Olivia baru pertama kali berpergian tanpa pantauan kedua orang tuanya yang sangat posesif. karna rasa penasaran akan seperti apa dunia malam membuat Olivia masuk dalam penjara tawanan gairah pemuda impoten, Keenan Pradipta.
Percintaan panas yang terjadi satu malam menjadi alasan kuat Keen untuk menjadikan Olivia sebagai istrinya.
“Gairahku hanya ada padamu, cantik. Lalu kenapa aku harus melepaskanmu?” tanya Keen dengan tangan yang melingkar mesra dipinggang Olivia.
“Gairah-gairahmu kenapa juga aku yang menderita, ha? dasar pria gila impoten lagi!” umpat Olivia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Haasaanaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TCPI 8
Lama Keen menunggu dan Oliv masih diposisi yang sama seperti tadi, perkiraan Keen sudah ada setengah jam Oliv seperti itu. Keen sudah berusaha merayu tentunya, membujuk dengan kata-kata indah ataupun manis. Tapi, Oliv tetap tersinggung karna Keen menertawakan apa yang dikatakan Daddynya.
“Sebenarnya Daddymu mengatakan hal seperti itu agar kau tidak mudah dibohongi laki-laki,” ucap Keen setelah lama berdiam untuk memikirkan hal apa lagi untuk membujuk Oliv.
Wanita cantik itu sedikit melirik kearah Keen, ia mendengarkan apa yang pria itu katakan sebenarnya. “Daddymu hebat menjaga putrinya dengan sangat baik, aku kagum dengan itu,” ucap Keen lagi.
Oliv merasa lelah berdiri, ia terduduk di lantai sambil menatap dinding dihadapannya. Rasanya Oliv benar-benar merindukan kedua orang tuanya, apa lagi sang Daddy yang sangat ia rindukan. Perlahan tubuh Oliv bersandar pada sofa, ia memejamkan mata untuk membayangkan Daddy yang kini memeluknya erat.
*FLASHBACK OLIV BEBERAPA HARI YANG LALU SEBELUM PERGI*
“Oliv yakin mau pergi?” tanya Danu yang sedari tadi sebenarnya sudah sangat berat melepaskan putri satu-satunya itu.
“Oliv yakin, Daddy. Karnakan disana ada Paman dan Tante, jadi ada yang menjaga Oliv dengan baik..” Oliv selalu menjawab sama atas pertanyaan Danu yang terus diulang-ulang itu.
Danu duduk lemas disofa kamar putrinya, sungguh sangat berat Danu melepaskan putrinya sekarang.
“Kau tahu, Oliv.. Tidak pernah kau berpergian sendiri seperti ini, izinkan Daddy mengantarmu walaupun hanya sampai didepan pintu rumah Pamanmu,” ucap Danu dengan pandangan yang sangat menyedihkan.
Oliv tersenyum tipis, ia tidak menyalahkan kekhawatiran sang Daddy. Hanya saja Oliv merasa sudah sangat dewasa untuk bepergian seorang diri tanpa pantauan dari orang tua dan para bodyguard.
“Daddy meragukan Oliv kah?” tanya Oliv yang kini sudah duduk disamping Danu.
“Tidak pernah Daddy meragukan Oliv, Daddy hanya ragu dengan orang sekitarmu. Kalaupun kau tidak ingin berbuat hal nakal pasti ada orang yang selalu ingin melakukan hal jahat padamu,” ucap Danu lagi yang mana membuat Oliv tersenyum manis.
“Oliv sudah sangat dewasa, Daddy. Sudah lulus kuliah dan sudah melakukan semuanya sendiri, kecuali memasak. Karna itu tidak bisa Oliv lakukan, Mami tidak mau mengajari,” Perkataan Oliv membuat Danu tertawa.
“Lagian Oliv hanya di Bandara saja sendirinya kan, pasti Paman sudah menunggu sekalipun Oliv belum sampai nanti,” Apa yang dikatakan Oliv dibenarkan juga oleh Danu.
“Jadi, Daddy tenang aja. Oliv akan menjaga diri dengan baik, semua nasehat Daddy selalu Oliv ingat didalam hati!”
Danu langsung memeluk Oliv dengan sangat erat, terus mengecup pucuk kepala Oliv berulang kali. “Nanti kalau sudah sampai di Mansion paman langsung hubungi Daddy ataupun Mami ya..”
“Iya Daddy, sudah seribu kali deh Daddy bilang itu sama Oliv..”
*FLASHBACK SELESAI*
Oliv membuka matanya kembali kala sudah selesai mengenang hal indah dengan sang Daddy itu. Kala Oliv menoleh kearah samping ia terkejut melihat Keen yang duduk manis disebelahnya.
“Kau sudah tidak marah, sayang?” tanya Keen sembari memegang tangan Oliv yang sangat dingin malam ini.
Keen membawa kepala Oliv untuk bersandar pada dada bidangnya, seolah Keen mengerti apa yang Oliv pikirkan. Sebenarnya Keen kasihan melihat Oliv yang sepertinya sangat merindukan kedua orang tuanya. Hanya saja Keen tidak mau hidup tanpa Oliv, ia sudah sangat bergantung hidup dengan sosok Oliv yang sudah banyak melakukan hal ajaib dalam hidupnya.
“Maafkan keegoisan ku ini, Oliv.. Tapi, aku memang tidak bisa mengembalikan dirimu kepada orang tuamu itu. Masih banyak hal yang harus ke kerjakan sekarang, setelah semuanya berjalan sesuai rencana maka aku akan menikahimu secara nyata,” gumam Keen didalam hati.
•
•
Saat bangun tidur yang pertama kali Oliv lihat adalah wajah tampan Keen yang masih tertidur pulas. Sepanjang malam ia tidur dalam pelukan pria itu, pelan-pelan Oliv melepaskan diri tanpa membangunkan Keen tentunya. Oliv berhasil, ia duduk sambil menatap kearah jendela kamar memikirkan kehidupan yang sekarang ia jalani.
Oliv sepanjang malam berpikir jika terus memberontak sungguh tidak ada gunanya. Hanya malah membuat Keen semakin memiliki banyak cara untuk terus menawan dirinya. Oliv menghela napas secara kasar, mengharapkan mendapatkan keajaiban Keen mau mengembalikan dirinya ke asal Singapura.
Saat Oliv menoleh kearah Keen, ia terkejut melihat bibir Keen yang sangat memerah. Dan kala melihat dibagian dada bidang Keen, terlihat ada benjolan kecil yang berwarna merah disana.
“Itu seperti alergi,” Oliv tahu karna ia memiliki Kakak kandung yang alergi akan makanan seafood.
Oliv menyentuh dahi Keen yang sangat panas ternyata pria itu demam, pasti efek dari alergi itu. Oliv menjadi panik, ia membangunkan Keen dari tidurnya.
“Kak, bangunlah..” Tapi, Keen tidak terusik sedikitpun malah meringkuk bagaikan udang rebus.
Tentunya Oliv menjadi sedikit panik, ia takut kalau panas Keen semakin meninggi nantinya. Langsung saja Oliv bangkit dari tempat tidur, memeriksa kotak obat yang mungkin Keen miliki dikamar ini. Tapi, sebagai penghuni baru tentu saja Oliv tidak tahu barang-barang seperti itu disimpan dimana.
“Aduh.. Begini deh kalau sepanjang hidup manja terus sama Mami, jadi nggak tahu ngurus suami lagi sakit kan..” Oliv merutuki dirinya sendiri, ia mengambil ponsel Keen yang tergeletak dinakas.
Membuka aplikasi serba tahu itu, mencari cara mengobati sakit alergi. “Oliv..” Suara parau itu membuat Oliv terkejut, ternyata Keen sudah terbangun dari tidurnya.
“Sudah bangun..” Oliv langsung merangkak naik keatas tempat tidur, membawa kepala Keen untuk tidur diatas pangkuannya. “Kakak alergi seafood ya?” tanya Oliv sambil terus memegang dahi Keen yang sangat panas.
Keen menjawab dengan anggukan kepala. “Kenapa nggak bilang coba? Sekarang lihat malah sakit begini, jadi orang jangan sok hebat kalau nanti juga_”
“Oliv, kalau terus mengomel itu bibir aku lumat mau?” Ancaman Keen membuat Oliv langsung tidak jadi mengomel, barulah Keen tersenyum puas sekalipun masih dalam posisi memejamkan mata dipangkuan Oliv.
“Dia sama seperti Mama, kalau orang sakit bukannya diobatin malah diomelin..” gumam Keen didalam hati.