Cinta yang ngga mungkin bersatu. Malik Arkana Artha Mahendra sudah berusaha melupakan cinta terlarangnya pada Liliana Aldrin. Tapi kabar gadis itu masih hidup membuat cintanya bangkit lagi
Semoga suka, ya❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bersama saudara tiri
Vina membiarkan saja Hera memilih apa yang dia mau saat mereka tiba di butik yang brandnya sudah sangat terkenal dan mahal sekali.
Gadis itu terlihat canggung membuat Vina bantu memilihkan beberapa untuknya.
"Sudah terlalu banyak," ucapnya saat Vina menyodorkan beberapa buah tas padanya.
Merk dan harganya bisa membuat kedua adik perempuannya pingsan. Hera masih ngga percaya dengan nasib baiknya.
Memang enak jadi orang kaya raya yang uangnya ngga berseri.
Ngga perlu mikir dompet bisa kosong, karena di dalamnya tersedia banyak kartu yang unlimitted.
Papanya memberikannya tadi malam. Ada lima buah kartu yang. bisa dia gunakan semaunya.
"Tidak apa apa," ucap Vina masih memilih beberapa dres. Karena menurutnya kakak tirinya ini terlalu lambat.
Pegawai yang ada di sana sangat ramah pada mereka, khususnya pada Vina, mungkin pelanggan vip.
"Ngeborong, honey?"
Hera menoleh dan mendapati bosnya sedang melingkarkan tangannya pada Vina yang tambah manyun.
"Ngapain ke sini?"
Deva tersenyum manis.
"Mau meeting sama dia," tunjuknya pada Sean yang tampak berdiri tak acuh.
Tapi tiba tiba tangannya mengambil satu buah dompet yang terpajang manis di sana.
"Masukkan ke tagihanmu, ya, Vin. Nanti aku ganti," ucap Sean cuek.
"Ariella ngga bakal suka warna norak begitu." Vina melepaskan rangkulan Deva dan memilihkan dompet yang sama dengan warna yang lebih soft
Sean tergelak menerimanya.
"Kirain Malik.ada di sini," cuit Deva sambil melirik Hera yang tampak kikuk.
"Ngapain Malik di sini?" ketus Vina.
Sudahlah, ngga usah ungkit ungkit masa lalu, batinnya kesal.
Padahal Malik ngga pernah kepo dan mendekati Hera.
Dasar duo biang gosip, makinya dalam hati
Malik? batin Hera mulai mengingat foto foto cs bosnya yang dia sempat cari di gugel.
Si dingin itu? Dia mulai bisa mengingatnya.
"Siapa tau," kekeh Deva berderai. Tapi dalam hati merasa lega karena kecurigaannya ngga terbukti.
"Makasih, ya, Vin." Sean kelihatan senang dengan pilihan Vina.
"Warna tadi norak, ya?" tanyanya lagi dengan raut wajah yang menyisakan tawa.
"Hemm..." Vina yakin Ariella ngga bakal suka dengan warna kuning terang pilihan Sean.
Saat berkenalan dengan istri Sean, Vina langsung bisa menebak kepribadian gadis itu.
Deva mengambil sebuah kaca mata.
"Nih, keren buat kamu." Tangannya langsung memasangkan kaca mata itu di atas kepala Vina.
"Tenang, aku yang bayar khusus yang ini," senyumnya lagi ketika mendengar decakan Vina.
Hera yang menjadi obat nyamuk berusaha mengabaikan ketiganya dengan menyibukkan diri melihat berbagai dres yang ada di depannya.
Dalam hatinya timbul sedikit penyesalan, kenapa dia harus terbuang di panti asuhan sejak bayi.
Harusnya dia juga mendapatkan porsi keakraban seperti Vina dari bos bos muda tampan itu. Malah mungkin dia juga bisa ditaksir salah satu dari mereka seperti adik tirinya-Vina.
Hera rasa adiknya yang lain yang satu ibu juga dan sudah menjadi desainer terkenal itu, juga mendapatkan semuanya dengan mudah.
Hera sendiri masih bingung dengan nasibnya yang berubah seratus delapan puluh derajat, walau dalam hati bersorak bahagia.
Teman teman se agensinya masih belum tau kalo dirinya adalah kakaknya Vina. Orang orang masih menganggapnya hanya seorang model biasa.
Nanti setelah pengumuman itu, sikap semua orang akan berubah padanya. Dia akan dihormati seperti Vina dan bisa dekat denga bos bos ganteng itu.
Seingatnya ada beberapa yang belum nikah. Mungkin dengan status barunya ini akan lebih mudah baginya untuk mendapatkan laki laki seperti bosnya.
Tanpa sadar Hera tersenyum sendiri setelah memikirkan banyak hal di dalam benaknya.
*
*
*
"Emm.... Kenapa mereka mengira Pak Malik ada di sini?" tanya Hera setelah kedua bos muda itu pergi.
Saat ini mereka sedang berada di sebuah restoran di dalam mall, tempat mereka belanja tadi.
Semua belanjaan sudah dibawa para pengawal ke mobil.
Kembali Hera merasa sangat menyenangkan menjadi anak dari bos yang sangat kaya raya.
"Jangan dipikirkan." Vina ngga ingin menggibahkan hal yang belum pasti.
Hera mingkem, ngga bertanya lagi. Sikap Vina yang kurang friendly membuatnya tambah sungkan dan merasa ngga senang.
Harusnya dia lebih menghormati aku, kan, batinnya sedikit kesal.
Vina tetap cuek sambil menikmati makanannya. Spageti aglio olio udangnya.
"Pak Deva calon suami kamu?" Hera mencoba bersabar dan mencari bahan obrolan.
Terlihat jelas perhatian laki laki yang memiliki kembaran itu pada Vina.
"Nggak."
Yang benar saja.... kesal Hera dalam hati. Dari cara perhatiannya saja sudah terlihat jelas. Hera misuh misuh dalam hati.
Hera merasa saudara satu papanya ini cukup sombong.
Mungkin dia marah karena ngga jadi anak tunggal, batinnya berprasangka.
"Kamu sudah punya calon suami?"
Eh, Hera ngga nyangka bakal ditanya balik.
Hera menggeleng. Yang naksir banyak, tapi bukan kriterianya. Dia menginginkan laki laki yang matang secara materi dan memiliki fisik yang gagah. Seperti bos bosnya itu, monolognya dalam hati.
Karena itu dia memilih karir sebagai model agar tujuannya bisa tercapai.
"Aku mau serius berkarir dulu," jawabnya ngeles. Tujuannya mungkin sebentar lagi akan tercapai. Jalan ke sana sudah terbentang dengan mudahnya.
"Oooh...."
Hening.
"Setelah semua orang tau kamu anak papi, kamu akan terus jadi model?"
Apa boleh jadi staf di perusahaan? Tapi itu ngga mungkin Hera katakan.
"Ngga apa apa, kan, kalo aku tetap jadi model?"
"Ya ngga apa apa. Mungkin nanti kamu bisa berkarir di Paris atau di Milan."
Hera tersenyum mendengarnya.
"Khayalan itu terlalu jauh." Karirnya sebagai model baru dua tahun dia rintis. Beruntung sekali dia digaet oleh agency yang mempertemukannya dengan papa kandungnya yang sangat kaya raya.
"Papi akan mudah sekali mewujudkannya." Vina tersenyum tulus.
Oh iya, batinnya. Hera lupa kalo orang super kaya raya pasti punya kuasa juga.
Karir modelnya mungkin akan sangat tokcer nantinya.
Diam diam Hera menggugel informasi tentang Malik
Dia tertegun melihat ketampanan laki laki itu.
Tidak banyak foto dan infonya yang terlihat. Di akun sosmednya malah zonk.
Hera malah menemukannya di portal portal berita yang melibatkan laki laki itu dalam berbagai mega proyek.
Tidak ada trust issue tentangnya.
Laki laki ini juga jauh lebih muda darinya.
Ngga apa brondong, asal tajir, batinnya penuh semangat.
Tanpa dia sadari Vina memperhatikan tingkah kakak tirinya yang sibuk dengan ponselnya dan sesekali tersenyum.
Apa yang sedang dia lihat di ponselnya, ya? batin Vina agak kepo juga
aq nya ikutan deg²an.. ❤❤
DewaCs juga memantau Malik
DinDut Itu Pacarku ngasih iklan
ternyata gitu doang rencana konyol dante-hera... 🤣🤣🤣 kirain pakai acara jebak-menjebak adegan ranjang.../Facepalm//Facepalm/
Malik itu feeling nya tajem, karna cinta Malik tulus dan sudah mentok sama Liliana, seberubah apapun wajah dan nama Liliana,hati Malik tetap tertuju ke satu hati yaitu Cassie si Liliana asli ,
mungkin kalau orang selain Malik akan oleng juga melihat Liliana KW.
Hera Hera dah langsung ketahuan kan kalau kamu palsu,
malu ga malu ga malu ga...????
ya pasti malu lah,di tolak gitoh😂😂
maka nya mereka gk suka ama Hera
Hera mirip Elle
DinDut Itu Pacarku ngasih iklan
Hera... Hera... sudahlah jadi anak baik aja, jangan mengharapkan sesuatu yg sudah jadi milik orang lain, udah bagus ku dah diterima di keluarga Bara, ga usah kebanyakan tingkah, bikin semua ilfil sama kamu nantinya
DinDit Itu Pacarku ngasih iklan