Suami lebih memilih menikah lagi hanya karena tidak kunjung hamil membuat Nadira Yasmine Aulia memang merasakan sakit. Namun, Rasa sakit itu tidak ia perlihatkan. Cukup di dalam saja, Tapi tidak dengan di luar.
Sikap protagonis yang selama ini tulus ia berikan kepada sang suami berubah menjadi sikap antagonis detik itu juga. Yasmine bukan wanita lemah yang bisa di tindas begitu saja. Dia bukan wanita penurut yang iya-iya saja saat di sakiti. Ia harus balas semuanya..
•••••
"Aku paling benci dengan sebuah pengkhiatan! Silahkan kau menikah lagi. Tapi setidaknya kau dan keluargamu, termasuk istri barumu itu tidak menjadi benalu dalam hidupku!!. Mungkin aku tidak sempurna di mata kalian.. Tapi perlu kalian ketahui, Bahwa aku lebih sempurna daripada kalian!"Nadira Yasmine Aulia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Viena2106, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kemarahan Farhan
Surat sudah ada di tangan. Tidak hanya itu saja, Sinta juga membawa kabur begitu banyak perhiasan yang ia ambil dari kamar Yasmine. Sinta membawa pulang benda yang begitu berharga itu pulang ke rumahnya sendiri. Dan ia nanti akan memberitahukan Farhan tentang semua itu nanti.
Sinta yakin, Kalau Farhan akan setuju dan mendukung perbuatannya ini.
"Jadi kamu berhasil membawa kabur semua ini?"Tanya Mirna yang langsung di angguki oleh Sinta. Saat ini jam menunjukkan pukul tiga pagi. Sinta langsung mengetuk pintu rumahnya. Ia masuk dan memberitahu ibunya saat itu juga.
"Iya bu, Aku berhasil masuk ke kamar Yasmine. Dan inilah.. Surat sama perhiasan ini berhasil aku bawa kabur. Setelah ini aku akan menghubungi mas Farhan. Kita tinggal menghubungi pengacara gimana enaknya nanti.. "Mirna tersenyum bahagia.
"Ibu gak nyangka, Ternyata kamu pintar juga.. Tapi pas kamu nyamar jadi pelayan baru ada yang curiga gak?" Dengan rasa penasarannya Mirna bertanya.
"Ya gak adalah lah bu.. Sinta gitu loh. Aku harus dapat apa yang aku inginkan..Aku ini emang cerdik sih. Buktinya, Aku bisa rebut mas Farhan dari tangan Yasmine. Setelah itu aku juga berhasil mengambil semua barang-barang penting ini. Aku yakin, Setelah ini.. Yasmine akan jatuh miskin dan kita yang akan kaya raya bu.."Sinta dan Mirna girang. Mereka sudah tak sabar menunggu hari itu. Membayangkan menjadi nyonya besar saja sudah membuat mereka bahagia bukan main.
"Tapi tunggu? Gimana caranya kamu bisa ngambil semua ini? Kan seharusnya barang-barang penting kayak gini ada di tempat yang aman kan??"
"Semua itu mudah kok Bu.. Orang surat sama semua perhiasannya ada di laci. Semua itu mudahkan?? "Mirna diam dan tak menjawab apapun. Otaknya seolah sedang berpikir.
Mirna heran saja, Sinta bilang putrinya ini dengan mudah mengambil semua ini. Surat dan aset penting serta perhiasan bukankah seharusnya ada di tempat yang aman? Seperti berada di dalam brangkas misalnya.
"Kenapa sih bu? Kok ibu kayak bingung gitu.."Sinta masih heran menatap sang ibu yang sejak tadi diam. Apa ibunya ini tidak senang pikirnya?
"Enggak, Kamu yakin dengan semua ini? Eh, Gini.. Yang Ibu pikirin tuh.. Kok bisa ya, Yasmine dengan enteng meletakkan semua ini gitu loh.. Bukannya kalo barang penting itu harus di taruh di tempat yang aman, Seperti brangkas atau apa gitu.."Sinta menghela nafas panjang. Ia sudah lelah di tambah lagi dengan keheranan ibunya.
"Udah deh bu..Yang penting kan kita udah dapat ini semua. Ibu gak perlu ambil pusing, Ibu pilih aja perhiasan mana yang mau di pakek. Sisanya mau aku jual, Semua itu lumayan kan?? "Mirna mengangguk, Apa yang di katakan oleh anaknya ini ada benarnya juga ternyata. Ngapain dia yang pusing..
"Yaudah,,Sekarang aku mau tidur dulu. Capek tau jadi maling di rumah itu..Nanti pagi aku harus nelpon mas Farhan. Pasti dia senang karena aku berhasil mendapatkan semua ini ..."Sembari memasukan barang itu. Sinta tiada hentinya bicara.
Setelah semua masuk ke dalam tas. Sinta pergi ke kamarnya untuk istirahat. Ia duduk di atas tempat tidurnya. Sinta kembali membuka tas besar itu, Matanya seolah semakin berbinar melihat kilauan perhiasan yang kini banyak di dalam tasnya.
Lagi dan lagi, Sinta menyentuh perhiasan itu. Rasa kantuknya seolah hilang. Wanita itu berdiri di depan cermin dan mencoba satu persatu perhiasan itu.
"Wah, Kamu itu memang cocok Sinta.. Yasmine aja kalah.. Aku sama dia tuh sebenarnya masih lebih cantik aku sih. Cuma mungkin karena kalah uang aja..."Sinta meraih anting, Kalung, Gelang serta cincin yang tak luput ia coba.
"Ya, Ampun.. Ini asli bagus banget.. Aku udah persis orang kaya beneran ini mah.. "Padahal ini masih dini hari, Sinta justru melenggak lenggokan tubuhnya.
"Aku udah cocok banget jadi orang kaya.. Sekarang nyoba perhiasannya.. Dan besok akan jadi Nyonya di rumah itu.. "Sungguh kepercayaan yang sangat tinggi. Sinta seolah tidak sabar dengan semua itu.
.
.
.
Braakk!!!
Sinta dan Mirna terlonjak kaget ketika Farhan menggebrak meja. Tatapan pria itu tajam seolah ingin memakan istri keduanya ini hidup-hidup.
"Kamu apa-apaan sih mas!?
"Iya,,Apasih yang kamu lakukan Farhan??.
"Kamu yang apa-apaan Sinta!! Sudah aku bilang sebelumnya.. Jangan gegabah! Biar aku yang ambil semua itu. Kalau kayak gini, Gimana nanti kalau Yasmine curiga yang ada Justru aku yang di salahkan..."Sinta memasang wajah sendu nya. Wanita itu bergelayut manja di lengan sang suami.
"Mas, Aku ngelakuin ini semua itu juga demi kamu. Aku ngelakuin semua ini agar kamu gak perlu capek-capek lagi..
"Iya, Tapi gak gini caranya!!! Kamu tahu kan? Aku sedang berada di situasi yang belum baik-baik saja.." Farhan menggusar rambutnya frustasi. Ia tak habis pikir dengan istri keduanya ini. Bagaimana bisa, wanita ini tekad masuk dan mengambil semua barang-barang penting milik istri pertamanya.
"Farhan, Kamu ini gimana sih.. Masih untung ya, Sinta mau bantu kamu. Harusnya kamu itu bersyukur, Setelah ini kan kamu akan kebagian enaknya juga.. Kamu tinggal proses semua ini gimana caranya si istri pertama kamu tanda tangan.."Tidak ada seorang ibu yang tidak membela anaknya.. Semua orangtua pasti akan membela anaknya. Namun, tidak semua ibu seperti mirna yang Justru mendukung perbuatan anaknya walaupun salah.
"Kalian hanya memikirkan proses, proses,prosesnya!! Kalian gak tahu gimana ngatasi semua ini.. Dan kamu?" Farhan menunjuk Sinta yang langsung menatapnya.
"Seharusnya kamu ambil surat-surat penting itu saja.. Kenapa kamu ikut mengambil perhiasan itu juga.."Sinta memutar bila matanya malas.
"Ya gapapa kali mas..Kita tinggal jual dan dapet uang bereskan.. "Farhan menghela bagas kasar.
"Terserah! Aku masih ada urusan.."Farhan keluar dari rumah istrinya itu dan pergi entah kemana..Pria itu marah.. Marah karena Sinta tak mau mendengarkannya..
.
.
.
Tbc