Cantik, kaya, muda, sopan, baik hati, cerdas, itulah Soraya Syifa Dewiana. Gadis berjilbab ini amat diminati banyak orang, khususnya laki-laki. Bahkan gangster pria terkenal di kota saja, The Bloodhound dan White Fangs, bersaing ketat untuk mendapatkan gadis yatim-piatu agamis ini.
Namun siapa sangka, dibalik semua itu, ia harus menikahi pemimpin gangster dari White Fangs, Justin, yang telah menggigitnya dengan ganas di malam Jum'at Kliwon bulan purnama. Satu-satunya cara agar Soraya tidak jadi manusia serigala seperti Justin adalah dengan menikahinya.
Hingga membuat Boss mafia sekaligus CEO untuk Soraya, Hugh, terkadang cemburu buta padanya. Belum lagi asistennya Hugh, Carson, yang juga menaruh hati padanya. Selain itu, ada rahasia lain dari gadis cantik yang suka warna hijau ini. Cukup psikopat pada 2 geng siluman serigala itu dan tangguh.
Lantas, siapa sesungguhnya yang akan Soraya pilih jadi suami sejatinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Soraya Shifa Muna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
4 : Nikah Syarat
"Ugh! Aku dimana? Terlalu terang," Soraya membuka kedua matanya perlahan-lahan. Dan merasa silau matanya dengan cahaya lampu besar yang menyinari hingga ke matanya.
Hingga terdengar suara seorang pria bertanya, "Kau sudah bangun, Bidadari polosku?"
Soraya terkejut hebat. Matanya yang tadi terasa silau karena lampu, mulai melebar ke arah sumber suara. Terlihatlah sosok pria berambut putih keperakan, iris mata berwarna ungu, dan bajunya yang seperti seorang CEO. Dengan jaketnya yang terdapat bulu di depannya. Ia ingat Justin, pria yang ia kira mau memperkosanya.
"Siapa kamu? Aku dimana?" tanyanya mulai panik.
Dengan tenang santai Justin menyeringai licik dan menjawab, "Tenanglah, Sayang! Tenanglah! Jangan panik begitu! Aku tidak akan berbuat apa-apa yang keji. Tapi asalkan kau diam dan tenang."
Tidak ada pilihan lain, Soraya akhirnya memilih untuk menenangkan diri. Ia pun bertanya dengan santai meskipun masih kesal, "Baiklah. Sekarang, beritahu aku! Siapa kau, dan apa yang kau inginkan dariku."
"Oh iya. Kita lupa memperkenalkan diri. Aku Justin. Aku alpha di geng ini. Atau ketua geng manusia serigala ini. Dan akulah yang menggigitmu barusan."
"Begitukah?"
Soraya mengelus leher kanannya. Dan ada plester terpasang yang bisa ia rasakan ketika menyentuhnya. Justin tertawa kecil dan berkata, "Kau tak perlu khawatirkan pendarahan. Lukamu sudah diurus pelayanku yang wanita di sini."
"Tapi, ini bisa-bisa menjadikanku sejenis denganmu! Aku bisa jadi manusia serigala sepenuhnya di bulan purnama berikutnya," ucap Soraya makin cemas.
"Soal itu juga tidak perlu kau cemaskan. Hanya ada satu syarat, agar kau tidak pernah menjadi manusia serigala selamanya setiap bulan purnama. Khususnya bulan purnama di malam Jum'at Kliwon," balas Justin.
"Maksud kamu?"
"Kau akan tetap jadi manusia asli. Manusia biasa normal pada umumnya. Tapi ada syaratnya yang harus kau penuhi. Ini hanya satu. Mau?"
Terdiam berpikir. Soraya nampaknya bergetar ketakutan, tapi berusaha tegas kalau ia harus memikirkan tawaran Justin barusan. Jadi manusia siluman serigala, atau manusia normal biasa namun dengan syarat tertentu.
Gadis itu melirik Justin dan bertanya, "Apa syaratnya jika cuman satu?"
"Tapi apa kau yakin mau?" tanya Justin dengan nada mulai menantang.
Makin kesal, Soraya menggebrak kasur dan kembali bertanya, "Jangan dulu balik bertanya! Jawab dulu pertanyaanku barusan, apa syaratnya kalau cuman satu! Cepat!"
Justin tertawa geli jahat dan berbisik, "Menikahlah denganku. Jadilah istriku yang sungguh-sungguh sah, bukan kawin kontrak. Dan lahirkan anak untukku."
Soraya kaget hebat. Bukan serasa bak mimpi di siang bolong atau tersambar petir. Tapi dunia serasa runtuh baginya. Dalam hatinya, dunianya sudah kiamat besar. Bumi serasa sudah hancur lebur.
Ingin rasanya ia menampar keras pipi Justin berulang kali. Ia tahu tim White Fangs ini. Tapi tidak tahu siapa nama pemimpinnya. Dan akhirnya baru tahu sekarang.
"Ya Allah! Ini pemimpin paling gila daripada pejabat yang korupsi," gumam Soraya dalam hatinya.
Justin tersenyum-senyum merayu kembali. Tangannya mengelus dagu Soraya. Lalu mulai ke bagian perut kecil gadis itu. Dengan keyakinan perut itu akan membesar suatu hari nanti karena terisi oleh calon bayinya setelah menikah nanti.
"Bagaimana? Kau mau? Atau kalau kau bebas dari genggamanku, kau akan jadi manusia serigala setiap bulan purnama di malam Jum'at Kliwon. Bahkan saat gerhana bulan, juga bisa mempengaruhimu jadi manusia serigala," jelas Justin.
Masih diam berpikir. Menolak jadi manusia setengah jin harus dengan menikahinya. Pria bengis yang sudah menggigitnya. Justru dialah penyebab utama Soraya serasa terjebak dalam penjara ini. Tapi menerima menjadi manusia siluman, itu bisa membuatnya keluar dari jeruji besi ini.
Akan tetapi kalau dipikir-pikir, mungkin tidak ada pilihan lain. Jadi, Soraya menerima lamaran nikah Justin.
"Sungguh? Kau tidak bohong?" tanya Justin menggoda tak percaya.
"Iya. Tapi, aku juga punya satu syarat untukmu," jawab Soraya tegas.
Justin tertawa dan berkata, "Membalikkan mangsa. Baiklah. Apa syaratmu?"
"Setelah aku mulai hamil, jangan tidur di kasur. Tidur di sofa. Intinya ketika aku sudah hamil, jangan pernah tidur bersamaku. Kalau mau satu kamar, tidur di sofa juga. Paham?"
Justin terdiam, namun tetap dengan senyum liciknya. Sementara wajah Soraya masih menunjukkan rasa kesal dan marah. Dan akhirnya ia berkata, "Baiklah. Sepakat, aku akan memenuhi syarat itu. Tapi, selama kau hamil. Setelah melahirkan nanti kau harus tidur lagi seranjang denganku."
"Sepakat!"
Akhirnya kesepakatan berdiri. Justin akan mengurus maharnya besok, dan lusanya akan mengurus persiapan pernikahan. Sedangkan Soraya diminta untuk tetap bekerja biasa.