Yang bocil minggir dulu ya🙃
Sinopsis 👇
Mina tidak tahu ada apa dengan hubungan kakak dan kakak iparnya. Di luar mereka tampak baik tapi sebenarnya mereka menyembunyikan sesuatu.
Berawal dari penasaran, Mina memutuskan menyelidiki keduanya. Ternyata benar. Di apartemen tempat tinggal mereka, mereka bahkan tidur terpisah. Mina yang dasarnya mulut ember itu ingin melapor ke mamanya. Sayangnya sebelum berhasil, ia ketahuan oleh Foster, kakak iparnya.
Dan yang tidak pernah Mina duga, Foster malah memaksanya bermain api dengannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ep 21
Mina tidak langsung pulang. Masih sore juga. Gadis itu memutuskan mampir di sebuah restoran mewah untuk memanjakan dirinya sendiri. Restoran yang sering ia kunjungi dengan kak Iren waktu dia masih SMA. Tapi sekarang sudah jarang karena kak Iren sudah menikah dan sibuk dengan pekerjaan kantornya.
"Mau pesan apa nona?" seorang pelayan perempuan menghampirinya sambil tersenyum ramah.
Mina balas tersenyum ramah. Kalau begini kan adem liatnya. Tidak seperti orang-orang di panti asuhan tadi.
"Saya pesan Tiramisu satu sama jus mangganya satu." jawab Mina sambil membaca buku menu ditangannya. Ia belum lama makan makanan berat tadi, jadi dia mau mencoba makanan penutup saja.
"Baik, pesanannya sudah diterima. Mohon ditunggu ya." lalu pelayan itu berbalik pergi.
Saat Mina menghadap ke arah kiri, ia secara tidak sengaja melihat ada pasangan yang berciuman panas tanpa mempedulikan sekitarnya. Mina menggeleng-geleng heran dan memalingkan wajahnya ke arah lain.
"Astaga, nggak tahu malu banget. Mereka melakukannya didepan umum begini, percaya diri banget." katanya pada dirinya sendiri.
"Kalau kau mau, kita juga bisa melakukannya di depan umum seperti mereka. Dengan ciuman yang lebih panas dari itu,"
Pandangan Mina beralih ke arah datangnya suara. Matanya langsung melotot sempurna. Bagaimana tidak, kakak iparnya kini tiba-tiba muncul dihadapannya sambil mengedipkan mata nakal padanya.
"Bagaimana kak Foster tahu aku di sini?" gadis itu memicingkan matanya curiga. Ia curiga kalau pria itu sengaja mengikutinya ke sini.
"Jangan terlalu percaya diri. Aku tidak mengikutimu." ujar Foster seolah mengetahui isi dalam benak Mina. Pria itu lalu menggeser bangku dan duduk berhadapan dengan sih adik ipar.
"Aku sedang bersama temanku dan melihatmu masuk tadi." tambah pria itu. Mina merutuk dalam hati. Kenapa harus kebetulan bertemu dengan lelaki berbahaya ini sih. Niatnya kan mau cari ketenangan.
"Huh! Pasti teman wanita." kata-kata itu meluncur begitu saja dari mulutnya. Alis Foster terangkat, tertarik mendengar kalimat yang keluar dari mulut Mina. Ia lalu memajukan wajahnya mendekat ke gadis itu.
"Apa kau cemburu aku menemui wanita lain?" gumamnya pelan. Mina melotot lagi.
"Siapa yang cemburu, nggak mungkin!" elaknya cepat-cepat membuang muka dari pria itu. Sedang Foster malah tertawa. Kemudian pandangannya beralih ke pasangan yang sampai sekarang masih berciuman di tempat mereka tadi. Sebenarnya mereka berada di ruangan yang cukup privat dalam restoran itu, tapi karena pintu ruangannya tidak sempat mereka tutup dan meja Mina tepat mengarah ke ruangan itu, jelaslah siapapun yang duduk di tempat itu akan melihat aksi panas kedua orang yang saling membelit lidah di dalam sana.
Pandangan Foster terus menatapi pasangan itu. Keningnya berkerut. Sepertinya dia kenal. Ketika sih wanita mengangkat wajah, Foster langsung mengenalinya. Pria itu tersenyum. Ia menatap Mina lagi.
"Hei, coba lihat ke sana. Kau pasti kenal perempuan itu." katanya.
Mina kembali menatap Foster, lalu melirik ke kanan lagi. Penasaran siapa sebenarnya yang pria itu maksud. Dan pagi-lagi ia dibuat kaget bukan main begitu melihat siapa wanita yang berciuman dengan lawan mainnya tadi.
Kak Iren ??
Mina menatap Foster, menatap Iren lagi, dan menatap Foster lagi. Apa-apaan ini? Kakaknya ada selingkuhan juga? Apa karena itu kak Foster menggunakannya sebagai pelampiasan? Kalau di novel-novel yang dia baca, pria seperti Foster ini awalnya menikahi kekasihnya karena cinta.
Tapi sih kekasih yang kini berstatus sebagai istri tidak begitu mencintainya, namun terpaksa menikah karena sih suami kaya raya. Kemudian di saat suaminya sibuk bekerja, ia mendapati istrinya malah selingkuh dengan laki-laki lain. Suami sih istri sakit hati. Jadi untuk balas dendam, sih suami melampiaskannya pada orang-orang yang berhubungan dekat dengan istrinya. Mina mulai menebak-nebak dalam hati. Tapi bukankah itu terlalu klise? Mungkin pikirannya yang terlalu berlebihan. Satu hal yang pasti, pasangan suami istri itu kedua-duanya sudah gila. Dia sendiri pun merasa dirinya ikut-ikutan jadi tidak waras karena mereka.
"Sejak kapan kak Foster tahu kak Iren ..."
"Sssttt ..." telunjuk Foster menempel di bibir Mina, menghentikan gadis itu bicara. "Jangan lanjutkan lagi. Aku tidak ingin membicarakan kakakmu. Dimataku sekarang kau jauh lebih sexy, seratus persen lebih menarik, membuatku terus merasa terangsang. Lupakan Iren, ayo bicara tentang kita sekarang."
Mina terdiam. Ia tidak terlalu fokus dengan ucapan Foster. Dia hanya ingin pergi secepatnya dari tempat ini. Takut kakaknya akan menangkap basah ia sedang berduaan dengan kak Foster.
"Kak Foster, aku tiba-tiba ada urusan. Aku harus pergi. Pesananku buat kak Foster saja!" kata Mina cepat-cepat berdiri dan pergi dari tempat itu dengan terburu-buru. Foster tidak sempat berhasil menghentikannya. Gerakan gadis itu terlalu cepat. Padahal tadi ia mau merayu Mina agar mau dibawa ke hotel. Haissh ... Gagal lagi. Kalau begini terus, bagaimana ia bisa menghamili adik iparnya coba.
"Foster?"
Pandangan Foster beralih ke Iren. Wanita itu sudah berdiri didepannya bersama pria yang tadi bercumbu dengannya. Iren tampak santai. Kekasihnya yang sekarang bersamanya juga sudah tahu bagaimana hubungannya dengan Foster, dan Foster yang jatuh hati pada adik kandungnya.
"Apa aku salah lihat? Sepertinya tadi Mina ada di sini." kata Iren. Matanya memandang ke segala arah namun yang dia cari-cari tidak keliatan.
"Dia sudah kabur. Takut ketahuan selingkuh olehmu." sahut Foster jengkel. Iren terkekeh.
"Makanya jangan terus main-main dan ceritakan saja yang sebenarnya. Apa susahnya sih." balasnya. Kekasihnya ikut tertawa.
"Nanti saja. Ada banyak waktu untuk itu." kata Foster memang belum berniat saja.
"Terserah padamu. Tapi kalau kau butuh bantuanku, dengan senang hati akan ku bantu. Kalau begitu kami pergi dulu." kata Iren lalu pamit. Mereka meninggalkan Foster sendirian dalam restoran. Tak lama sesudah itu Tiramisu dan jus mangga pesanan Mina datang. Pelayan tadi sempat bingung, dia pikir dia salah meja. Nanti setelah Foster menjelaskan baru sih pelayan mengerti.
"Itu milik kekasihku. Taruh saja di situ." kata Foster datar. Pelayan itu mengangguk kemudian meletakkan makanan dan minuman yang dia bawa di atas meja.
Sebenarnya Foster masih kenyang karena baru habis makan bersama kawan lamanya tadi. Tapi apa boleh buat, sekalian saja habiskan makanan Mina. Untung cuma jus dan makanan penutup. Setelah menghabiskan semuanya, Foster beranjak pergi dari tempat itu.
Baru saja baru mau masuk ke rumah, asistennya menelpon.
"Pak Foster, ada masalah dengan perusahaan DM, mereka tiba-tiba mengancam akan membatalkan kerja sama. Anda harus ke kantor sekarang juga."
Foster cukup kaget. Tapi sikapnya tetap tenang.
"Hubungi semua tim yang terlibat dengan proyek mereka, aku akan segera ke sana."