NovelToon NovelToon
Gadis Cantik Milik Jendral Vampire

Gadis Cantik Milik Jendral Vampire

Status: sedang berlangsung
Genre:Vampir / Cinta Terlarang / Identitas Tersembunyi / Dunia Lain / Kutukan / Raja Tentara/Dewa Perang
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: bbyys

Saat Sora membuka mata, dia terkejut. Dia terbangun di sebuah hutan rindang dan gelap. Ia berjalan berusaha mencari jalan keluar, tapi dia malah melihat sebuah mata berwarna merah di kegelapan. Sora pun berlari menghindarinya.

Disaat Sora sudah mulai kelelahan, dia melihat sesosok pria yang berdiri membelakanginya. "Tolong aku!" tanpa sadar Sora meminta bantuannya.
Pria itu membalikkan badannya, membuat Sora lebih terkejut. Pria itu juga memiliki mata berwarna merah.

Sora mendorongnya menjauh, tapi Pria itu menarik tangannya membuat Sora tidak bisa kabur.

"Lepaskan aku." Sora terus memberontak, tapi pegangan pria itu sangat erat.

"Kau adalah milikku!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bbyys, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13 Menjadi Asisten Jendral

Sora pernah membaca sebuah selembaran saat di kota. Meskipun bentuk tulisannya berbeda tapi ia bisa mengerti dengan mudah.

Ashley menyipitkan matanya terlihat tak percaya.

"Javier, bawa dokumen di atas mejaku dan berikan padanya!" Perintah Ashley.

Seperti perintah Jendral, Javier mengambil selembar dokumen dari atas meja kerja. Memberikan langsung ke Sora.

"Bacalah!"

Sora membacanya dengan lantang. Membaca dengan lancar tanpa terbata, tanpa salah sama sekali.

"Coba kau salin dokumen itu." Javier kembali memberikan selembar kertas serta pena. Sora langsung menyalin satu halaman penuh.

Ashley kembali terdiam saat membaca tulisan Sora.

Sora takut jika tulisannya jelek dan sulit dibaca.

"Apakah rakyat biasa, bisa membaca dan menulis. Siapa yang mengajarimu?" ujar Ashley curiga.

Didunia ini kasta itu menyebalkan. Membaca dan menulis adalah hal yang mahal. Mereka harus menyewa guru hanya untuk mengajar beberapa kata dan harganya sangat mahal. Itu sebabnya rakyat biasa tidak bisa membaca karena tidak bisa menyewa seorang guru. Jadi hanya kaum bangsawan yang memiliki banyak uang yang bisa membaca serta menulis.

"Aku ... tidak tahu. Aku tidak ingat."

Sora kembali berbohong, berusaha memanfaatkan hilang ingatannya. Jika ada hal yang sulit untuk ia jawab, pura-pura hilang ingatan adalah jawaban terbaik. Mereka jadi tidak bisa bertanya lebih jauh kepadanya. Sora menggigit bibirnya menunggu dengan cemas, melihat reaksinya.

"Kau akan jadi asistenku."

"Asisten?"

Mata Sora melebar sambil mengangkat alisnya. Asisten apa yang dimaksud, apa seperti pelayan pribadi lalu apa hubungannya dengan bisa membaca. Sora sedikit tidak mengerti.

"Kau akan membantuku mengurusi dokumen. Kebetulan aku membutuhkan seorang asisten. Tapi karena masalah kutukanku, aku tidak bisa sembarangan menempatkan orang yang tidak bisa di percaya disampingku." Ashley langsung mengambil selembar kertas dan menulis sesuatu.

"Ini adalah surat pemindahan pekerjaanmu. Berikan kepada kepala pelayan."

Ashley menyodorkan kertas itu, Sora bisa melihat kata-kata pemindahan pekerjaan di atas kertas.

"Kau bisa bekerja mulai besok."

...****************...

Sora keluar ruangan dengan pandangan linglung. Ia yang seorang buruh cuci tiba-tiba berubah menjadi asisten seorang Jendral. Sora tidak bisa membayangkan reaksi orang-orang terhadapnya apalagi Flora. Ia tidak mau jika Flora berpaling darinya dan tidak mau berteman dengannya lagi.

Sepanjang jalan menuju ruang Madam, Sora menyadari tatapan mata orang-orang sekitarnya berbeda. Mereka saling berbisik sambil memandanginya dengan tatapan tak menyenangkan.

"Bermainlah dengan kami."

Tiba-tiba 4 orang prajurit datang menghampiri dan menghalangi jalan Sora.

"Kudengar kau menerima panggilan dari Jendral dan tidak kembali semalaman. Kau pasti bermain dengannya semalaman. Jadi, bermainlah dengan kami juga." ucap Pria didepan Sora dengan pandangan mesum.

"Bermain?" Sora mengerutkan alisnya, tidak mengerti main apa yang ia maksud.

"Jangan sok polos. Aku tahu kau tak sepolos itu." tuduhnya. Memandangi Sora dengan pandangan meremehkan.

"Aku benar-benar tidak mengerti maksud kalian."

"Apa aku perlu menjelaskan dengan detail? Tentu saja bermain dengan tubuhmu!"

'Plak!'

Sora langsung menamparnya, ia terkejut mendengar kata-kata itu. Apa mereka berfikir kalau ia menyerahkan tubuhnya kepada Jendral. Entah sudah berapa banyak wanita yang pernah melakukannya sehingga pikiran kotor itu terlontarkan.

"Siapa yang menyangka kalau ia adalah gadis nakal."

"Dia tidak keluar dari kamar Jendral semalaman, entah apa saja yang ia lakukan."

"Menjijikan!"

Pelayan lain yang sedang menonton saling berbisik dengan tatapan menghakimi. Dibandingkan berbisik, mereka jelas mengatakannya dengan suara keras, sehingga Sora bisa mendengar ucapan mereka.

Pria yang baru saja Sora tampar terlihat marah, darahnya terlihat mendidih. Dia melihat Sora dengan tatapan tajam.

"Dasar jalang!" Ia melayangkan tangan besarnya, bermaksud menampar balik Sora. Sora menutup matanya, ia tidak bisa menghindarinya karena terkejut.

"Hentikan!"

Tangan itu berhenti ada seseorang yang menghentikannya. Sora mengintip, melihat siapa yang sedang berdiri di depannya.

"Soren!" Sora melihat punggung besar yang tak asing. Myron, Soren serta Remi mereka semua berdiri di depannya, mereka melindunginya ...."

"Apa yang kau lakukan? Lepaskan tanganku!" teriak Pria itu.

la meringis kesakitan, Soren meremas tangannya dengan kuat. Karena perbedaan tubuhnya yang besar, ia tidak bisa menahan kekuatan Soren.

Soren melihat pria itu dengan jijik. "Seharusnya aku yang bertanya, apa yang ingin kau lakukan?"

"Jalang itu yang menamparku lebih dahulu." tuduhnya, ia terlihat tidak ingin disalahkan.

"Jalang?" Saraf ketiganya menegang, mereka terlihat marah saat mendengar Pria itu memanggil temannya jalang.

"Akh!"

Soren langsung memukul wajah Pria itu, membuatnya terlempar jauh. Wajahnya terlihat bengkak dan memar, darah keluar dari hidungnya, beberapa giginya jadi tanggal. Soren memukulnya dengan keras.

Prajurit yang lainnya memandangi soren dengan tatapan takut. Soren memang kuat apalagi dengan tubuhnya yang besar itu. Tidak ada yang bisa menandingi kekuatannya.

Myron dan Remi ikut mengambil ancang-acang, mereka ingin menghajar yang lainnya.

"Hentikan! Jangan berkelahi. Kalian bisa dapat masalah." teriak Sora khawatir dengan temannya.

"Mana bisa aku membiarkan mereka berbicara buruk kepadamu, mereka harus diberi pelajaran biar mengerti." bela Soren.

Myron dan Remi juga tampak tak ingin membiarkan para prajurit itu bebas berkata buruk tentang temannya. Sora sangat berterima kasih. tapi, ia tidak ingin mereka mendapat masalah karenanya.

"Aku sudah tidak apa-apa." Jawab Sora berusaha menenangkan ketiganya.

"Tak ada untungnya jika berurusan dengan mahluk rendahan seperti mereka." ucap Sora dengan tatapan menghinanya.

Orang yang mengatakan hal buruk, padahal tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, hanya mengandalkan rumor adalah orang rendahan.

"Kau benar-benar tidak apa?" Myron menghampiri Sora dengan pandangan khawatir. Matanya melihat kesekeliling tubuh, melihat apakah temannya terluka atau tidak.

"Aku tidak apa-apa!" ucap Sora sambil tersenyum manis.

Raut wajah tegang Myron kini melemas, ia menyambut senyuman Sora.

"Aku senang kau tidak apa-apa" ujarnya sambil menghela nafas lega.

"Sora!"

Tiba-tiba Flora datang menghampiri.

Nafasnya terengah-engah, keringatnya

mengucur deras karena berlari.

Flora memandangi temannya dengan tatapan khawatir lalu memeluknya. Mengelus punggung Sora dengan lembut, ia ingin menenangkan temannya.

"Ayo kembali!"

Flora menarik temannya kembali ke kamar menjauh dari kerumunan.

Sora berhenti sebentar, dan langsung mengucapkan terimakasih dengan ketiga temannya tadi yang sudah membelanya.

...****************...

"Flora, Sebenarnya apa yang sudah terjadi?" ucap Sora setelah mereka memasuki kamar.

"Elena menyebarkan rumor buruk tentangmu."

"Rumor apa itu?"

Flora menjelaskan dengan hati-hati. "Karena semalaman kau tidak kembali, Elena mengatakan kalau kau dan Jendral melakukan hal yang kotor. Itu tidak benar, kan? Aku percaya kau tidak akan melakukan itu."

Flora mengatakan kata percaya. tapi Sora bisa melihat sedikit dikeraguan di mata temannya. Flora tidak terlalu mempercayainya.

"Tidak. Aku tidak melakukan hal buruk seperti itu!" ucap Sora tegas.

"Lalu kenapa semalam kau tidak kembali?" ucap Flora penasaran.

"Hmm ... itu ...."

Sora memutar matanya, mencari alasan. Sekelebat Sora melihat selembar kertas yang sejak tadi ia pegang. Memberikan kertas itu kepada temannya.

Flora hanya terdiam memandangi kertas itu.

"Kertas apa ini?" tanya Flora.

"Itu adalah surat pemindahan tugas. Jendral memintaku untuk menjadi Asistennya. la butuh orang untuk mengurus beberapa dokumen." ucap Sora menjelaskan dengan serius.

"Asisten? Kau bisa membaca?"

Raut wajahnya sama seperti Jendral saat mengetahui ia bisa membaca dan menulis.

Tatapan tak percaya.

"Iya. Aku bisa sedikit membaca dan menulis."

Flora kembali memandangi Sora tanpa berkata apa-apa. tapi Sora tahu apa maksud tatapan temannya itu.

"Seperti yang kau tahu, ingatanku hilang. Aku juga tidak tahu dimana aku pernah belajar membaca. Tapi saat melihat tulisannya entah mengapa aku langsung bisa membacanya." Jelas Sora.

Flora masih terdiam.

'Mungkin ia berfikir aku memiliki banyak rahasia yang tidak ia ketahui dan statusku yang tidak biasa.'

"Maaf sudah membuatmu khawatir." Sora langsung memeluk teman terbaiknya.

Menenangkan Flora yang terlihat terguncang karena banyak hal yang tidak ia ketahui tentang temannya.

Sora juga tidak bisa berkata apa-apa. Banyak hal yang tidak dirinya mengerti.

Tapi ada hal yang tidak bisa ia beritahu kepada temannya. Termasuk status Jendral yang seorang vampire dan dirinya yang memberikan darahnya.

Setelah semua penjelasan itu, Flora menemani Sora ke ruang Madam. Madam Cyra memandangi Sora dengan tatapan yang sama, tatapan tak percaya. la sedikit mengerutkan dahinya.

Sora tidak ingin menjelaskannya lagi. Ia hanya akan menjawab jika Madam bertanya. Tapi Madam hanya diam saja. la pergi ke meja kerjanya, mengambil stempel dan mencapnya.

"Kapan kau akan mulai bekerja?" tanyanya.

"Besok." Jawab Sora singkat.

"Flora mulai besok kau bisa kembali menjadi buruh cuci." Perintahnya.

Sora jadi merasa tidak enak dengan temannya, jadi buruh cuci bukanlah pekerjaan yang menyenangkan. Setiap hari harus berjemur dibawah sinar matahari dan bermain dengan air dan sabun. Jika terus dikerjakan tangan kita bisa menjadi kasar.

Flora kembali menarik tangan Sora, pergi menuju ruang makan.

Ketika mereka sudah masuk ke ruang makan, Flora berusaha keras menghilangkan kesalahpahaman orang-orang tentang Sora.

"Rumor itu salah! Semalam Sora hanya membantu mengurusi dokumen milik Jendral." jelasnya.

Beberapa orang mempercayainya tapi ada beberapa orang yang tidak percaya. Mereka beranggapan rakyat biasa tidak mungkin bisa membaca, jadi tidak mungkin Sora yang seorang rakyat biasa bisa membantu pekerjaan Jendral.

"Itu pasti hanyalah pengalihan." tuduh orang-orang. Mereka yang mendukung Elena tidak akan mempercayai ucapan Flora.

"Sudahlah, Flora." henti Sora.

"Tapi jika tidak dijelaskan mereka akan terus berkata buruk tentangmu."

"Tak apa. Biar waktu dan mata mereka sendiri yang akan menjelaskan semuanya."

Sora tidak ingin melihat Flora yang bersinggungan dengan orang-orang seperti itu. Hanya buang-buang waktu dan tenaga.

...****************...

"Ibu, ini huruf apa?"

Sang ibu mendekati putrinya, memberitahu berbagai jenis huruf. Sang gadis kecil mengikuti ucapan ibunya itu. Meski masih terbata-bata tapi ia bisa mengikutinya dengan baik.

"Anak pintar." Pujinya sambil mengelus kepala anaknya. Membuat raut wajah gadis kecil itu bahagia.

"Kenapa aku harus bisa membaca? Temanku tidak ada yang belajar membaca?" tanya gadis kecil itu penasaran.

"Jika kamu bisa membaca dan menulis, kamu akan bisa mengetahui semuanya. Semua hal baru akan kamu ketahui jika kamu bisa membaca. Dan kamu bisa menjadi orang yang berguna bagi sekitarmu." Jelas sang ibu dengan serius.

Kata-kata itu terlalu berat untuk anak usia 5 tahun. Tapi gadis kecil itu percaya dengan apa yang dikatakan ibunya dan akan menurutinya.

1
Aksara_Dee
sampai sini dulu ya Thor, nanti lanjut lagi..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!