Mayang terpaksa harus menikah dengan Randi. Ia di jodohkan oleh ibu tiri nya pada pria arogan dan tempramen itu, demi bisa melunasi hutang kakak tiri nya bernama Sonya pada Randi.
Mayang menempati rumah orang tua Randi dan satu rumah dengan mertua juga kakak ipar nya yang sudah menikah.
Selama ini Mayang selalu di perlakukan semena-mena oleh suami dan keluarga suaminya. Kecuali Rion yang merupakan suami Lia, kakak ipar Randi.
"Mayang, kenapa kamu tidur di teras? Ayo masuk, disini dingin. Apa Randi yang melakukan ini?" ajak Rion, yang baru pulang dari bekerja. Ia terkejut melihat Mayang yang tidur meringkuk diatas lantai teras.
Mayang yang kaget mendengar suara bariton milik kakak iparnya langsung duduk dan menunduk malu. "Nggak papa mas! Aku takut mas Randi akan memarahiku, jika aku memaksa masuk dan tidur di dalam."
"Keterlaluan sekali Randi, bisa-bisa nya menyuruh istrinya tidur di luar, padahal di luar hujan deras." Rion menggertakkan rahangnya hingga menegas.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy kirana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
"Mayang!"
"Mayang! Sini Lo!"
Terdengar suara teriakan Randi dari lantai atas. Mayang yang sedang menuangkan air minum di gelas untuk semua orang yang sedang sarapan langsung gemetar, mendengar teriakan suaminya.
Tangannya menjadi Tremor sehingga air putih yang akan ia tuangkan ke dalam gelas milik Rion, menjadi tumpah. Membasahi kemeja Rion.
"Astaga!" pekik Mayang terkejut, dan langsung meletakkan teko keatas meja.
"Nggak papa! Nggak papa!" ucap Rion, sambil berdiri dan menarik serbet untuk menyeka kemejanya yang basah.
"Heh, kalo kerja yang bener. Jangan tangan kemana, mata kemana!" bentak Ranti dengan mata melotot.
"Dasar menantu tidak berguna!" sela ibu mertuanya bernama Wina.
"Maaf kak Rion, aku nggak sengaja!" kata Mayang tulus.
"It's oke, aku nggak papa. Bisa ganti baju yang lainnya. Ranti, mama sudahlah. Tidak usah di marahi terus si Mayang nya." ucap Rion, sambil menatap kearah istri dan ibu mertuanya.
Sementara ayah mertuanya berdecak sinis. "Memang wanita ini yang b*doh. Kalau tidak di tegur bisa seenaknya dia." timpal ayah mertuanya, bernama Broto.
Konon katanya, Broto memiliki bisnis koperasi simpan pinjam. Namun itu hanyalah kedok, sebenarnya dia merupakan mucikari kelas teri dan pengedar barang terlarang.
Namun, semua di tutup rapat-rapat, karena takut bisnis gelap nya terungkap. Terlebih ia memiliki menantu seorang pengacara handal.
Beberapa kali ia mencoba untuk membina hubungan baik dengan Rion, namun Rion seperti enggan memiliki hubungan yang baik dengannya.
Rion selalu pergi pagi, dan pulang ketika seluruh orang di rumah ini sudah tidur. Sebenarnya Rion tidak betah, tinggal di rumah yang toxic seperti ini.
Namun karena memiliki niat terselubung, ia terpaksa harus betah, meskipun hanya ia jadikan tempat untuk beristirahat saja.
Terlebih lagi, saat ini ia sudah berjanji pada Mayang, bahwa ia akan membantu Mayang.
"Heh! Bodoh! Aku sudah memanggilmu sejak tadi. Telingamu tuli ya!"
Tiba-tiba suara kencang milik Randi menyadarkan mereka semua.
Randi menoyor kepala Mayang dengan telunjuknya. Hingga Mayang nyaris terjatuh.
"Maaf mas!"
"Maaf maaf, siapkan air mandi. Aku mau mandi. Dasar perempuan bodoh, kau kan tau, aku harus mandi dengan air hangat. Kenapa tidak kau siapkan! Jangan menunggu aku memerintah, gobl*k."
"Maaf mas! Aku tadi mau masuk ke kamar, pintu nya mas kunci. Ku ketok-ketok, tapi mas nggak buka-buka!"
"Membantah!" bentak Randi dengan mata nyaris keluar. Mayang kembali menunduk, karena ketakutan. Ia langsung berjalan menuju ke lantai atas untuk menyiapkan keperluan Randi.
Sementara Rion sangat sesak melihat Mayang di perlakukan seperti itu oleh semua orang.
Ia hanya diam, dan menggenggam kuat telapak tangannya, hingga buku jarinya memutih. Rahangnya yang sudah tegas, semakin terlihat keras karena ia menggertakkan rahangnya.
"Mas, lanjutkan sarapannya!" kata Ranti, menyadarkan Rion. Namun Rion langsung menepis kasar tangan Ranti yang mengusap lengannya.
"Aduh!" pekik Ranti, dengan raut wajah terkejut.
"Mas, kamu kenapa jadi kasar begini?"
Semua atensi tertuju pada Rion. Rion menarik sudut bibirnya keatas. "Bukannya anggota keluarga ini semua suka dengan kekasaran!" ucap Rion santai. Lalu kembali menyantap makanannya.
Jika yang ia makan bukan masakan Mayang, yang khusus di buat untuknya. Sudah pasti Rion akan meninggalkannya begitu saja.
berhubung nasi goreng itu di buat khusus oleh Mayang untuknya. Sayang rasanya jika harus di buang. Apa lagi masakan Mayang sangat cocok di lidahnya.
Semua orang melihat Rion dengan tatapan heran. Karena tak biasanya Rion bersikap kasar pada Ranti. Orang tua Ranti, juga merasa kesal pada Rion. Karena memperlakukan Ranti seperti itu.
"Kalian harus merasakan apa yang Mayang rasakan. Jika Mayang tidak memiliki orang tua! Dia memiliki aku, aku akan berada di garda terdepan untuk membela Mayang, meskipun dengan cara diam-diam." Ucap Rion dalam hati. Ia kembali menyeringai penuh arti.
Rion melakukan itu, bukan karena ia sudah meniduri Mayang. Tapi karena memang ia sudah mencintai Mayang.
Mayang sangat berbeda dengan istrinya. Mayang penurut, sementara istrinya pembangkang.
