NovelToon NovelToon
Lahirnya Sang Kaisar Api

Lahirnya Sang Kaisar Api

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Perperangan
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: DANTE-KUN

Menceritakan kisah perjalanan mc kita bernama shim wol untuk menjadi orang terkuat di murim dan mendapatkan julukan kaisar api

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DANTE-KUN, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Konflik dan kekhawatiran

Setelah tiba di rumah, ibu Shim Wol menyambut mereka dengan senyuman hangat. "Kalian sudah pulang? Bagaimana perjalanan kalian?" tanya ibu Shim Wol sambil membantu membawa barang-barang dari kereta.

Ayah Shim Wol tersenyum dan menjawab, "Semuanya berjalan lancar. Dagangan kita laris manis seperti biasa." Ia memastikan nada bicaranya terdengar biasa saja, tidak ingin menimbulkan kecurigaan.

Shim Wol hanya tersenyum kecil dan mengangguk. Meski tidak menceritakan kejadian itu, pikirannya terus dipenuhi oleh apa yang ia lihat dan dengar dari Mei Mei tentang rencana kultus iblis.

Hari-hari berlalu seperti biasa, namun Shim Wol kini lebih sering merenung. Ia mulai merasa bahwa dunianya yang sebelumnya sederhana kini terasa semakin luas dan penuh bahaya. Ia teringat pesan terakhir gurunya, untuk menggunakan kekuatannya demi melindungi orang-orang yang berharga baginya.

Suatu malam, Shim Wol duduk di depan rumah, memandang langit yang dipenuhi bintang. Ayahnya menghampiri dan duduk di sebelahnya. "Kau terlihat memikirkan sesuatu, Nak," kata ayahnya.

Shim Wol menghela napas. "Ayah, dunia ini lebih berbahaya dari yang pernah kupikirkan. Di kota, aku melihat bagaimana kekacauan bisa terjadi begitu saja. Aku hanya... aku ingin lebih kuat, agar bisa melindungi kalian."

Ayahnya tersenyum dan menepuk bahunya. "Kekuatanmu sudah luar biasa, Shim Wol. Tapi kekuatan sejati tidak hanya datang dari pedang atau jurus. Itu datang dari hatimu, dari tekadmu untuk melindungi yang kau sayangi. Ingatlah itu."

Kata-kata ayahnya membuat Shim Wol merasa sedikit lega, namun ia tahu bahwa ia masih harus banyak belajar dan menghadapi berbagai tantangan di masa depan. Ia memutuskan untuk meningkatkan latihannya, mempersiapkan diri menghadapi apa pun yang mungkin terjadi.

Setelah menguasai dua teknik baru, Cloud Movement dan Shield Body Qi, Shim Wol merasa lebih percaya diri dengan kemampuannya. Ia terus mengasah kedua teknik tersebut hingga dapat menggunakannya dengan sempurna dalam berbagai situasi.

Shim Wol sedang berlatih di halaman rumahnya ketika seorang pedagang keliling yang sering mampir ke desanya datang dengan wajah panik. Ia membawa berita yang mengejutkan.

"Shim Wol! Kau kenal Sekte Bulan Bintang, kan?" tanya pedagang itu tergesa-gesa.

Shim Wol menghentikan latihannya, memandang pedagang itu dengan raut wajah serius. "Ya, kenapa? Apa yang terjadi?"

Pedagang itu menarik napas dalam-dalam sebelum menjawab. "Sekte itu... telah dihancurkan. Aku baru kembali dari perjalanan lewat daerah dekat sana. Seluruh tempat itu runtuh, banyak yang gugur. Kata orang, ini ulah kultus demon."

Darah Shim Wol seolah berhenti mengalir. "Apa? Bagaimana ini bisa terjadi?"

"Jumlah mereka terlalu banyak," lanjut pedagang itu. "Kultus demon menyerang dalam skala besar. Tidak ada yang bisa menghentikan mereka. Aku dengar beberapa murid berhasil kabur, tapi yang lain... Aku tidak yakin."

Shim Wol teringat Mei Mei, wanita dari Sekte Bulan Bintang yang ia temui saat kunjungannya ke kota. Apakah dia selamat? pikir Shim Wol, dadanya sesak oleh kekhawatiran.

"Apa kau mendengar kabar tentang yang selamat? Ada seseorang bernama Mei Mei. Apa dia termasuk yang berhasil kabur?" tanya Shim Wol, suaranya penuh harapan.

Pedagang itu menggeleng pelan. "Aku tidak tahu. Tapi beberapa murid kabarnya berlindung di wilayah-wilayah yang dikuasai aliansi murim. Mungkin dia ada di sana."

Shim Wol menggertakkan giginya, merasa marah sekaligus tak berdaya. "Kultus demon ini benar-benar semakin berani..." gumamnya.

Pedagang itu mengangguk setuju. "Benar. Mereka bahkan tak peduli dengan hukum aliansi. Kalau ini terus berlanjut, tak ada yang aman."

Setelah pedagang itu pergi, Shim Wol duduk diam di halaman rumahnya, mencoba menenangkan pikirannya. Meski ia ingin segera melakukan sesuatu, ia tahu dirinya belum cukup kuat untuk menghadapi ancaman sebesar itu.

Aku harus menjadi lebih kuat... Jika tidak, aku tak akan mampu melindungi siapa pun. pikir Shim Wol.

Dengan tekad yang membara, Shim Wol kembali ke latihan kerasnya, bersumpah untuk suatu hari menghadapi kultus demon dan melindungi orang-orang yang penting baginya.

Dua minggu kemudian, peperangan pecah di wilayah yang tidak jauh dari desa mereka, tepatnya di tempat Shim Wol biasa berlatih teknik pedang api. Pasukan unortodoks berjumlah sekitar 300 orang datang dari arah barat, sementara aliansi Murim mengirimkan 500 prajurit untuk mempertahankan wilayah tersebut.

Peperangan berlangsung sengit. Namun, di pihak unortodoks terdapat tiga orang master yang masing-masing mampu menumbangkan 100 prajurit seorang diri. Sebaliknya, aliansi Murim hanya memiliki satu ahli di tingkat master, sehingga posisi mereka sangat terdesak. Dalam pertempuran itu, aliansi Murim kehilangan lebih dari 300 prajurit, sedangkan korban di pihak unortodoks hanya sekitar 100 orang.

Di tengah situasi kritis, Shim Wol tiba di medan perang setelah satu jam pertempuran berlangsung. Dengan Sword Qi miliknya, ia langsung menyerang pasukan unortodoks, menumbangkan puluhan prajurit dalam waktu singkat. Kehadiran Shim Wol mengejutkan semua orang, hingga salah satu master unortodoks mendekatinya dan bertanya, "Siapa kau? Tiba-tiba muncul entah dari mana?"

Shim Wol menjawab dengan nada tegas, "Aku Shim Wol, dan ini adalah tempat latihanku!"

Tanpa basa-basi, Shim Wol langsung menyerang master tersebut. Keduanya bertarung sengit menggunakan Sword Qi. Setelah beberapa kali saling serang, sang master unortodoks mengeluarkan teknik pamungkasnya, Successive Wind Slashes, sebuah serangan beruntun dengan elemen angin yang berlangsung tanpa jeda selama lima detik. Tebasan anginnya sangat kuat, menerjang ke arah Shim Wol tanpa ampun.

Namun, Shim Wol tetap tenang. Ia menggunakan Shield Body Qi dan menciptakan dinding angin untuk menahan serangan tersebut. Teknik bertahan Shim Wol berhasil menetralkan serangan lawannya. Sang master unortodoks terkejut. "Apa-apaan kau ini? Bagaimana mungkin kau bisa menahan serangan terkuatku?"

Shim Wol hanya tersenyum dingin dan berkata, "Aku hanya beruntung memiliki seorang master yang hebat."

Ia lalu melancarkan teknik pedang api, gerakan pertama Flame Slash. Serangan itu melesat cepat, menghantam sang master yang mencoba bertahan dengan Wind Defense. Namun, angin yang diciptakan oleh teknik bertahan itu justru memperkuat api Shim Wol. Dalam sekejap, sang master terbakar oleh serangan tersebut dan tewas mengenaskan.

Kemenangan Shim Wol membuat kedua master unortodoks yang tersisa memerintahkan pasukan mereka untuk mundur. Pasukan unortodoks segera meninggalkan medan perang.

Setelah pertempuran usai, satu-satunya master aliansi yang tersisa, seorang pria bernama Feng Shisui, menghampiri Shim Wol. Ia memberi hormat dan berkata, "Siapakah Anda sebenarnya? Dari pihak mana Anda diutus?"

Shim Wol menjawab singkat, "Aku Shim Wol. Aku tidak diutus oleh siapa pun. Aku hanya tidak ingin wilayah ini jatuh ke tangan pihak lain."

Feng Shisui terdiam sejenak, lalu membungkuk penuh hormat. "Nama saya Feng Shisui dari keluarga Feng. Atas nama aliansi Murim, saya berterima kasih sebanyak-banyaknya atas bantuan Anda, Master Shim Wol. Berkat Anda, kami berhasil meraih kemenangan."

Namun, Shim Wol hanya menggeleng pelan dan berkata, "Tidak banyak yang aku lakukan. Sebaiknya Anda berterima kasih pada para prajurit yang telah bertarung sejak awal."

Feng Shisui kemudian mengundang Shim Wol untuk datang ke pusat aliansi Murim. Setelah mempertimbangkan, Shim Wol menerima tawaran itu.

1
Iqbal Bait
ceritanya udah bagus terus kan bg
oh iya tolong bantu karya ku ya bg
terima kasih
Iqbal Bait: oke di tunggu saran dan kekurangan karya ku ya
Dante-kun: Makasih udah mampir bang. Nanti saya mampir bang
total 2 replies
Ignacia belen Gamboa rojas
Kok belum ada update sih thor? Nanti malam aku mau baca pas tidur, pasti bikin tidur nyenyak banget.
awita_llu
Seneng banget nemu cerita sebaik ini, terus berkarya thor!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!