Seorang gadis cantik lulusan pesantren menikah dengan pemuda tampan yang sederhana
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Orang Suusah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13 Kejadian Di Kamar
Seketika Yasmin bingung harus melakukan apa jika ketahuan.
" Nanti kita fikirkan itu, sekarang kita jemput mereka dulu. " kata Vano yang langsung keluar.
Sesampainya di bawah, terlihat kedua orang tua mereka sedang duduk di salah satu bangku taman menunggu kedatangan duanya.
"Umi abi, Yasmin kangen." kata Yasmin yang langsung memeluk keduanya.
" Gimana kabar kamu nduk, sehat. " tanya uminya.
" Iya buk, Yasmin sehat, umi gimana sehat kan. " tanya Yasmin yang sangat merindukan keduanya.
" Umi sehat. " jawab uminya.
Sementara Vano berbicang bincang dengan ayah mertuanya.
"Gimana Va, sehat kan. " tanya Abinya.
" Sehat bi, cuma habis demam sama sedikit batuk.. terima kasih sudah datang menjenguk kami. " jawab Vano senang.
Mereka pun langsung masuk kedalam dengan Yasmin yang menggandeng tangan uminya.
Sesampainya di dalam, mereka langsung makan malam bersama karena kedua orang tua Yasmin membawa beberapa oleh oleh dari pesantren.
" Oh ya abi, kok bisa tau alamat apartemen ini. " tanya Vano penasaran di sela sela makan mereka.
"Oh, mama kamu yang kasih tau ke umi, tapi pas udah di bawa umi bingung gedungnya yang mana, saking banyaknya gedung apartemen di sini umi jadi bingung, pas nelpon mama kamu ponselnya nggak aktif, makanya telpon kamu tadi. " jelas uminya.
" Oh, mami sedang di luar negeri nemenin papa, katanya ada kerjaan di sana. " jawab Vano.
" Oh pantas ponselnya mati. " kata maminya yang akhirnya mengetahuinya.
Semuanya terlihat sangat senang menikmati vaktu kebersamaan mereka, bahkan Yasmin sering tertawa tak kala uminya menceritakan hal lucu yang terjadi di pesantren belakangan ini. Hingga tanpa mereka sadari malam sudah semakin larut.
"Umi sudah mengantuk. " kata uminya yang terlihat sudah sering menguap.
" Ya udah, umi sama abi tidur di kamar situ aja. " jawab Vano mempersilah mereka untuk masuk kedalam kamarnya.
Namun begitu sampai di dalam, keduanya kaget melihat ada botol infus dan beberapa jenis obat di atas nakas samping tempat tidur Vano.
" Loh kok ada botol infus di sini, kalian sedang sakit." tanya uminya memastikan.
" Semalam Vano demam umi, makanya ada obat sama infus di sini. " jawab Vano mengambil semuanya dan memasukkan kedalam laci meja kerjanya.
" Kalian tidur terpisah. " tanya uminya yang melihat semua barang barang Vano ada di kamar ini.
" Nggak kok umi, semalam dokter Vano demam makanya tidur di sini, karena tidak ingin Yasmin tertular. " jawab Yasmin yang langsung beralasan walapun semua itu tidak benar.
" Iya umi, semalam Vano tidur di sini karena sedang demam, untuk barang-barang Vano memang di letakan di sini semua, karena belum ada waktu untuk memindahkan semua kekamar kita. " jawab Vano yang juga berbohong.
" Oh, ya udah kalian juga istirahat, udah malam. " kata uminya yang langsung berjalan menuju ranjang.
" Kalau begitu abi dan umi istirahatlah. " jawab Vano dan Yasmin yang langsung keluar kamar.
Keduanya bingung harus bagaimana sekarang, karena tidak mungkin salah satu dari mereka tidur di luar. Vano masuk kedalam kamar Yasmin, di ikuti sang istri dari belakang.
" Saya akan tidur di sofa, anda bisa tidur di ranjang. " kata Yasmin yang mengambil salah satu bantal dan segera menuju sofa.
" Saya saja yang tidur di sofa, ini kamar kamu. " jawab Vano.
" Anda sedang sakit, sebaiknya tidur di ranjang saja." kata Yasmin yang langsung berbaring membelakangi Vano.
Vano pun mengalah dan segera naik keatas ranjang berbaring. Hingga jam menunjukan pukul satu malam, Yasmin tidak bisa tidur hanya bolak balik saja di atas sofa. Melihat itu Vano langsung menatapnya karena ia pun merasa tidak bisa tidur.
" Apa kamu biasa tidur pakai cadar seperti itu. " tanya Vano tiba-tiba.
" Memangnya kenapa. " tanya Yasmin.
" Sebaiknya di buka saja, pasti tidak nyaman tidur seperti itu, lagian lampu kamar kan mati, saya tidak akan bisa melihat wajahmu. " jawab Vano.
Mendengar perkataan Vano, Yasmin hanya terdiam
sejenak.
" Sebenarnya bukan hanya wajah saya yang bisa anda lihat, seluruh tubuhku juga halal untuk anda lihat. " jawab Yasmin.
Mendengar penuturan Yasmin, seketika Vano kaget dan terdiam.
...----------------...
Subuh menjelang, Yasmin sudah bangun dari tidurnya karena semalaman ia tidak bisa tidur.
Ia keluar kamar, dan memilih untuk menyiapkan sarapan lebih awal. Vano yang juga tidak tidur, hanya memperhatikan gadis itu yang pelan pelan keluar kamar.
" Huuuffff.." Vano langsung menghela nafanya panjang.
Perkataan Yasmin semalam membuatnya tidak bisa terlelap, seakan kata kata itu selalu terdengar di fikiranya.
Hingga azan subuh berkumandang, Vano bangkit dari tidurnya dan masuk kedalam kamar mandi. Ia membersihkan tubuhnya untuk bersiap siap sholat subuh. Namun tiba tiba Vano teringat, jika semua pakaianya ada di kamar sebelah.
" Aduh gimana ini." gumam Vano bingung.
Ia keluar dari kamar mandi, hanya menggunakan handuk kecil yang ada di situ. Vano mondar mandir di dalam kamar, sambil memikirkan ide agar bisa mengambil pakaianya bagaimana pun caranya.
Tiba tiba Yasmin masuk karena ingin mengambil mukena sholatnya. Dan betapa terkejutnya ia tak kala melihat Vano yang hanya menggunakan handuk pendek berdiri di depan pintu kamar mandi.
" Asstagfirullah hal'azim." gumam Yasmin kaget dan langsung membalikkan badanya.
"Maaf bukan maksud saya, cuma ini, itu, eee, pakaian saya ada di kamar sebelah. " kata Vano terbata bata karena malu.
" Biar saya ambilkan, ada di sebelah mana. " tanya Yasmin.
" Di rak dalam ruangan ganti saya, yang tersusun bersama sajadah. " jawab Vano.
Yasmin pun langsung keluar menuju kamar Vano, karena di lihatnya kedua orang tuanya sudah keluar dan tengah duduk di ruang tengah.
"Vano mana, udah mau subuh. " tanya Abinya yang sedari tadi menunggu menantunya itu, untuk di ajak kemasjid.
" Lagi sementara siap siap aby." jawab Yasmin kemudian masuk kedalam kamar, mencari pakaian sholat suaminya.
Setelah mendapatkanya, dengan cepat Yasmin keluar tanpa melihat lihat yang ada di ruangan itu. Ia masuk kembali kedalam kamarnya dan meletakan pakaian yang ia ambil di atas ranjang.
" Pakaianya saya taru di sini. " kata Yasmin, karena Vano masuk kembali kedalam kamar mandi untuk berwudu.
" Terima kasih." jawab Vano dari dalam kamar mandi.
Kemudian Yasmin langsung keluar duduk bergabung bersama abi dan uminya.
" Belum siap. " tanya abinya lagi.
" Masi sementara pakai baju bi. " jawab Yasmin.
Tidak berselang lama Vano pun keluar, dengan penampilanya yang sudah sangat rapi.
" Ayo Bi." ajak Vano.
Keduanya pun keluar menuju masjid yang berada di komplek apartemen itu. Sementara ibu dan anak juga langsung melaksanakan sholat subuh mereka.
Hari pun sudah mulai terang, Yasmin mulai menyusun sarapan di meja makan sambil menunggu ayah dan suaminya pulang. Sementara uminya, duduk di ruang tengah sedang menghubungi pengurus pesantren untuk memastikan semua sarapan anak anak santri selesai tepat waktu.
Vano dan ayah mertuanya pun pulang, mereka langsung duduk di meja makan karena sudah di ajak Yasmin.Yasmin pun mulai melayani mereka semua, hingga sang ibu bertanya kenapa ia tidak ikut
sarapan.
" Makan ndok, kok malah diam aja. " tanya uminya.
" Maaf umi, Yasmin sedang puasa sunah. " jawabYasmin karena kebetulan hari ini adalah hari kamis.
" Oh iya umi lupa, kalau hari ini hari kamis." kata uminya yang baru sadar.
" Ya udah, kamu duduk aja di sana. " kata abinya yang meminta Yasmin keruang tengah saja.
" Iya bi. " jawab Yasmin yang memilih masuk kedalam kamar, untuk merapikan kamarnya.
Ketiganya pun berbicang bicang, sambil bertanya keseharian Vano di rumah sakit.