Aurora Steffani Leandra, gadis polos berusia 18 tahun yang dalam sekejap nasibnya berubah.
Setelah kedua orang tuanya meninggal, tiba-tiba Aurora dikejutkan dengan sebuah kenyataan bahwa dirinya harus menikah dengan seorang pria yang tidak dia kenal.
Siapakah pria yang akan menikah dengan Aurora?.
Dan kenapa Aurora harus menikah dengan pria tersebut?.
Jangan lupa ikuti terus kelanjutan ceritanya ya🤗🤗🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bungabunga2929, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
Bel pulang sekolah sudah berbunyi, kini Aurora dan Risa sudah bersiap untuk pulang.
"Emm Ra, kita mau mengerjakan tugas dimana?" tanya Risa.
"Emm gimana kalau kita cari tempat yang nyaman. Sekalian kita cari inspirasi, siapa tahu kita bisa dapat ide bagus kan" usul Aurora.
"Emm yaudah deh, gimana kalau kita ke restoran yang lagi hits banget dikalangan anak sekolah".
"Pasti disana kita akan bisa mendapatkan ide-ide yang bagus" ucap Risa.
"Boleh, tapi aku mau memberikan kabar pada papah dan mamahku dulu ya" ucap Aurora.
"Yaudah, kamu kabarin mereka sekarang aja. Biar kita bisa langsung pergi kesana" ucap Risa.
"Iya kamu benar, yaudah tunggu sebentar ya" ucap Aurora.
Aurora langsung menghubungi kedua orang tuanya.
"Hallo mah" ucap Aurora.
"Hallo sayang, ada apa?".
"Kenapa kamu menghubungi mamah, apa ada masalah?" tanya Agatha.
"Enggak mah, aku cuma mau minta ijin sama mamah dan papah" ucap Aurora.
"Mau minta ijin apa sayang?" tanya Agatha.
"Emm aku ada tugas sekolah, dan hari ini rencananya mau langsung mengerjakannya bersama Risa".
"Jadi aku mungkin akan pulang terlambat, gak papa kan?" tanya Aurora.
"Oh gitu, yaudah kamu hati-hati ya. Kalau pulangnya terlalu sore hubungi papah aja biar dijemput nanti" ucap Agatha.
"Baiklah mah, terima kasih".
"Kalau gitu aku tutup dulu ya teleponnya" ucap Aurora.
"Iya sayang" ucap Agatha.
Setelah menghubungi orang tuanya, Aurora langsung mengajak Risa pergi.
"Udah yuk, kita pergi sekarang" ucap Aurora.
"Gimana, orang tua kamu udah kasih ijin?" tanya Risa.
"Udah, makanya tadi aku ajak kamu pergi. Kalau belum mana berani aku tetap pergi, yang ada mamah dan papah akan marah saat aku pulang" ucap Aurora.
"Bagus deh kalau gitu, yaudah yuk" ucap Risa.
Sedangkan Kedua orang tua Aurora sedang dalam perjalanan pulang ke rumah setelah menemui orang yang akan membeli restoran milik mereka.
"Pah, apa kita perlu memberitahu masalah ini pada Aurora?" tanya Agatha.
"Emm papah kira nanti dulu, takutnya putri kita ikut terbebani dengan masalah kita. Papah gak mau itu terjadi, biarkan dia fokus pada sekolahnya" ucap Aditya.
"Benar juga, yaudah kita rahasiakan dulu saja masalah ini. Oh iya, bagaimana jika nanti Aurora menanyakan masalah restoran" ucap Agatha.
"Emm papah belum memikirkan alasannya, nanti saja kita pikirkan lagi ya" ucap Aditya.
"Yaudah deh, mamah juga belum mempunyai alasan yang tepat jika sampai Aurora bertanya" ucap Agatha.
"Oh iya mah, tadi Aurora kenapa menghubungi kamu?" tanya Aditya.
"Oh itu, dia minta ijin katanya mau mengerjakan tugas bersama Risa. Mamah bilang boleh, nanti kalau Aurora mau pulang bisa hubungi kamu biar bisa dijemput" ucap Agatha.
"Ohh gitu, papah kira ada apa. Gak nyangka ya mah, putri kita sekarang sudah dewasa. Tapi sekarang papah jadi khawatir dengan masa depan putri kita" ucap Aditya.
"Memangnya kenapa pah?" tanya Agatha.
"Kan mamah tahu, kita punya hutang pada tuan Edgar. Papah hanya takut, kita tidak bisa membiayai sekolah Aurora kedepannya".
"Bagaimana kalau Aurora tidak bisa melanjutkan kuliah karena keterbatasan biaya".
"Papah takut bagaimana masa depan putri kita" ucap Aditya.
"Papah jangan bilang seperti itu, kita pasti akan bisa mencari jalan keluar dari masalah ini".
"Kita berdoa saja semoga putri kita bisa menjadi orang yang sukses kedepannya. Dan kita bisa mengantarkan kesuksesan pada Aurora"" ucap Agatha.
"Papah juga berharap seperti itu. Maaf ya mah, karena papah belum bisa menjadi kepala keluarga yang baik untuk kamu dan Aurora" ucap Aditya.
"Kamu bilang apa si pah, udah aku yakin selama kita bersama-sama pasti bisa melewati semua ini" ucap Agatha.
"Terima kasih mah, karena sudah selalu mendukung dan berada disamping papah" ucap Aditya.
Saat sedang berbincang, tanpa sadar dari arah berlawanan ada sebuah truk yang hilang kendali.
Aditya yang terkejut melihat mobil tersebut, langsung mencoba menghindar. Tapi sayang, truk tersebut melaju dengan sangat kencang dan menabrak mobil yang Aditya dan Agatha kendarai.
"Awas pah" teriak Agatha.
"Aaaaaaaaaaaa" teriak Aditya dan Agatha.
"Brak".
Kecelakaan tidak bisa terhindarkan, mobil yang Aditya dan Agatha tumpangi langsung berputar dengan kencang setelah ditabrak oleh truk tadi.
Sedangkan Aurora yang sedang mengerjakan tugas sekolah tiba-tiba merasakan perasaan tidak enak.
"Apa yang terjadi padaku, kenapa perasaanku tidak enak begini. Apa terjadi sesuatu pada mamah dan papah ya".
"Tapi tadi kan aku baru aja ngobrol sama mamah. Dan mamah baik-baik aja, apa mungkin ini hanya perasaanku saja ya" batin Aurora.
Risa yang melihat ekspresi Aurora langsung merasa bingung.
"Kamu gak papa Ra?" tanya Risa sambil menyentuh pundak Aurora.
"Ehh kenapa Ris?" tanya Aurora merasa sedikit terkejut.
"Kamu kenapa, apa ada masalah?".
"Kenapa aku lihat kamu kaya khawatir gitu?" tanya Risa.
"Aku gak tahu Ris, tiba-tiba perasaan aku gak enak. Ada apa ya, apa mungkin terjadi sesuatu pada orang tuaku?" ucap Aurora.
"Bukannya tadi kamu ngobrol sama mamah kamu ya. Dan di baik-baik aja kan" ucap Risa.
"Iya si, tapi entah kenapa tiba-tiba perasaanku gak enak gini. Semoga aja gak terjadi sesuatu yang buruk sama mamah dan papah deh" ucap Aurora.
"Udah, kamu harus berfikir positif. Yakin aja kalau orang tua kamu baik-baik aja" ucap Risa.
"Iya kamu benar" ucap Aurora.
Untuk menengkan dirinya, Aurora langsung menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya dengan perlahan.
"Huffff, oke tenang Ra. Mamah sama papah pasti baik-baik aja. Lebih baik sekarang aku selesaikan tugas ini biar bisa cepat pulang" batin Aurora.
Aurora langsung cepat-cepat menyelesaikan tugasnya, dia ingin segera pulang dan melihat keadaan kedua orang tuanya.
Setelah 30 menit berkutat dengan tugasnya, akhirnya Aurora dan Risa bisa menyelesaikan semuanya.
"Haaaaahhh akhirnya selesai juga" ucap Risa.
"Iya nih, ayo cepat kita bereskan semuanya. Aku udah gak sabar mau pulang nih" ucap Aurora.
"Iya iyaz sabar Ra" ucap Risa.
Aurora dan Risa langsung membereskan semuanya, setelah beres dan membayar semua makanan yang mereka makan dengan cepat Lisa bangun dari duduknya untuk pulang.
"Ayo Ris cepetan" ucap Aurora.
"Iya iya sabar Ra, jalannya pelan-pelan aja. Nanti kamu bisa menabrak orang lain" ucap Risa yang tertinggal di belakang.
"Gak bisa aku harus cepat-cepat pulang" ucap Aurora.
Baru saja mengatakan hal tersebut, tiba-tiba Aurora menabrak seseorang.
"Bruk".
"Astaga, maaf tuan aku gak sengaja" ucap Aurora sambil membereskan bukunya yang jatuh.
Risa yang melihat Aurora menabrak seseorang langsung berlari menghampirinya.
"Kamu gak papa Ra, tadi kan udah aku bilang jalannya jangan cepat-cepat. Gak dengerin aku si" ucap Risa.
"Iya maaf, aku kan buru-buru Ris" ucap Aurora.
Saat Aurora sedang sibuk membereskan bukunya yang berserakan, tiba-tiba orang yang Aurora tabrak tadi langsung berdehem.
"Ekhemmm".
"Bisa jalan yang benar gak si, apa kamu sengaja ingin dekat-dekat dengan saya makanya berpura-pura menabrak" ucap seorang pria yang Aurora tabrak.
Mendengar ucapan pria tadi, Aurora langsung merasa kesal.
"Apa kamu bilang".
"Jaga bicara anda ya tuan, buat apa juga saya sengaja menabrak anda" ucap Aurora sambil menatap pria tersebut.
Saat keduanya saling bertatapan, tiba-tiba mereka langsung terdiam dan sibuk dengan pikirannya masing-masing.
"Deg".