Kesalahan satu malam yang mengubah hidup Hanum, dimana di malam itu seseorang datang dan merenggut kehormatan yang selama ini Hanum jaga. Steven Nicholas Dirgantara adalah lelaki yang telah memperkosa Hanum, Steven adalah aktor terkenal juga seorang pengusaha, keluarganya juga adalah keluarga paling kaya di kota ini. Hingga hari dimana Hanum mengandung anak dari Steven dan Hanum harus melahirkan anak itu karena bagi keluarganya dia adalah pewaris selanjutnya dari keluarga Dirgantara. Akan tetapi kejadian tidak terduga terjadi dimana Hanum mengalami keguguran hingga membuat keluarga Steven merasa kecewa dengan Hanum karena tidak bisa menjaga anak itu dengan baik.
Saat itu juga Hanum memutuskan untuk pergi dari kehidupan Steven di saat benih cinta mulai tubuh.
Bagaimana kelanjutan cerita nya, apakah Steven akan mencari Hanum atau membiarkan cinta itu pudar seiring berjalannya waktu simak terus kelanjutan ceritanya dalam novel Kesalahan Satu Malam..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ikromatul Fasila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5
Saat ini mereka berdua telah tiba di hotel tempat Hanum akan bekerja, Ayu tampak selalu berada di samping Hanum untuk menemaninya bertemu dengan Bos di hotel ini.
"Hai Fen, apa kabar?" sapa Ayu menyapa Feni temannya atau pemilik dari hotel tersebut.
"Baik Ayu, gimana kabar kamu?" tanya balik Feni kepada Ayu.
"Alhamdulillah baik juga. Oh ya Fen, ini adalah teman aku yang akan bekerja disini. Perkenalkan namanya adalah Hanum," kata Ayu dengan memperkenalkan Hanum.
"Nama saya Hanum, Mbak," Hanum menjabat tangan Feni sambil memperkenalkan namanya.
"Nama saya Feni. Oh ya Hanum, jika kamu memang benar-benar ingin bekerja disini kamu hanya perlu bekerja dengan rajin masalah lainnya nanti bisa kita bicarakan dan untuk gaji kamu, saya akan melihat dulu bagaimana kinerja kamu baru setelah itu saya akan menentukan gaji yang akan kamu terima, kamu mengerti kan?" kata Feni dengan singkat karena Feni memang orangnya tidak suka basa-basi.
"Baik Mbak, saya akan berusaha semampu saya untuk memberikan hasil kerja yang bagus," jawab Hanum sambil menundukkan kepalanya.
"Bagus, kalau begitu mulai besok kamu sudah bisa bekerja,"
"Terima kasih banyak, Mbak." Hanum tampak sangat bahagia karena dia di terima bekerja di hotel tersebut.
Hari demi hari berlalu begitu cepat, sudah 1 bulan lebih Hanum berada di kota dan dia bekerja dengan sangat baik bahkan Feni benar-benar sangat suka dengan kinerja Hanum yang sangat rajin.
"Mbak, Mbak beneran gajinya sebanyak itu? Apa Mbak mengirim semua gajinya sama kita di sini? Lalu bagaimana dengan Mbak di sana?" tanya Rika dengan nada cukup tinggi.
"Rika, kamu ini bertanya banyak sekali bagaimana Mbak harus menjawabnya,"
"Mbak harus menjawab semua pertanyaan Rika!"
"Baiklah, Mbak akan menjawab satu-satu. Gaji Mbak di sini memang cukup besar dan Alhamdulillah Bos tempat dimana Mbak bekerja juga memberikan Mbak bonus karena kerja Mbak yang bagus apalagi kalau ada lembur pasti Bos Mbak memberikan uang lebih kepada Mbak jadi untuk bulan ini Alhamdulillah Mbak bisa mengirim uang kepada kamu dan juga Ibu cukup banyak. Dan kamu juga tidak perlu khawatir tentang Mbak di sini karena Mbak juga sudah punya pegangan, Mbak gak mungkin tidak pegang uang bagaimana nanti Mbak makan nya? Ya sudah, kamu ambil uang itu untuk kebutuhan kalian berdua dan jangan lupa buat beli obat Ibu dan bayar uang SPP kamu ya. Sisanya kamu simpan untuk membeli kebutuhan yang mendesak," kata Hanum sambil memberikan pesan kepada Rika.
"Iya mbak, Mbak hati-hati di sana ya, Assalamualaikum,"
"Waalaikumsalam."
Hanum tampak tersenyum bahagia mendengar suara Rika yang terdengar bahagia. Hanum juga bisa bernafas lega karena akhirnya dia bisa mengirimkan uang kepada keluarga nya di kampung.
"Ayu, terima kasih banyak ya karena kamu sudah mau membantu aku, aku tidak tau lagi bagaimana harus membalas kebaikan," kata Hanum sambil memegang tangan Ayu.
"Iya Hanum, lagian bukankah sudah aku bilang bahwa melihat kamu bahagia aku juga akan ikut bahagia jadi jangan pernah berfikir untuk membalas semua kebaikan. Cukup kamu hidup dengan baik itu sudah membuat aku senang," jawab Ayu sambil memegang wajah Hanum.
Ya, selama berada di kota Ayu lah yang menanggung semua keperluan mereka berdua. Ayu juga tidak pernah mau jika diberikan uang oleh Hanum untuk membeli makanan untuk mereka berdua, Ayu selalu bilang bahwa uangnya di tabung saja dan benar saja setelah satu bulan bekerja akhirnya Hanum bisa mengirimkan uang kepada keluarganya dengan nominal yang cukup besar.
Ayu yang bekerja di sebuah perusahaan yang cukup besar di kota ini membuat Ayu memiliki gaji yang besar sehingga dia mampu untuk membantu Hanum.
Pagi hari kembali menyapa, saat ini Hanum sedang membersihkan salah satu kamar hotel tersebut. Hanum tampak sangat lihai saat membersihkan setiap sudut kamar tersebut hingga seseorang datang menghampiri Hanum.
"Hanum? Tadi Sinta bilang bahwa dia ijin untuk tidak masuk bekerja karena ada salah satu keluarga yang meninggal dan kamu tau sendiri kan bahwa kita kekurangan karyawan bagaimana kalau nanti kamu lembur saja untuk menemani Edo lagian aku juga ada kepentingan yang mengharuskan aku untuk pergi. Nanti juga ada uang lembur buat kamu, Bagaimana Hanum? kamu mau kan?"
"Iya Mbak, saya mau kok," jawab Hanum sambil menganggukkan kepalanya.
"Bagus, kalau begitu nanti malam uang lembur kamu aku kasih ya,"
"Iya Mbak."
Hanum benar-benar sangat saat dia harus bekerja lembur karena dengan begitu dia memiliki uang tambahan dan Hanum bisa menabungnya untuk di kirimkan ke keluarganya di kampung.
Malam hari pun telah tiba, saat ini Hanum tengah duduk di teras depan hotel sambil melihat ke arah bintang di atas langit. Setelah membersihkan beberapa kamar hotel Hanum pun duduk santai untuk beristirahat sejenak.
Saat Hanum tengah duduk santai tiba-tiba dia melihat sebuah yang melaju cukup kencang masuk ke dalam parkiran hotel tempat dia bekerja.
Tiba-tiba seseorang membuka pintu mobil tersebut dengan memapah tubuh seorang pria yang sedang mabuk.
"Hey kamu! Cepat ke sini!" teriak lelaki tersebut memanggil Hanum.
Hanum yang saat itu sedang di panggil pun langsung berlari menghampiri lelaki yang memanggilnya.
"Iya Pak, ada yang bisa saya bantu," kata Hanum dengan melirik kearah lelaki yang sedang mabuk tersebut.
"Cepat, kamu bantu saya untuk menyewa kamar di hotel ini dan saya ingin kamar VIP," kata si lelaki tersebut.
"Baik Pak, mari ikut saya." jawab Hanum dengan membantu lelaki tersebut untuk menginap di kamar hotel ini.
Saat di perjalanan lelaki itu terus melihat kearah Hanum, dia benar-benar sangat bingung melihat bagaimana keadaan temannya yang sedang mabuk itu.
"Sial! Dimana aku harus mencari seorang pelacur?" gumam lelaki tersebut sambil melihat kearah Hanum.
"Tuan, ini adalah kamar VIP di hotel kami," kata Hanum sambil menunjukkan kamar VIP tersebut lalu Hanum pun memberikan kunci kamar tersebut.
"Kamu cepat bantu aku untuk membawa dia masuk ke dalam,"
"Baik Pak."
Setelah berada di dalam kamar hotel tersebut, lelaki itu pun meminta Hanum untuk menyalakan air di kamar mandi. Setelah Hanum berjalan kearah kamar mandi, lelaki itu dengan cepat berlari meninggalkan Hanum dan juga teman nya yang sedang mabuk itu lalu mengunci pintu kamar tersebut.
Saat Hanum telah kembali, dia cukup terkejut karena dirinya tidak melihat lelaki yang membawa orang mabuk itu.
"Dimana lelaki tadi? Kenapa dia meninggalkan temannya sendiri?" ucap Hanum dengan kebingungan lalu disaat dia ingin membuka pintu kamarnya, dia benar-benar terkejut karena ternyata pintu kamar itu telah di kunci.