Mahligai Yang Terurai

Mahligai Yang Terurai

1

...****************...

Kisah ini berawal dari bangku Sekolah Menengah Pertama.

Rani Sandira yang biasa dipanggil Rani seorang murid teladan nan cantik yang sedang duduk di bangku SMP, Rani adalah anak dengan prestasi segudang dan pastinya dengan latar belakang keluarga yang sangat diinginkan banyak orang.

Rani mempunyai seorang pacar bernama Aditya Cakra Adi Pangestu biasa dipanggil Aditya nama yang tampan seperti rupanya tentunya.

Secara latar belakang keduanya patut disandingkan tanpa celah apapun Aditya seorang ketua OSIS di SMP tersebut.

Kedua orang tua Rani dan Aditya adalah orang tua dambaan semua anak, orang tua Rani yaitu Bagas dan Ani merupakan pemilik toko bangunan yang sudah memiliki banyak cabang di berbagai wilayah.

Sedangkan orang tua Aditya adalah seorang tentara yang mempunyai jabatan lumayan tinggi, dan tentunya Aditya di didik dengan didikan ala militer yang agak keras, sayangnya orang tua Aditya bercerai karena ibunya berselingkuh dengan teman dari ayahnya sendiri, perselingkuhan itu sangat membekas dalam mental dan jiwa Aditya sehingga sendiri berita-cita akan menjadi ayah yang baik bagi anak-anaknya kelak.

Singkat cerita Rani dan Aditya menjalani masa berpacaran dengan penuh kebahagiaan dan pastinya diikuti restu orang tua.

Sehingga mereka tampak langgeng dan akhirnya terus berpacaran hingga lulus SMA bahkan sampai bangku kuliah.

Aditya mengambil jalan berbeda dari ayahnya yang seorang tentara, Aditya mengambil keputusan untuk kuliah jurusan Arsitek sedangkan Rani berkuliah dengan jurusan manajemen.

Pada saat sedang berkencan dalam waktu luang mereka Aditya pernah mengatakan suatu hal yang sangat menyentuh hati seorang Rani.

"Ran, jika nanti aku sudah mempunyai pekerjaan tetap aku akan melamar mu." Kata Aditya sambil memandang wajah Rani dengan dalam.

"Aku janji Ran akan menjadi Suami yang baik dan ayah yang baik untuk anak-anak kita kelak."

"Aku mungkin tidak berasal dari dunia yang sama dengan kamu, apalagi dari keluarga yang harmonis seperti keluarga kamu dan kamu tahu itu, tapi aku janji Ran, aku tau bagimana rasanya hidup dengan kehilangan salah satu orang tua apalagi dengan cara yang buruk. Aku akan berusaha sebaik mungkin untuk selalu bersama kamu Ran." Kata Aditya dengan mata berkaca-kaca.

Rani yang berada di depan Aditya tak sanggup menahan air matanya.

"Iya Dityaa, Aku tau itu. Kamu tenang aja masih ada aku, ayah kamu, dan pastinya orang tua aku. Aku akan selalu bareng kamu" Kata Rani sambil menepuk-nepuk punggung tangan Aditya"

Aditya yang berusaha tampak tegar akhirnya menangis sambil menundukkan kepalanya tak berani menatap wajah Rani, Rani terus menenangkan Aditya dengan menepuk nepuk punggung Aditya.

...****************...

Kehidupan Aditya dan Rani terus berjalan dengan baik dan terus berada di jalur yang benar.

Aditya melamar Rani setelah mendapatkan pekerjaan tetap dan beberapa bulan kemudian Aditya meminang Rani sebagai istrinya.

Aditya berkerja sebagai konsultan arsitektur dengan berbagai pengalaman dan lisensi yang dimiliki Aditya, Aditya menjadi seorang konsultan arsitektur yang cukup di kenal banyak orang dan wajahnya sering masuk majalah-majalah besar.

Sedangkan Rani bekerja sebagai seorang Akuntan dari salah satu perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan.

Kehidupan mereka berjalan dengan sangat baik dan memiliki seorang putri yang bernama Calista Vania Pangestu.

...****************...

Pagi ini kaluarga kecil Rani sedang menyantap sarapan mereka, ketiga orang tersebut yang sudah berpakaian rapi dengan Aditya yang memakai setelan jasnya, Rani dengan seragam kantornya dan Vania dengan seragam PAUD nya.

"De, nanti mas pulang agak malam ya ada rapat sama pimpinan Kantor, kamu mau nitip sesuatu?." Tanya Aditya sambil terus melahap roti panggang nya.

"Iya mas, enaknya nitip apa ya?." Kata Rani sambil memikirkan banyak makanan.

"Terang bulan sepertinya enak si mas, mau deh satu porsi ya." Kata Rani.

"Oo yang kaya biasa ya." Kata Aditya.

"Kalau Vania mau apa?." Tanya Aditya pada putrinya.

"Aku mau es cream aja yah, yang cokelat ya." Kata Vania.

"Okee siap!" Kata Aditya sambil mengelus kepala putrinya.

Keluarga kecil itu melanjutkan sarapan mereka sambil bertukar cerita hingga akhirnya Bibi yang biasa membantu Rani mengurus rumah datang.

"Bundaa ada yang ngetuk pintu." Kata Vania di tengah perbincangan mereka.

"Oh iya, paling itu Bibi bentar bunda bukain dulu ya." Kata Rani sambil meninggalkan meja makan.

Setelah semuanya selesai sarapan Rani membereskan piring-piring di atas meja dan meletakkannya di wastafel dapur.

Walaupun ada yang membantu di rumah, bukan berarti Rani melepaskan tanggung jawabnya, Rani memilih tetap membantu sesekali jika sedang ada waktu luang.

"Bibi, kami berangkat dulu ya." Kata Rani dengan nada lembut sambil mencium tangan Bibi yang membantu mengurus rumah sederhananya itu.

"Mas, Vania Salim dulu sama Bibi." Kata Rani pada Aditya dan Vania.

Rani selalu menekankan Aditya dan Vania untuk selalu berpamitan dan salim dengan bibi sebelum pergi karena Rani menganggap itu sudah pantas di lakukan apalagi Bibi yang paling tua di rumah ini walaupun bukan anggota keluarga inti.

"Bi Aditya berangkat dulu." Kata Aditya dibarengi senyuman di wajah tampannya.

"Bibi Vania berangkat sekolah yaa." Kata Vania sambil menunjukan jejeran gigi putihnya.

"Iya Mas, non hati-hati dijalan nggih." Kata Bibi sambil mengelus rambut Vania.

"Dadah Bibi." Kata Vania ambil meninggalkan Bibi.

Aditya dan Rani membawa mobil yang berbeda dikarenakan jadwal kepulangan mereka kadang berbeda waktu.

Untuk yang mengantar Vania ke sekolah sudah di sepakati di keluarga mereka, bahwa mereka akan berselang seling mengantar Vania ke sekolah dan untuk yang menjemput pulang Vania dari sekolah ada suami dari Bibi yang membantu di rumah, Jadi total mobil yang dimiliki Aditya dan Rani adalah 3 mobil.

Hari ini adalah jadwal Rani mengantar Vania ke sekolah.

"Vania Salim dulu sama Ayah."Kata Rani.

"Ayah aku berangkat sekolah ya." Kata Vania dengan wajah imutnya.

"Okee anak ayah, yang pintar di sekolah ya, jangan bertengkar dengan teman lainnya oke?." Kata Arya.

"Siap ayah." Jawab Vania.

"Vania masuk mobil dulu ya." Kata Aditya.

"Aku berangkat ya Dityaa." Kata Rani sambil tersenyum iseng.

"Ehhh kok Dityaa, panggilnya mas dong." Kata Aditya membalas Rani.

"Sini salim dulu." Kata Aditya sambil merentangkan kedua tangannya.

"Ih kok gitu salimnya." Kata Rani tersenyum manis.

"Kan salim versi kita berdua." Kata Aditya tersenyum tampan.

Rani mendekatkan tubuhnya ke pelukan Aditya.

"Yang semangat kerjanya istriku." Kata Aditya sambil terus mengelus kepala Rani.

"Kamu juga semangat suamiku, jangan lupa terang bulannya." Kata Rani menepuk-nepuk punggung Aditya.

"Siapp!." Kata Aditya.

Tiba-tiba klakson mobil Rani berbunyi.

"Ihh Ayah, Bunda sudah dulu pelukannya nanti adek kesiangan." Kata Vania sambil mengintip dari kursi supir.

"Lepasin mas pelukannya ih, itu Vania teriak teriak." Kata Rani.

"Vania, kamu tidak usah sekolah ya, Ayah sama Bunda mau pelukan aja gini terus." Kata Aditya pada Vania yang masih mengintip dari dalam sambil terus memeluk Rani.

"Ihh Ayahh cepet, lepasin Bundaa." Kata Vania terus berteriak.

"Ih mas jangan gitu." Kata Rani mencubit perut Aditya sehingga Aditya melepaskan pelukan eratnya.

"Aww." Kata Aditya sambil memegang perutnya.

"Ya udah aku berangkat dulu mas, bye bye." Kata Rani sambil melambaikan tangannya.

"Oke hati-hati sayang." Kata Aditya.

Bibi yang melihat kebersamaan keluarga kecil tersebut dari jendela rumah tersenyum lebar, dirinya selalu berharap keluarga tersebut selalu dilimpahkan kebahagiaan dari jalan manapun.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!