~Berawal dari kesal jadi suka~
Senja Aurelia dan Fajar Mahardika, yang memiliki perbandingan mencolok dari sisi ekonomi. Senja hanyalah seorang anak panti, berbeda dengan Fajar yang terlahir di keluarga kaya. Keduanya juga memiliki kesamaan yaitu sama-sama pintar. Semua murid SMA Cempaka pun tau pasti siapa yang akan jadi juara 1. Siapa lagi kalo bukan Senja ya Fajar. Jika yang memperoleh juara 1 Senja, maka yang meraih juara 2 dapat dipastikan adalah Fajar. Begitu pula sebaliknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon qinaiza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24. Bunuh Diri
Sore yang begitu cerah, secerah senyuman si gadis dengan sepeda kayuhnya. Hatinya terasa senang, menjalani hari-hari dengan hadirnya seorang teman.
Ia sengaja mengambil jalan pulang yang berbeda dari biasanya. Entah kenapa ingin saja melewati jembatan. Namun, ada kejadian tak terduga disana. Mengharuskan dirinya untuk turun dari sepeda.
"Berhenti !!" seru Senja kepada pemuda yang terlihat seumuran dengannya.
Pemuda itu ingin melompat dari jembatan, sontak saja Senja memberhentikan aksi bunuh diri tersebut.
Jemarinya meraih lengan cowok itu. Menariknya agar segera turun, dan membatalkan niat buruknya.
"Seberat apapun masalah lo, jangan pernah coba buat mengakhiri hidup lo sendiri. Semua itu nggak akan nyelesaiin masalah yang ada, malah nambah masalah baru lagi." kata-kata yang diucapkan Senja berhasil membuat pemuda itu turun dan mengurungkan niatnya. Tetapi, cowok itu kini menatap Senja tajam.
"Lo bisa ngomong kayak gitu, karena lo nggak ngerasain apa yang sekarang lagi gue rasain."
"Gue emang gak tau, masalah apa yang lagi lo hadapin saat ini. Sampai ngebuat lo frustasi dan ingin bunuh diri. Tapi yang pasti, lo nggak sendiri. Diluar sana bahkan banyak yang menanggung masalah lebih dari yang lo alamin sekarang."
Cowok itu pun terdiam. Mungkin meresapi penjelasan yang diberikan oleh Senja padanya. Setelahnya ia melangkahkan kaki, pergi dari jembatan dan mengurungkan niatnya barusan.
"Tunggu, lo mau kemana ?" tanya Senja yang jelas saja tak digubris oleh pemuda tersebut.
Membuat Gadis bernama lengkap Senja Aurelia mau tak mau mengejarnya. Bukannya apa, dia tak mau cowok itu kembali melancarkan aksinya jika tidak ada seseorang yang mendampinginya untuk saat ini.
Setidaknya dengan Senja, mungkin cowok itu mau berkeluh kesah. Membagi masalah padanya untuk sedikit mengurangi beban. Walaupun keduanya asing, Senja akan coba menjadi pendengar yang baik.
Entah kenapa, hati gadis itu terketuk untuk memberikan semangat pemuda yang sekarang berada disampingnya kini. Ya, Senja mengikuti dengan berjalan disamping sembari membawa sepedanya, tapi tidak untuk dinaikinya.
...🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺...
"Kenapa lo peduli ?" tanya Kenzo, cowok yang berhasil dicegah Senja agar tidak bunuh diri. Tatapannya lurus tanpa menoleh ke cewek yang kini duduk disampingnya.
Keduanya memang sedang ada di taman yang letaknya tak jauh dari jembatan tadi.
"Hm, gak tau. Mungkin karena gue masih ada rasa berperikemanusiaan." jawabnya asal. Karena memang dirinya tidak tau alasan pastinya kenapa ia mau mencegah cowok itu agar tidak bunuh diri. Jujur saja, selama ini ia acuh untuk memulai berinteraksi dengan sebayanya.
Tapi kali ini, ia merasa bisa memulainya. Mungkin karena tak ada yang perlu ditakutkan dari cowok itu. Entahlah, Senja pun tak tau.
Kenzo menyeringai tipis mendengar jawaban dari cewek disampingnya. Menurutnya jawaban dari gadis itu cukup unik dan jujur.
"Nama gue Senja" Senja mengulurkan tangannya mengajak cowok tersebut untuk berkenalan.
"Udah tau. Udah liat dari name tag yang ada di seragam lo."
"Oke" jawab Senja singkat seraya membuang muka dan menurunkan uluran tangannya. Dia cukup jengkel dengan cowok yang sedang ada disampingnya kini.
"Gue Kenzo" tangannya meraih jemari Senja mengajak gadis itu untuk bersalaman.
Senja pun menoleh dan mendapati cowok itu dengan senyuman tipisnya. Begitu tipis, namun Senja tetap bisa melihatnya. Karena bagaimanapun juga, ia pun sering seperti itu.
"Makasih"
"Hm"
"Walaupun gue tau, itu sebatas peduli sesama manusia, atau bisa dibilang juga karena kasihan. Tapi sekali lagi, terima kasih lo udah ngingetin gue."
"Sama-sama"
Dan berakhirlah percakapan keduanya sampai disitu. Kenzo dan Senja memutuskan untuk pulang karena langit akan berganti gelap. Matahari akan kembali ke peraduannya.
*
"Lo darimana aja si kak Ken ?"
"Cari angin" seseorang yang dipanggil kak Ken itu memeluk gadis yang barusan saja menanyakan keberadaannya dengan raut wajah khawatir.
"Apapun yang terjadi, jangan pergi tinggalin gue ya dek. Lo satu-satunya yang berharga, yang gue punya saat ini." sang adik dalam pelukannya mengangguk mengerti. Tak bisa dibendung lagi air matanya untuk tak turun. Adik dan kakak itupun menangis.