NovelToon NovelToon
Kamu Diantara Kita

Kamu Diantara Kita

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta setelah menikah / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua / JAEMIN NCT
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Sunshine_1908

Kisah cinta diantara para sahabat

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sunshine_1908, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tentang Perasaan Jaryan dan Khaizan

"Lo juga suka sama Nicya?" ujar seseorang membuyarkan lamunan Khaizan.

Melihat seorang Khaizan duduk seorang diri di ujung koridor sekolah dengan tatapan yang kosong. Memang membuatnya terlihat begitu menyedihkan seolah tengah mengundang ribuan perhatian.

Bukanlah hal yang biasa untuk melihatnya se-sendu itu. Apalagi karena ia dan Jaryan adalah siswa yang terkenal paling heboh seantero sekolah. Si mulut petasan, mood maker, orang gilanya Amadya, ada begitu banyak julukan yang akan memberi tahumu seberapa hebohnya mereka biasanya.

"Nicya siapa?" ujarnya acuh.

"Pura-pura gak tahu." ledek gadis itu, lalu ia pun ikut menghempaskan bokongnya di samping tubuh Khaizan.

"Queen baru, cantik kan?" Khaizan tersenyum tipis.

"Manis," balas gadis itu mengangguk.

"Dia itu adalah putri tunggal dari keluarga Quincy. Wajarlah kalau dia jadi incaran semua orang, apalagi karena dia terkenal akan kepintarannya, dia juga cakap, dan serba bisa. Sangat low profile juga." Khaizan hanya diam menyimak.

"Kelsey kan pacaran sama abangnya Jery, wajar kalau kita sering ketemu." gadis itu adalah Mercy Vince saudara kembar dari Kelsey, si mantan Queen. Namun ia terkenal lebih pendiam dan tidak se-eksis Kelsey.

Dibanding Kelsey yang sibuk pencitraan sana sini, Mercy lebih terlihat kalem dan suka mengamati. Bisa dibilang, ia juga adalah sumber informasi di Amadya. Nyaris tak ada berita yang luput dari pengetahuannya.

"Lo juga sama kok," puji Khaizan dengan suara deep voicenya yang sangat jarang terdengar.

Suaranya begitu dalam juga pendek, namun mampu menggetarkan telinga bagi yang mendengarkannya. Apalagi untuk bisa membuat seorang Mercy Vince tersipu.

Bagaimana tidak, karena Jauh di dalam lubuk hatinya, gadis itu sangat menyukai Khaizan.

Namun sayangnya ia tak pernah berani untuk bisa menunjukkan perasaannya kepada Khaizan. Baginya, sekalipun hanya menjadi seorang teman bicara seperti sekarang. Setidaknya ia bisa duduk dan berdiri begitu dekat dengan seorang Khaizan Alberto, pria idamannya.

"Sama gimana?"

"Ya, secara lo itu kan salah satu putrinya wali kota. Sudah pasti kalau semua keluarga akan berbondong-bondong untuk bisa dekat sama lo dan juga Kelsey. Kalau menurut gue sih seharusnya lo bisa banget untuk menyaingi Kelsey.  Lo lihat dia," Khaizan menunjuk Kelsey dengan pandangan matanya.

"Ia mendapatkan begitu banyak teman juga koneksi dengan begitu mudah. Apalagi karena dia adalah seorang model terkenal, semua seakan bisa berada dalam genggamannya sekarang." ujarnya bersungguh sungguh.

"Kalau boleh jujur, gue gak nyaman jadi sorotan." jawabnya dengan pandangan tertunduk.

"Gue gak kayak lo yang bisa begitu heboh ketawa haha-hihi di depan orang banyak."

"Ada begitu banyak yang harus gue pikirkan. Ada begitu banyak juga hal yang gue pertimbangkan. Apalagi dengan status itu 'anak wali kota'. Gue gak bisa bertindak sembarangan dan membuat orang tua gue malu." Khaizan mengangguk, seolah ia paham bagaimana rasanya menjadi seorang Mercy.

"Oh ya, ngomong-ngomong lo bisa tahu, kalau mau ikut gue ke pertemuan keluarga minggu depan. Family Night Party, Acara mingguannya keluarga-keluarga terhormat di Amadya."

"Cya selalu hadir bersama Jaryan, ini bisa banget jadi momentum lo untuk semakin dekat sama dia."

Khaizan terdiam untuk sesaat. Keluarganya juga merupakan bagian dari 'Upper Class Family' di Amadya. Namun, ia selalu memilih untuk tak pernah terlibat dalam permasalahan yang berhubungan dengan kekuasaan dan juga takhta.

Ia merasa cukup tahu diri, ia hanya anak dari seorang istri kedua. Bahkan ayahnya sendiri juga tak begitu peduli dengan kehadirannya selama ini. Jadi apa iya, ia bisa hadir di acara sepenting itu?

"Gue pikirin deh." Ujarnya seolah tidak tertarik.

"Betewe, anak itu juga gabung di Upper Class Amadya."

"Siapa?" dibanding tertarik, Khaizan lebih nampak seperti hanya sekedar basa-basi.

"Partner Nicya di kompetisi tadi, Jishan Otway."

"Dia memang baru bergabung di Upper Class Family, mungkin pertemuan kali ini adalah kehadiran pertamanya. Tapi dia sudah cukup terkenal, banyak yang bilang kalau dia itu sejenis Cassanova."

"Cassanova?" Khaizan nampak cukup tertarik kali ini.

"Player, Playboy, ada begitu banyak wanita di sekitarnya. Apalagi karena ayahnya itu adalah seorang Cassanova sejati. Hampir semua wanita di Amadya itu pernah naik ke atas ranjang ayahnya, Alderion Otway. Kabar burungnya, dia gak jauh berbeda."

Diam-diam tanpa sepengetahuan mereka, ternyata Jaryan menguping setiap detail dari pembahasan mereka. Ada emosi yang meluap namun berusaha keras untuk bisa ia tahan.

...-------------------------------------...

"Pada sinting tahu gak, bukan cuma si bocah tengik doang. Khaizan juga suka sama Nicya."

"Berat-berat tuh saingan lo. Satunya idola sekolah, satunya player. Belum kalau ada orang lain yang juga berani maju." Juan masih setia dengan konsol game ditangannya, seolah tak lagi peduli dengan celotehan Jery kepadanya.

"Sialan lo, bini gue itu." Jery merebut konsol itu dan melemparkannya ke ujung sofa.

"Bangsat! Ganggu aja lo. Gini ya gue kasih tahu cara gampang, lo tinggal kasih tahu orang-orang kalau dia itu bini lo. Apa susahnya sih? Masalah selesai. " Juan terlihat sudah lelah dengan ocehan Jaryan seputar pernikahan dirinya dengan Nicya.

Ya, mereka telah dinikahkan demi kepentingan perusahaan sejak usia mereka baru menginjak 5 tahun. Meskipun belum ada dokumen resmi, dan mereka juga tinggal terpisah selama sebelas tahun belakangan. Namun, Jaryan sudah menyimpan perasaan lebih kepada istrinya itu sejak pertemuan pertama mereka.

Aneh bukan? Mungkin itu hanya cinta monyet semata. Mungkin juga hanya sekedar ketertarikan kepada lawan jenis, apalagi karena Nicya yang begitu kecil dan manis di matanya. Namun ia begitu mengaguminya sejak lama.

Perasaan yang belakangan ini ia artikan sebagai cinta itu, terasa begitu dalam seiring berjalannya waktu. Bagaimana tidak, ia adalah orang yang pertama kali menangis jika gadis itu bersedih. Ia yang paling pertama merintih saat gadis itu merasakan sakit, dan ia juga yang merasa paling bahagia saat gadisnya itu tertawa.

"Gue takut kalau ada orang yang menyakiti dia Ju, gue juga takut kalau-kalau perasaan yang tumbuh di dalam dirinya akan membuat gue kehilangan dia."

"Perjanjian kalian itu cuma sampai batas usia kalian dua puluh lima tahun Jer. Mau gak mau, lo harus bisa menerima keputusan dia suatu saat nanti. Apa dia akan meneruskan pernikahan kalian dan mendaftarkannya secara resmi atau dia akan memilih pilihannya sendiri." Jaryan terdiam dengan penuturan Juan.

Juan adalah saudara sepupunya dari pihak ibu. Wajar jika Juan tahu segala rahasianya termasuk tentang pernikahannya dengan Nicya. Nyaris tidak ada rahasia diantara mereka. Dan Juan masihlah tempat ternyaman Jaryan untuk mengungkapkan segala keluh kesahnya hingga saat ini.

"Gue harus bisa bikin dia bertahan sama gue Ju." Juan menggeleng.

"Lo gak pernah bisa memaksakan hati seseorang untuk jatuh dimana Jer. Karena waktu sanggup mengubah segalanya."

Sekalipun usia mereka sama, namun Juan bisa berfikir jauh lebih dewasa dari pada Jaryan. Hanya Juan yang bisa menengahi emosi Jery dan hanya ia yang bisa berfikir lewat sudut pandang Jery yang sangat sulit untuk ditebak.

"Maksud lo? Gue gak akan punya kesempatan?" lagi-lagi Juan menggelang.

"Sama seperti sekarang, Jishan hadir diantara kalian tanpa pernah lo duga. Bisa jadi suatu saat nanti akan ada orang lain yang sanggup menggetarkan hatinya Cya begitu keras. Dia merasakan indahnya jatuh cinta, dan berakhir seperti lo. Budak cinta yang rela melakukan apapun demi orang yang dicintai, sekalipun itu menyakitkan."

"Gue gak akan biarin siapapun menyakiti dia Ju." kekeuh Jery.

"Gue paham Jer, tapi sama seperti dia lo pun sama. Bisa aja kan kalau kasus itu terjadi di lo. Lo yang berpaling dan mencintai gadis lain."

"Gue mencintai dia Ju." Jery semakin keras kepala.

Untungnya, mereka kini tengah berdiskusi di ruangan private Bar milik Juan. Karena jika tidak, bukan tidak mungkin jika rahasia terbesar sepanjang hidupnya itu akan menyebar seperti kobaran api yang tersulut oleh bahan bakar.

"Sekarang Jer, kita gak akan tahu masa depan seperti apa. Lo gak akan pernah bisa mendahului takdir. Seperti apa kata gue, waktu mampu merubah segalanya. Atau hal paling simpel deh." Jery sudah mulai melunak dan bersedia mendengarkan.

"Salah satu perusahaan kalian down, dan orang tua kalian gak akan lagi saling membutuhkan. Itu adalah alasan terbesar yang akan menggagalkan perjodohan ini asalkan lo tahu. Dunia bisnis itu gak semudah permainan monopoli di atas kertas bro."

Jaryan terdiam. Seluruh perkataan Juan benar-benar realistis dan masuk akal. Ia tak bisa menghentikan waktu, ia juga tak bisa mengubah takdir dan garis tangan seseorang. Tapi satu tekad terkuatnya adalah bahwa ia masih bisa terus berusaha. Ia akan pastikan itu.

Ia takkan pernah pergi sekalipun Nicya nanti akan memilih untuk berpaling darinya.

1
Ridwan Nakku
kuuuuyylah semangat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!