Patah hati karena dikhianati oleh tunangan dan adik tirinya, Jiang Shuyi memutuskan untuk membalas dendam dengan meniduri pria perkasa yang dia temukan di club malam.
Ternyata, pria itu adalah paman sang tunangan, sekaligus penguasa kota ....
Bagaimana kelanjutan kisah Jiang Shuyi dengan tunangan dan sang paman?
Apakah Jiang Shuyi bersedia memaafkan tunangannya dan melupakan malam indah bersama 'Paman Perkasa' itu?
Simak kelanjutannya hanya di sini, ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itsme AnH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku Mencintainya, tapi Dia Mencintaimu
Di salah satu ruangan VIP yang ada di Luxury Restaurant, tampak sekelompok orang tengah duduk mengelilingi meja bundar yang dipenuhi dengan berbagai jenis hidangan lezat.
Mereka makan dan minum sambil mengobrol ria, berbeda dengan seorang wanita yang menikmati hidangannya dalam diam seolah-olah dia sendirian berada di dunia lain.
Wanita itu tampak seksi dan elegan dengan mengenakan crptop tali spageti yang dipadukan dengan rok bel*h pinggir. Gerakannya lembut saat memasukkan suapan demi suapan ke dalam mulut, membuatnya terlihat anggun.
Dia adalah Jiang Shuyi, sosok yang lebih menyukai kesendirian daripada keramaian.
Jika bukan demi menjaga formalitas, dia tidak akan menghadiri jamuan makan seperti ini.
Sangat berisik untuk dirinya yang suka ketenangan!
Meski begitu, dia masih bisa membawa diri dan keriuhan di sekitarnya bahkan seperti tidak mengganggu kedamaiannya.
Setelah meminum seteguk anggur untuk membilas mulutnya dari aroma dan rasa daging yang baru saja lepas ke perutnya, Shuyi mengelap sedikit bib*rnya.
"Anchi, aku pergi dulu, ya." Shuyi berbisik pelan pada Gu Anchi—sahabat sekaligus rekan kerjanya di Blue Jade.
"Kenapa pergi begitu cepat?" Gu Anchi mengerutkan keningnya tak senang, dia berusaha menahan Shuyi yang sudah hendak beranjak pergi. "Ini hari bahagiamu, kamu harus bersenang-senang."
Ya, hari ini adalah hari bahagia Shuyi yang baru saja naik jabatan sebagai Kepala Desainer di Blue Jade dan rekan-rekan satu timnya mengadakan jamuan makan ini untuk merayakannya.
Jadi sebagai tokoh utama di jamuan makan tersebut, Shuyi tidak seharusnya pergi terlalu cepat.
Shuyi tersenyum sedikit dan berkata, "Hari ini adalah hari anniversary-ku dengan Xu Yan, aku harus pulang untuk menyiapkan hadiah dan merayakannya bersamanya."
"Berhati-hatilah," kata Gu Anchi yang tidak punya alasan untuk menahan Shuyi lagi. Dia pun lanjut berbicara sambil mengedipkan matanya dengan nakal. "Selamat bersenang-senang."
Shuyi yang memerah hanya menjeling dan menahan senyum malu-malu pada Gu Anchi, sebelum akhirnya meninggalkan ruangan dengan anggun setelah berpamitan pada semua orang.
...
Begitu turun dari taksi, Shuyi menatap Dream House dan bayangan-bayangan indah bersama sang tunangan ketika mereka tinggal bersama kelak langsung memenuhi imajinasinya.
Bibir merah cerinya merekah menyunggingkan senyuman seindah bunga yang baru mekar, rambut hitamnya beterbangan ditiup angin dan p*rutnya yang terlihat sedikit membuatnya tampak menawan juga memukau.
Memasuki perkarangan rumah, Shuyi mengerutkan keningnya saat melihat sebuah mobil berwarna grey terparkir di sana. "A-Yan sudah ada di sini?"
Shuyi ingat dengan jelas, dia memang telah membuat janji dengan Xu Yan untuk merayakan hari jadi yang ketiga di rumah masa depan mereka.
Hanya saja, dia tidak menduga Xu Yan akan datang begitu cepat.
"Apa A—Yan juga ingin memberikan kejutan untukku?" Senyuman Shuyi semakin melebar, tetapi rasa gugup semakin melanda saat memikirkan tubuhnya akan dipersembahkan kepada Xu Yan sebagai hadiah anniversary.
Berbagai macam pemikiran pun langsung menyerang kepala kecil Shuyi, membuatnya sedikit khawatir.
Akankah Xu Yan menyukai 'hadiah' yang dia persiapkan sejak lama, atau justru menganggapnya tidak punya harga diri?
Shuyi menepis kekhawatirannya dan membatin dengan menyunggingkan senyum malu-malu di wajah mungilnya. "Ini harusnya akan menjadi pengalaman pertama yang indah untuk kami."
Shuyi dengan perlahan memasuki Dream House sambil memperhatikan sekitar dan bergumam pelan. "Di mana dia?"
Shuyi secara naluriah berjalan menuju ke kamar utama saat tidak melihat Xu Yan di mana pun, dia kembali mengerutkan keningnya saat melihat sepasang high heels merah terang berserakan di depan pintu kamar yang terbuka sedikit.
Perasaan Shuyi mulai tidak enak, terlebih ketika sebuah suara lembut dan halus yang sarat dengan god*an terdengar melalui celah pintu.
"A—Yan, aku sangat tidak menyukai setelan yang kamu kenakan hari ini dan aku lebih tidak suka kamu memakainya demi kakakku."
Tentu saja, Shuyi mengenali suara beracun itu dan dia segera mengintip hanya untuk memastikan dugannya tidak salah.
Dalam hitungan detik, pupil mata Shuyi membesar dan tubuhnya sedikit menggigil saat melihat Jiang Lysa—adik tirinya membel*i mesra tubuh Xu Yan.
"Sayang, kamu tahu dengan jelas kenapa aku bertunangan dengannya." Xu Yan membujuk Lysa dengan membelai wajah halusnya yang cemberut. "Jas ini adalah hadiah pertama dari Shuyi dan aku harus memakainya hari ini untuk menyenangkannya."
Lysa terdiam, dia tidak benar-benar merajuk dan hanya menggoda Xu Yan yang tidak diragukan lagi untuk siapa cintanya itu.
"Daripada memakai setelan ini, aku lebih suka kamu tidak memakai apa pun."
Saat mengatakan itu, jemari Lysa dengan n*kal menjalar di d*da bidang Xu Yan hanya untuk membuka satu per satu butang yang melekat di sana.
"Sayang, aku adalah calon suami kakakmu dan kita sedang berada di rumah pernikahan kami. Tidakkah kamu takut ketahuan jika seperti ini?"
Kata-kata Xu Yan seperti ingin memberi batas dan menyadarkan Lysa akan statusnya, tetapi tangannya justru tanpa ragu berkeliaran di sekujur t*buh yang berbentuk seperti gitar spanyol itu.
Shuyi tidak bisa menahan keterkejutannya dengan reaksi dan kata-kata Xu Yan, bahkan bola matanya semakin membesar seolah-olah hendak menggelinding ke bumi.
Shuyi sama sekali tidak heran jika Lysa memiliki bibit pelakor yang juga dimiliki oleh Xu Mengxi, ibu tirinya.
Bagi Shuyi, jalang seperti Jane pasti melahirkan putri yang j*l*ng juga dan dia akan menjadi guru terbaik untuk mengajarkan putrinya cara merebut pria milik wanita lain.
Hanya saja, Shuyi tidak menduga Xu Yan yang selama ini menunjukkan sikap lembut dan perhatian seolah-olah dialah satu-satunya orang yang mencintainya di dunia ini, akan menyambut dengan hangat bel*ian Lysa.
Dia pikir, itu hanya tindakan sepihak Lysa.
Ternyata, Xu Yan bahkan memiliki alasan tersembunyi bertunangan dengannya.
Apa itu?
"Kita sudah terbiasa melakukannya di kantor, kenapa harus khawatir ketahuan?" Lysa tersenyum menggoda, tangannya yang lihai sudah berhasil melepaskan sehelai kain dari t*buh Xu Yan. "Lagipula, bukankah akan lebih menarik jika kita melakukannya di sini?"
Impian dan kebahagiaan terbesar bagi Lysa adalah menod*i kamar pengantin Shuyi, wanita yang paling dia benci di muka bumi ini.
Lysa membenci Shuyi karena baginya, wanita itu adalah penyebab terbesar dirinya dan adiknya mengalami masa kecil yang suram.
Tumbuh tanpa sosok ayah, seringkali dirundung bahkan dilempari dengan kotoran hanya karena tidak memiliki ayah, Lysa bertekad menuntut semua penderitaannya berkali-kali lipat dari Shuyi.
Shuyi semakin terpaku, kata-kata Lysa seakan menghantam jantungnya dengan keras hingga membuat matanya memanas.
'Mereka sudah sering melakukannya?' Tubuh Shuyi bergetar hebat, kepalanya pun tiba-tiba berdengung.
Tiga tahun!
Selama tiga tahun dia menjalin hubungan dan memberikan segalanya, bahkan tanpa syarat mempercayai Xu Yan yang jarang punya waktu untuknya.
Dia pikir, Xu Yan terlalu sibuk mengembangkan bisnis keluarga.
Nyatanya ....