersenyum malu.

"Rani masuk ke dalam dulu ya yah, mah, Rani mau siap siap dulu, terima kasih uang sakunya Ayahh." Kata Rani sambil meninggalkan kedua orang tuanya.

Reno dan Kasih tersenyum lebar melihat kelakuan putri mereka satu-satunya.

ding dong

Bunyi bel rumah Reno berbunyi.

"Bu kayaknya ada tamu di depan." Kata Reno pada Kasih.

"Iya siapa ya, sebentar ibu buka dulu." Kata Rani sambil beranjak mendekati gerbang rumahnya.

Begitu gerbang rumah di buka betapa terkejutnya Kasih ketika ada seorang pemuda tampan berdiri di depan gerbang rumah mereka, pemuda tinggi, tampan, rapi dengan wajah yang sangat sopan.

"Permisi Tante, perkenalkan saya teman Rani nama saya Aditya." Kata Aditya pada Kasih.

"Masyaallah tampan sekalii." Kata Kasih.

"Terima Kasih tante." Kata Aditya sambil tersipu malu.

"Siapa Bu?." Tanya Reno tampak mendekat ke arah Kasih.

"Pacar Rani pak Aditya." Kata Kasih sambil menengok ke arah suaminya.

"diaa,,,,,." Batin Aditya.

"Oh nak Aditya, perkenalkan nama saya Reno ayah dari Rani." Kata Reno sambil menjabat kan tangannya.

Memori buruk terus terlintas di depan mata Aditya, setelah melihat wajah pria di depannya, tanpa sadar Aditya menitikkan air matanya.

Reno menengok kepada istrinya, Reno tampak heran kenapa jabatan tangannya tak kunjung diterima oleh pemuda di depannya, dan pemuda di depannya malah menitikkan air mata.

"Nak Aditya?." Kata Reno berusaha menyadarkan Aditya yang tampak linglung.

"Nak Aditya, tidak apa-apa?." Kata Kasih mulai khawatir.

Pertanyaan dari Kasih menyadarkan Aditya dari lamunannya, Aditya lalu mengusap air matanya yang menetes.

"Maaf om, perkenalkan saya Aditya teman Rani." Kata Aditya tampak sopan dan menjabat tangan Reno.

"Ayo masuk nak Aditya, Rani nya sedang di kamar biar saya panggilkan." Kata Kasih sambil mempersilahkan Aditya untuk masuk.

"Iya om, tante, terima kasih." Kata Aditya.

Setelah menunggu beberapa menit akhirnya Rani keluar dengan dress putih selutut dan rambut yang di kuncir cantik.

Aditya tampak terkagum-kagum dengan penampilan Rani hari ini.

"Aditya." Panggil Rani tetapi tak dijawab oleh Aditya.

Aditya tampak terdiam memandang wajah Rani.

"Dityaa, ada sesuatu di wajah aku?." Tanya Rani.

"Dityaa!." Kata Rani agak membentak karena kesal Aditya tak meresponnya.

"Hah?." Kata Aditya tampak terkejut.

"Kenapa ngeliatin aku gitu, ada sesuatu di wajah aku?." Tanya Rani tampak cemberut.

"Engga Ran, cantik." Kata Aditya membuat Rani tersipu malu dan pipinya memerah.

Melihat Rani yang tersipu malu Aditya tampak canggung.

"Udah siap Ran." Kata Kasih.

"Udah ma, Ma, Yah Rani berangkat dulu ya." Kata Rani.

"Saya juga ya tante, om. Saya Izin ajak Rani jalan-jalan Om, Tante." Kata Aditya.

"Iya nak Aditya, tolong jaga baik-baik Rani ya." Kata Reno.

"Baik om, saya permisi dulu." Kata Aditya sambil keluar dari rumah Rani.

"Dadah ayah, mama." Kata Rani sambil melambaikan tangan.

Kedua orang tua Rani pun membalas lambaian tangan Rani dengan senyuman yang terukir di wajah mereka. Aditya yang melihat itu pun tampak tersenyum dan agak iri dengan kehangatan keluarga Rani.

*

Aditya dan Rani menaiki bus untuk menuju ke taman hiburan. Aditya dan Rani memilih duduk di dekat jendela sambil melihat pemandangan.

"Ran aku mau tanya boleh.?" Kata Aditya membuka pembicaraan.

"Bolehh tanya apa aja boleh." Kata Rani.

"Yang di rumah tadi orang tua kandung kamu Ran?." Tanya Aditya.

Pertanyaan Aditya terdengar aneh di telinga Rani.

"Iya,borang tua kandung aku, kenapa Ditya, kok kamu tanya gitu?." Rani balik bertanya.

"Iya ya kenapa aku tanya gitu ya." Kata Aditya ditutupi dengan senyum penuh rahasia.

"Ran aku punya sesuatu buat kamu." Kata Aditya tampak mengalihkan pembicaraan.

"Wahhh apa ituuu?." Kata Rani sambil tersenyum manis.

"Inii, maaf kalau kamu kurang suka." Kata Aditya sambil memberikan fresh flower pada Rani.

"Wahh cantik bangett, aku suka, terima kasih Dityaa." Kata Rani yang reflek memeluk Aditya.

Aditya yang terkejut langsung diam tak berkutik dan pipinya tampak memerah.

"Wahh bunganya cantik bangett." Kata Rani sambil memegangi bunga itu satu persatu.

Aditya masih mematung karena pelukan Rani tadi.

*

Tanpa di sadari perjalanan mereka sudah usai dan mereka telah sampai di taman hiburan.

"Ditya ayo turun kita udah sampai." Kata Rani pada Aditya.

"Iya ayo." Kata Aditya sambil menarik lembut tangan Rani.

Rani yang merasakan tangannya di tarik oleh Aditya tersenyum manis.

"Aditya ayo ke photo booth." Ajak Rani tampak semangat.

"Tapi itu antri Ditya , kamu gapapa antri panjang gitu?." Tanya Rani tampak murung.

"Ih gapapa, nanti fotonya kan bisa buat kenang-kenangan." Kata Aditya tampak menghargai keinginan Rani.

Setelah sekitar 10 menit antri akhirnya giliran mereka tiba.

"Ayo Dityaa sini." Kata Rani.

"Ini kamu pilih aksesorisnya." Kata Rani.

"Tolong pilihin dong, aku nggak tau yang cocok yang mana." Kata Aditya kebingungan memilih aksesoris.

"Ini ajaa biar kaya pangeran kodok, biar aku pake mahkota pira kaya tuan putrinya." Kata Rani sambil memakaikan bando kodok pada Aditya.

"Wah cocok juga di aku." Kata Aditya tampak percaya diri.

"Ayo cepet 1,,2,,3."

Cekrekk

Setelah beberapa menit akhirnya Rani dan Aditya keluar dari dalam booth dan mengambil hasil foto mereka.

"Ini Dita satu buat kamu dan satu buat aku, kita simpan foto ini masing masing ya." Kata Rani sambil menyerahkan atu lembar foto kepada Aditya.

Aditya mengangguk disertai senyuman manis di wajah tampannya.

"Mau apa selanjutnya?." Tanya Aditya pada Rani.

"Es cream coklat mau?." tanya Aditya.

"Bolehh?." Tanya Rani.

"Boleh lah ayoo aku traktir." Kata Aditya.

Setelah sampai di truk es cream, Rani bersikeras untuk membeli es cream nya sendiri dan Aditya di suruh menunggu di kursi.

"Cantik." Kata Aditya sambil memandang foto yang diambilnya tadi.

Aditya menutupi cintanya dengan dendam yang sudah membusuk di hatinya, Aditya bahkan tak menyadari bahwa dirinya mencintai seorang Rani karena dendamnya.

Flash back off

...****************...

Rani yang melihat foto-foto di depannya tampak shock dan menangis tersedu-sedu, karena tak ingin membangunkan Aditya, Rani membawa foto-foto yang di terima dari paket tadi ke ruangan kedap suara.

Rani mengunci pintu ruang kedap suara itu dan menangis sejadi-jadinya di dalam sana.

"Nggak mungkin mas Ditya mengkhianati aku."

"Aku yakin ini cuma foto yang di edit seperti mas Ditya agar rumah tangga kami hancur."

"Pasti ada seseorang yang berniat jahat kepada keluarga kami."

"Aku harus sembunyikan foto-foto ini." Kata Rani sambil mengusap air matanya.

Rani membereskan dan menyembunyikan foto-foto tersebut di kotak yang digembok.

Pada malam itu Rani memutuskan untuk membuang semua pemikiran buruknya dan menganggap itu hanya niat buruk seseorang yang hendak merusak keluarganya.

Rani mematikan lampu ruang kedap suara, dan menuju ke kamarnya untuk beristirahat.

Rani memandang wajah Aditya yang merupakan suaminya, hanya dengan melihat wajah Aditya, Rani tau bahwa Aditya tak mungkin mengkhianatinya.

"Mas, aku yakin sama kamu." Kata Rani pada Aditya.

Bersambung.....

1
thalexy
Siap ngeselin tapi lucu.
Akbar Cahya Putra
Penulis mengambil risiko dengan plot yang kompleks dan berhasil.
Lady_senpai
Cerita yang mampu.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!