Menikah Dengan Hot Duda
Hari ini, langit tampak suram. Awan mendung tebal, menggantung di langit dengan angin dingin yang membawa aroma hujan. Cuaca yang bertolak belakang dengan suasana bahagia, membawa keheningan yang memaksa diri untuk merenung karena merasa kekosongan di dalam hati.
Itulah, yang Keyra rasakan saat ini. Hari ini adalah hari bahagianya, dimana ia akan menikah dengan pria pilihannya. Namun, semua terasa percuma karena orang-orang yang ia sayang, tidak nampak di barisan kursi terdepan.
Ya, keluarga Keyra menentang pernikahannya dengan sang kekasih karena menganggap jika kekasihnya, bukanlah pria baik-baik. Tapi, karena ia bertekad untuk meneruskan hubungan mereka ke jenjang pernikahan, keluarganya hanya membantu menyiapkan pesta dan enggan untuk menghadiri pernikahannya.
Sakit, itu yang Keyra rasakan sekarang.
"Semua sudah siap, Key," ujar Amelia.
"Baik," sahut Keyra, tanpa menoleh sedikitpun. Dia masih menatap cuaca tak bersahabat di luar sana, dari kaca jendela.
"Ada apa, Key?" tanya Amelia. Dia adalah satu-satunya sahabat Keyra yang selalu ada untuk Keyra. Seperti saat ini, di saat keluarga Keyra tidak hadir di pernikahannya, tapi Amelia berdiri di samping gadis itu untuk memberi dukungan padanya.
"Tidak apa-apa, Mel. Terima kasih, sudah membantuku sejauh ini," seru Keyra.
"Apa yang kau katakan? Kita ini sudah kenal sejak lama, kau sudah aku anggap sebagai adikku sendiri. Jadi, jangan pernah menganggap jika kau sendirian," ujar Amelia.
"Tapi, Key, apa kau yakin dengan keputusan mu ini?" tanya Amelia memastikan.
"Apa kau juga meragukan keputusan ku?" tanya Keyra.
"Tidak, bukan begitu. Aku hanya bertanya saja." Amelia memeluk Keyra dari samping dan berkata, "aku akan selalu mendukung apapun keputusan mu."
"Terima kasih, Mel. Kau yang terbaik," seru Keyra.
"Ya sudah, lebih baik kita ke sana sekarang. Semua orang sudah menunggu." Amelia menuntun Keyra, keluar dari ruangan tersebut, menuju ballroom, dimana Keyra dan kekasihnya akan mengucapkan janji suci.
Mereka berjalan beriringan melewati lorong hotel dengan senyum merekah yang tidak luntur dari wajah Keyra. Namun, langkah keduanya terhenti saat mendengar suara seseorang yang tidak asing bagi mereka.
"Ah, itu terlalu dalam, sayang."
"Tapi, kau menyukainya, bukan."
"Aku sangat menyukainya. Tapi, bukankah kau berjanji akan menikahi ku? Kenapa sekarang kau justru menikah dengan wanita itu?"
"Tenang, sayang. Walaupun aku menikah dengannya, tapi aku tidak mencintainya. Di hatiku, hanya kau yang aku cintai. Hanya kau yang selalu membuatku puas. Ouh, ini benar-benar nikmat."
"Key!!"
Tubuh Keyra mematung untuk beberapa saat. Lalu, ia melangkah perlahan, mendekati pintu kamar hotel yang sedikit terbuka.
Deg
Jantungnya berdegup kencang, seolah-olah waktu berhenti sejenak. Raut wajahnya seketika pucat dengan kedua mata yang terbuka lebar saat melihat adegan di depannya.
Ia terpaku, tubuhnya terasa kaku. Untuk sesaat, ia merasa dunianya berhenti berputar. Ia tidak bisa mempercayai apa yang ia lihat saat ini.
Perasaan yang sebelumnya penuh dengan impian indah, seketika berubah menjadi mimpi buruk. Tangannya yang memegang buket bunga, terlihat bergetar, dan ia nyaris terjatuh jika saja Amelia tidak menopang tubuh Keyra dari belakang.
"Key, kau tidak apa-apa?" tanya Amelia khawatir.
Keyra hanya menggelengkan kepalanya. Dia merebut tas Amelia dan mengambil ponsel milik wanita itu. Dengan tangan gemetar, ia merekam setiap adegan gila yang ada di depannya.
"Kita ke ballroom sekarang," ujar Keyra.
"Tapi, Key ... "
"Aku baik-baik saja, Mel. Aku akan memberi pelajaran pada bajingan itu " Keyra mengangkat gaunnya dan berjalan dengan langkah yang lunglai, menuju lift. Sedangkan Amelia, terlihat mengirim pesan pada seseorang, sebelum menyusul Keyra yang berjalan lebih dulu.
...****************...
Tap ...
Tap ...
Tap ...
Pintu ballroom terbuka dan terlihat seorang wanita berjalan dengan anggun dalam balutan gaun pengantin putih yang elegan. Potongan gaun itu membentuk siluet tubuhnya dengan sempurna, dihiasi renda halus dan payet berkilau yang menangkap cahaya lembut di sekitarnya.
Keyra Arvina Dirgantara , itulah wanita yang saat ini menjadi pusat perhatian semua tamu undangan. Wajahnya memancarkan kebahagiaan yang tertutup oleh kerudung tipis, yang membingkai rambutnya yang disanggul rapi. Ia tampak seperti sosok dari mimpi, melambangkan kemurnian dan harapan di hari istimewanya.
Keyra berhenti di altar dan membalikkan tubuhnya, menghadap kearah tamu undangan. Dia menegakkan wajahnya dan berusaha untuk tersenyum, seolah tidak terjadi apapun padanya.
Brakh
Pintu ballroom kembali terbuka, dan kali ini mempelai pria berjalan dengan langkah yang cepat, menghampiri Keyra yang sudah lebih dulu berdiri di altar pernikahan.
"Maaf, aku terlambat, sayang. Harusnya, kau menungguku tadi. Jadi, kita bisa datang bersama-sama," ujar Frans.
"Aku takut mengganggu kesenangan mu, Frans," ujar Keyra.
"A-apa maksud mu?" tanya Frans.
"Maaf, bisa kita mulai acaranya?" tanya pendeta, menyela pembicaraan kedua mempelai.
"Tentu saja, silahkan ... "
"Tidak, pernikahan ini batal," ucap Keyra tiba-tiba yang membuat semua orang terkejut, terutama Frans.
"Apa maksud mu, Key? Kenapa kau membatalkan pernikahan kita? Kau tidak lihat jika semua sudah siap dan tamu undangan sudah hadir. Apa kau tidak waras, hah?" pekik Frans.
Keyra menatap Frans dengan sorot mata yang tajam. Dia berdiri tegak dengan kedua lengannya yang bersilang di depan dada. Dia menyipitkan matanya, memandang hina pria yang berada di depannya.
Tidak hanya marah, tapi ia juga merasa jijik dengan pria yang hampir saja menjadi suaminya itu. Beruntung, ia di perlihatkan tentang kenyataan, seperti apa pria itu sebenarnya.
"Kau ingin tahu maksud ku?" Keyra memberi kode pada Amelia untuk mendekat. Dia menengadahkan tangannya, meminta ponsel milik sahabatnya itu. Kemudian, ia memperlihatkan adegan tak senonoh Frans dengan seorang wanita. Bahkan, Keyra memperbesar volumenya, sehingga semua orang bisa mendengar dengan jelas pembicaraan Frans dengan wanita itu.
"Ti-tidak, semua itu tidak benar," hardik Frans.
"Masih mau menyangkal, hah? Bahkan aku melihat dengan kedua mata ku sendiri saat kau bercumbu dengan wanita itu di kamar hotel. Cuih, menjijikan," ujar Keyra.
Wajah Frans berubah tegang, matanya membelalak seolah tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. "Tidak, Key, kau salah paham. I-itu semua tidak benar," ucap Frans dengan suara gemetar tetapi tegas. Dia menggelengkan kepala, menyangkal kenyataan yang tidak ingin ia terima. "ITU TIDAK BENAR!" Suara Frans meninggi, di selingi nada putus asa. Apalagi saat mendengar suara bisik-bisik dari tamu undangan yang hadir di sana.
Dia terus membela diri di depan Keyra dan semua orang. Tapi lagi-lagi, sebuah bukti muncul di depan mata mereka semua, dimana sebuah video terputar di laptop yang terhubung dengan proyektor, sehingga semua orang bisa menyaksikan dengan jelas, setiap adegan di dalam video tersebut.
"Astaga, aku tidak menyangka jika pria itu sangat menjijikan."
"Dia benar-benar gila."
"Pria bajingan."
Begitulah bisik-bisik dari semua tamu setelah melihat video tersebut. Berbeda dengan Keyra yang hanya terdiam dengan tatapan yang kosong, tidak ada gerakan, tidak ada reaksi. Bahkan di saat suara-suara sekitar semakin keras, ia tetap diam.
"TI-TIDAK, I-ITU TIDAK BENAR," teriak Frans. Dia memegang kedua bahu Keyra agar menatap dirinya. "Kau harus percaya padaku, Key. Itu semua tidak benar."
Keyra menyingkirkan kedua tangan Frans dan menatap dingin pria itu. "Bagiku, apa yang aku lihat, itu sudah cukup jelas. Pernikahan ini, batal." Keyra berjalan, meninggalkan altar pernikahan.
Hari yang seharusnya menjadi momen terindah, berubah menjadi luka yang tak terlupakan. Kata-kata indah yang dulu pernah ia dengar, kini menjadi bualan menjijikkan. "Kenapa?" Satu kata yang terus terngiang di telinganya, tanpa ia tahu jawabannya.
"KAU PIKIR DENGAN MEMBATALKAN PERNIKAHAN INI, KELUARGAMU AKAN MENERIMAMU KEMBALI, HAH?"
Deg
Langkah Keyra terhenti mendengar teriakkan Frans. Ia seolah tersadar dengan pengorbanan keluarga nya demi memenuhi keinginannya. Dan jika ia membatalkan pernikahan begitu saja, maka keluarganya yang akan menanggung malu karenanya.
"Kau sudah tidak mempunyai siapapun lagi, Key. Bahkan keluargamu tidak peduli padamu. Kau pikir, jika kau membatalkan pernikahan ini, ada pria lain yang mau menerima mu, hah? Hanya aku, pria yang mau dengan wanita murahan seperti mu," sentak Frans.
"Kau benar." Keyra membalikkan tubuhnya, menatap Frans, dan kembali berkata, "pernikahan ini akan tetap di laksanakan."
Frans tersenyum puas mendengarnya, tapi kalimat terakhir Keyra, membuatnya terdiam dengan kedua mata yang membelalak sempurna.
"Tapi, aku akan mengganti mempelai pria nya," ucap Keyra.
Deg
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Sleepyhead
Ini pasti ada unsur kesengajaan pintu kamar Hotel yang terbuka, Antara dua kalo bukan ulah nakal wanita pelakor nya, Atau memang Mereka berdua sudah merencanakan seolah olah tertangkap basah..
2024-12-01
0
Sleepyhead
Here I am thor 😁
2024-12-01
0
jaran goyang
sᥲᥣm kᥒᥲᥣ... ȷgᥒ ⍴ȷg" ᥡᥲ kk... ᑲіᥲr gk ᑲsᥱᥒ ᑲᥴ ᥒᥡ🙏🙏🙏
2024-12-06
0