Setelah mengukuhkan kekuasaannya atas Kota Canyu, Zhang Wei memulai perjalanan epik menuju puncak dunia demi membangkitkan kembali masternya, Lian Xuhuan. Namun, jalan menuju tujuan itu penuh bahaya: musuh kuat, intrik politik, hingga menjadi buronan kekaisaran Qin.
Dalam petualangannya, Zhang Wei harus menghadapi penguasa Tanah Barat, mengungkap rahasia dunia, dan membuktikan dirinya sebagai pendekar pedang kelabu yang tak terkalahkan.
Dengan tekad membara, Zhang Wei bersiap melawan dunia untuk mencapai puncak tertinggi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YanYan., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Musuh Baru
Kota Canyu, yang dulunya hanya sebuah kota kecil yang hampir tak dikenal, kini telah menjelma menjadi pusat perdagangan yang ramai dan penuh aktivitas. Jalan-jalan utama kota itu dipenuhi oleh pedagang dari berbagai wilayah di Kekaisaran Qin. Kios-kios kecil berjejer di sepanjang jalan, menjual berbagai macam barang mulai dari rempah-rempah eksotis, senjata berkualitas tinggi, hingga pil kultivasi yang langka.
Di tengah hiruk-pikuk tersebut, Song Tianyu berjalan menyusuri jalan utama dengan wajah penuh kepuasan. “Lihatlah ini,” gumamnya sambil memandang ke sekeliling. “Zhang Wei benar-benar membawa kota ini ke puncak kejayaannya.”
Di salah satu sudut kota, sebuah bangunan besar yang baru saja selesai dibangun menjadi pusat perhatian. Itu adalah cabang dari Serikat Pedagang Emas, salah satu organisasi dagang terbesar di Kekaisaran Qin. Tokoh-tokoh penting dari serikat itu bahkan hadir secara pribadi untuk meresmikan cabang mereka di Kota Canyu.
“Ini adalah kehormatan besar bagi kami bisa membuka cabang di kota yang begitu menjanjikan,” kata seorang pria paruh baya dengan pakaian mewah. Dia adalah Liu Kang, kepala cabang Serikat Pedagang Emas di wilayah utara. “Kota ini memiliki potensi yang luar biasa, dan kami tidak ingin melewatkan kesempatan untuk menjadi bagian dari pertumbuhannya.”
Song Meiyu, yang kini bertugas sebagai sekretaris pribadi Zhang Wei, berdiri di dekat Liu Kang sambil tersenyum. “Kami senang Anda mempercayai potensi Kota Canyu. Tuan Zhang Wei telah bekerja keras untuk memastikan bahwa kota ini menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi para pedagang dan pengusaha.”
Sementara itu, di menara pengawas, Zhang Wei memandang ke arah keramaian di bawahnya. Dia bisa melihat berbagai kelompok pedagang dan organisasi besar yang datang ke kotanya. “Sepertinya rencana kita berjalan lebih cepat dari yang kuharapkan,” katanya dengan nada puas.
“Ya, tapi jangan lengah,” jawab Lian Xuhuan di dalam pikirannya. “Semakin besar kota ini, semakin banyak musuh yang akan datang. Keberhasilan selalu menarik iri hati.”
Zhang Wei mengangguk. “Aku tahu, Master. Karena itu, aku memastikan setiap relasi yang masuk ke kota ini memiliki latar belakang yang jelas. Tidak ada tempat bagi pengkhianat di sini.”
Tak hanya Serikat Pedagang Emas, berbagai serikat dagang lain seperti Serikat Pil Langit dan Persekutuan Pedagang Awan Perak juga mulai mendirikan cabang mereka di Kota Canyu. Relasi Zhang Wei dengan tokoh-tokoh besar di dunia perdagangan pun semakin kuat.
Di sebuah aula pertemuan yang baru dibangun, Zhang Wei duduk di kursi utama, dikelilingi oleh para perwakilan dari berbagai serikat dagang. Mereka semua tampak antusias untuk menjalin kerja sama dengan kota yang tengah berkembang pesat ini.
“Tuan Zhang Wei,” kata seorang wanita berusia sekitar 30 tahun yang mengenakan jubah ungu, “kami dari Persekutuan Pedagang Awan Perak ingin menawarkan kontrak eksklusif untuk distribusi barang-barang kami di wilayah utara. Kami percaya bahwa Kota Canyu adalah tempat yang tepat untuk memperluas jaringan kami.”
Zhang Wei tersenyum tipis. “Tentu saja, saya akan mempertimbangkan tawaran Anda. Tapi, saya memiliki satu syarat. Setiap kontrak yang ditandatangani di kota ini harus menguntungkan kedua belah pihak. Saya tidak ingin ada pihak yang merasa dirugikan.”
Wanita itu mengangguk cepat. “Tentu, kami sepenuhnya setuju dengan kebijakan Anda.”
Pertemuan itu berlangsung lancar, dan berbagai kesepakatan penting berhasil dicapai. Kota Canyu kini tidak hanya menjadi pusat perdagangan, tetapi juga menjadi simbol kebangkitan dan kemakmuran.
Namun, di balik semua kemegahan itu, Zhang Wei tahu bahwa tantangan besar masih menunggu di depan. Dia harus memastikan bahwa kota ini tetap berdiri kokoh meskipun ancaman terus berdatangan. Baginya, Kota Canyu bukan hanya sebuah tempat tinggal, tetapi juga fondasi dari rencana besar yang sedang dia jalankan.
Di tengah malam yang sunyi, di sebuah gudang tua di pinggiran Kota Canyu, sekelompok orang misterius berkumpul. Mereka adalah anggota dari sebuah organisasi bayangan yang telah lama mengintai perkembangan Kota Canyu. Dipimpin oleh seorang pria bertubuh kekar dengan bekas luka panjang di wajahnya, mereka memulai rapat rahasia untuk melancarkan rencana mereka.
“Laporan terakhir menunjukkan bahwa pertahanan kota ini sangat kuat, bahkan hampir tak tertembus,” kata pria itu dengan nada dingin. “Tapi itu tidak berarti kita tidak bisa menghancurkannya dari dalam.”
Di sekelilingnya, ada sekitar dua puluh orang dengan berbagai macam penampilan. Beberapa adalah pembunuh bayaran, sementara yang lainnya adalah informan dan penyusup yang telah menyusup ke dalam kota sebagai pedagang atau pekerja biasa.
“Bagaimana dengan formasi yang melindungi kota ini?” tanya seorang pria kurus dengan mata tajam. “Bahkan seorang Martial Ancestor sepertinya akan kesulitan untuk menembusnya.”
“Formasi itu memang kuat,” jawab pria dengan bekas luka. “Tapi setiap pertahanan memiliki kelemahan. Kami hanya perlu menemukan titik lemah itu, atau menciptakan kekacauan yang cukup besar untuk mengalihkan perhatian mereka.”
Seorang wanita dengan rambut panjang berwarna merah, yang tampaknya menjadi ahli strategi kelompok itu, melangkah maju. “Kita telah menanam beberapa orang di dalam kota. Mereka akan memulai serangkaian insiden kecil untuk menguji respons pertahanan mereka. Setelah kita memahami pola mereka, kita akan melancarkan serangan besar-besaran.”
“Bagaimana dengan Zhang Wei?” tanya salah satu dari mereka. “Pemuda itu bukanlah target yang mudah. Dia bahkan mampu menahan serangan dari Liang Wuchang.”
Pria dengan bekas luka itu menyeringai. “Zhang Wei mungkin berbakat, tapi dia masih muda dan kurang pengalaman. Kita akan memanfaatkan arogansinya untuk menjebaknya. Jika kita berhasil membuatnya keluar dari kota, itu akan menjadi akhir baginya.”
Semua orang mengangguk setuju. Mereka tahu bahwa Zhang Wei adalah kunci dari keberhasilan Kota Canyu. Jika dia jatuh, kota itu akan kehilangan pilar utamanya.
Sementara itu, di dalam kota, beberapa penyusup mereka sudah mulai bergerak. Salah satu dari mereka adalah seorang pedagang rempah yang membuka kios di pasar utama. Di bawah tampilan ramahnya, dia diam-diam menyebarkan desas-desus negatif tentang Zhang Wei, mencoba mempengaruhi kepercayaan penduduk terhadap pemimpin muda mereka.
Di tempat lain, seorang pekerja konstruksi yang sebenarnya adalah pembunuh bayaran mulai menyabotase salah satu bangunan baru yang sedang dibangun. Dia memastikan bahwa kerusakan itu terlihat seperti kecelakaan biasa, berharap dapat menciptakan ketidakstabilan di antara para pekerja.
Namun, apa yang mereka tidak sadari adalah bahwa Zhang Wei telah lama mencurigai keberadaan mereka. Dengan bantuan formasi pengawasan yang tersembunyi di seluruh kota, setiap gerakan mencurigakan sedang diawasi dengan cermat.
Di menara pusat, Zhang Wei duduk dengan tenang sambil memandangi peta besar Kota Canyu yang dipenuhi tanda-tanda merah kecil. Tanda-tanda itu adalah lokasi dari para penyusup yang telah terdeteksi.
“Mereka akhirnya bergerak,” kata Zhang Wei dengan senyum tipis.
Song Meiyu, yang berdiri di sampingnya, mengangguk. “Apa langkah selanjutnya, Tuan Zhang Wei?”
“Kita biarkan mereka berpikir bahwa rencana mereka berjalan lancar,” jawab Zhang Wei. “Tapi saat mereka mencoba langkah besar, kita akan menjebak mereka semua. Kota ini bukan tempat yang bisa mereka kendalikan sesuka hati.”
Dengan strategi yang matang dan pengawasan ketat, Zhang Wei bersiap untuk menghadapi ancaman yang akan datang. Namun, dia tahu bahwa musuh yang dia hadapi kali ini bukanlah musuh biasa. Mereka licik, penuh perhitungan, dan siap melakukan apa saja untuk menghancurkan Kota Canyu.
harusnya seperti dewa iblis
dewa bagi kawan
iblis bagi musuh
ditunggu up nya Thor