Rea, wanita polos yang tidak paham soal begituan.
"Tuan, kenapa punya tuan jadi keras?"
"Astaga Rea, apa kamu belum pernah melihat yang seperti itu?" Rea menggeleng.
"Tuan kenapa buka-buka, saya malu!"
***
Kisah seorang wanita yang dijadikan sebagai penghangat ranjang majikannya dengan gaji yang mahal. Sebenarnya Rea ingin menolak, tapi mengingat jika sang ibu membutuhkan biaya untuk berobat akhirnya Rea pasrah.
Lalu bagaimana jika semakin lama Rea menggunakan perasaannya pada sang Tuan muda? Rasa cinta yang tidak seharusnya datang itu terus saja mengalir begitu deras.
Apakah Rea akan mendapatkan balasan dari Tuan Kenzo yang nyatanya memang sudah tertarik pada Rea sejak pertama kali bertemu.
Jangan lupakan jika Kenzo seorang Casanova yang sudah sangat berpengalaman dengan dunia wanita.
Simak kisah cinta rumit Kenzo dan Rea hanya di sini....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Navizaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9 ( Harus Jadi Kuat Agar Tidak Tertindas )
Happy Reading.
Rea menatap Tuan Ken yang sudah keluar dari walk in closet dengan memakai kemeja yang tadi dia pilihkan. Pria itu membawa dasi ditangannya dan di berikan pada Rea.
Awalnya Rea masih bingung apa yang dilakukan oleh Kenzo, pria itu mengulurkan dasi tersebut didepan Rea. Ah, Rea baru sadar jika dia juga harus bisa memasangkan dasi pada Tuan Ken, itulah kata Kelvin.
"Tuan minta saya memasang kan dasi?" Tanya Rea menatap dasi dan kemudian beralih menatap mata Kenzo.
"Ya, apa kamu tidak bisa memasang dasi?" Tuan Ken menaikkan kedua alisnya.
Rea menunduk dan menggeleng lemah, "tidak Tuan, saya tidak bisa memasang dasi, bahkan saya menyentuh dasi baru ini, Tuan," jawab Rea lemah.
Kenzo berdecak sambil berkacak pinggang, menatap Rea dengan tatapan intens, penampilan pelayan barunya ini sudah sedikit berubah karena memakai seragam pelayan yang khusus diberikan oleh Lusi, pelayan senior ditempat tersebut, "aku tidak peduli, mulai hari ini kamu harus belajar memasang dasi, karena setiap hari aku akan minta kamu yang memasangnya!"
Setelah mengatakan hal itu, Kenzo menyimpulkan dasinya sendiri, dia berbalik memunggungi Rea yang hanya bisa menunduk. Dia juga berkata jujur kalau memang belum bisa memasangkan dasi.
Setelah Kenzo siap dengan penampilannya, kini pria itu langsung melangkah keluar dari dalam kamar di ikuti oleh Rea di belakangnya. Rea melihat jam dipergelangan tangannya menunjuk pukul 7 pagi.
Keduanya menuruni tangga dan para pelayan yang ada di tempat itu menundukkan kepalanya.
"Setelah ini anda akan sarapan dengan menu yang sudah disiapkan, silahkan tuan!" Rea menarik kursi untuk Tuan Ken duduk, gadis itu benar-benar menghafal jadwal Kenzo dan bagaimana cara melayaninya.
Ya, dia memang harus bekerja dengan baik, Rea tidak ingin memberikan kesan yang jelek terhadap Kenzo di awal-awal bekerja. Rea sudah sangat berpengalaman bagaimana caranya membuat orang suka padanya, dalam artian suka karena sikapnya yang sopan dan santun.
Meskipun akhirnya dia berakhir di pecat oleh istri majikan karena mungkin majikannya merasa cemburu karena kecantikan Rea mampu memikat para lelaki.
Biarpun Rea bukan orang kaya, tidak punya pakaian bagus ataupun make up mahal, tapi aura yang terpancar dari wajah polos itu mampu membuat para lawan jenis tertarik.
Kenzo sebenarnya akan menarik kursinya sendiri, tapi sepertinya Rea lebih cekatan.
Pria itu menurut, dia sudah duduk di kursi kebesarannya dan memakan menu sarapan paginya. Banyak pasang mata melihat keduanya tapi Kenzo pura-pura tidak tahu dan tidak peduli.
Rea berdiri di samping Kenzo agak jauh, dia masih setia menunggu sang majikan menyelesaikan makanannya. Setelah tiga puluh menit kemudian akhirnya Kenzo selesai.
"Aku ke kantor dulu, ingat! Setelah aku pergi kamu hanya boleh mengerjakan tugas yang aku suruh, nanti Kelvin akan menghubungimu, jangan lupa apa saja yang Kelvin katakan, aku pergi!" Kenzo berpamitan.
Sepertinya ini sudah di luar dugaan, para pelayan sampai melongo karena mendengar jika Kenzo sampai berpamitan pada Rea. Padahal biasanya Kenzo langsung melesat pergi begitu saja tanpa berkata apapun.
Susi yang sejak tadi melihat interaksi Tuan Ken dan Rea langsung berjalan menghampiri, "eh, jangan sok cantik dan seksi ya, aku yakin Tuan Ken hanya akan menggunakan mu tidak lebih dari 2 Minggu saja!" sungut wanita itu selama mata mendelik tajam.
Namun Rea hanya menanggapi itu dengan senyuman, dia tidak apa jika hanya di jadikan Aspri alias asisten pribadi Tuan Kenzo dalam waktu singkat, asalkan dia masih diperbolehkan kerja di tempat ini.
"Tidak apa-apa, tapi sekarang aku masih menjadi asisten tuan Kenzo, permisi!" ujar Rea nampak anggun dan tenang.
"Heh, tunggu dulu!! Nih, kamu yang nge pel lantai ini sekarang! Aku ada pekerjaan lain!" Susi melempar alat pel pada Rea. Susi tersenyum sinis, dia kan senior jadi junior harus mau menurutinya.
"Kenapa kamu diam saja?? Asal kamu tahu ya, kerja disini tuh nggak boleh malas-malasan!" Susi masih menatap Rea dengan tatapan tajamnya seakan sedang mengintimidasi nya.
Namun, Rea sama sekali tidak goyah ataupun takut dengan Susi, dia tadi sudah di beri arahan Tuan Ken untuk tidak melakukan apapun selain apa yang diperintahkan oleh Tuan-nya itu.
"Maaf, ini bukan pekerjaan ku," Rea mengembalikan alat pel itu pada Susi.
"Eh, kau pelayan baru!! Kamu berani melawan ku, aki senior disini!" Susi tidak terima dan maju ke depan Rea.
Rea tersenyum lembut, "aku hanya takut pada Tuan Ken, dan status kamu juga sama dengan ku, sebaiknya cepat kerjakan pekerjaan mu, jangan ditunda-tunda, karena aku sudah punya pekerjaan sendiri, permisi!" Rea berjalan melewati Susi dengan berjalan tegak.
Tentu saja dia tahu pasti akan ada yang tidak menyukainya, tapi dia tidak masalah, selama orang yang memberinya pekerjaan tidak mengeluhkan pekerjaannya.
Susi mengepal kan tangannya, wanita itu mengira jika pelayan baru itu polos dan bodoh, gampang di intimidasi. Tapi ternyata dia salah, lawannya kali ini sangat tangguh.
"Lihat saja, aku akan membuat Tuan Ken ilfeel padamu, pelayan baru sombong!"
Bersambung
aku udah ikut deg 2kan...nanggung authorr..../Facepalm/