NovelToon NovelToon
MY ARROGANT EX HUSBAND

MY ARROGANT EX HUSBAND

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom / Anak Genius / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Wanita Karir / Trauma masa lalu
Popularitas:132.2k
Nilai: 4.7
Nama Author: Agura Senja

Setelah menikahi Ravendra Alga Dewara demi melaksanakan wasiat terakhir dari seseorang yang sudah merawatnya sejak kecil, Gaitsa akhirnya mengajukan cerai hanya dua bulan sejak pernikahan karena Ravendra memiliki wanita lain, meski surat itu baru akan diantar ke pengadilan setahun kemudian demi menjalankan wasiat yang tertera.

Gaitsa berhasil mendapatkan hak asuh penuh terhadap bayinya, bahkan Ravendra mengatakan jika ia tidak akan pernah menuntut apa pun.

Mereka pun akhirnya hidup bahagia dengan kehidupan masing-masing--seharusnya seperti itu! Tapi, kenapa tiba-tiba perusahaan tempat Gaitsa bekerja diakuisisi oleh Grup Dewara?!

Tidak hanya itu, mantan suaminya mendadak sok perhatian dan mengatakan omong kosong bahwa Gaitsa adalah satu-satunya wanita yang pernah dan bisa Ravendra sentuh.

Bukankah pria itu memiliki wanita yang dicintai?

***

"Kamu satu-satunya wanita yang bisa kusentuh, Gaitsa."

"Berhenti bicara omong kosong, Pak Presdir!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agura Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pekerjaan Baru

"Selamat delapan bulan cintanya Mama!" seru Gaitsa saat matanya baru terbuka, melihat Biyu yang juga sudah bangun dan duduk.

Bayi yang genap delapan bulan itu memegang pembatas ranjangnya dan berdiri, memberi isyarat agar segera disambut.

Gaitsa mengangkat bayinya, mencium pipi gembil itu seraya membawanya keluar kamar. Selain usia Biyu yang bertambah, hari ini wanita itu juga akan kembali bekerja.

Wanita itu mendapat kabar bahwa ia ditunjuk sebagai sekretaris sementara Daniyal sampai pria itu menemukan sekretaris baru. Keadaan perusahaan yang baru saja membaik dan persiapan pesta penyambutan untuk Daniyal membuat pria itu memutuskan untuk menunda membuka rekruitment karyawan.

Yah, tidak masalah, entah jadi sekretaris atau bukan, Gaitsa hanya perlu bekerja normal dan mengumpulkan uang, agar tidak ada siapa pun yang akan mempertanyakan dari mana biaya hidup dan pendidikan Biyu nantinya.

***

"Selamat datang kembali, Bu Wakil Manajer yang sekarang jadi Bu Sekretaris!"

Gaitsa tidak bisa menahan tawa melihat rekan-rekannya di Divisi Personalia menyambut heboh ketika wanita itu datang untuk mengambil beberapa barang.

Sudah pukul sembilan, tapi Daniyal belum menunjukkan tanda-tanda kehadiran, jadi Gaitsa memutuskan untuk ke lantai delapan dan menyapa rekan-rekannya, sekaligus mengambil barang-barangnya.

"Eh, bagaimana Pak Direktur? Kata Bu Mella penampilannya seperti dewa Zeus zaman modern, benar begitu?"

Pertanyaan-pertanyaan yang dilayangkan beberapa orang membuat Gaitsa tersenyum jahil, "Bagaimana, ya? Buatku hanya Biyu yang paling tampan," katanya seraya terkekeh.

"Yeee, semua orang juga tahu itu!" ujar Erika yang hari ini terlihat segar dengan kemeja merah muda dan celana hitam yang membungkus kaki rampingnya. "Bagi kita di sini ... tidak ada yang lebih tampan dari Biyu," katanya percaya diri.

Gaitsa kembali tersenyum melihat perlakuan rekan-rekannya di divisi personalia sama sekali tidak berubah meski sudah tahu kalau pria yang selama ini mereka caci maki bersama ternyata Presdir sebuah perusahaan adikuasa. Mereka juga tidak banyak bertanya, tidak ada ledekan apa pun tentang kesalahpahaman yang terjadi.

Diam-diam wanita itu menyesal menganggap orang-orang yang menghabiskan waktu satu setengah tahun dengannya hanya sebatas rekan kerja. Gaitsa mempelajari banyak hal dari cerita Erika. Bersyukur dengan yang kita miliki hari ini, Gaitsa memang dan akan selalu mengingat itu.

Gaitsa kembali ke lantai tempat ruangan Direktur berada. Ia berjalan pelan setelah keluar dari lift, tapi segera mempercepat langkah saat melihat seseorang sedang menyandarkan tubuh di meja kerjanya.

"Selamat pagi, Pak. Maaf lancang, saya pergi mengambil beberapa barang di lantai delapan," ucap Gaitsa seraya meletakkan kardus kecil yang dibawanya ke meja.

Daniyal melirik pada beberapa figura seorang bayi dengan berbagai pose, berdecih pelan saat nalurinya meragukan anak itu sebagai putra kandung Ravendra.

Gaitsa yang tatapannya berubah dingin sejak bos barunya menatap foto Biyu dengan pandangan merendahkan, langsung tersenyum sopan saat pria itu mengalihkan tatapan padanya.

"Ke ruanganku," ucap Daniyal datar dan melangkah memasuki ruangan Direktur.

Wanita bersurai panjang yang hari ini mengikat rambutnya secara sederhana, mengusap pelan foto Biyu, tatapannya tampak berkilat sebelum memasuki ruangan yang pernah dimasukinya saat Ravendra menjabat sebagai Direktur.

"Menemui klien di hotel Matahari pukul sepuluh, pertemuan akan membahas perihal produk baru yang kita buat beberapa bulan sebelumnya, dilanjutkan dengan makan siang bersama. Memeriksa laporan dari setiap divisi dan menandatanganinya, diharapkan selesai pada pukul lima. Itu adalah dua jadwal Anda hari ini, Pak."

Gaitsa menyerahkan tablet berisi laporan kegiatan Direktur hari itu, membuat Daniyal yang sudah menyiapkan banyak kata sambutan diiringi godaan, mengernyit saat wanita yang menjabat sebagai sekretaris sementaranya itu malah balik menyerang dengan rentetan jadwal.

Yang benar saja!

Daniyal tampak mengerut, mengembalikan tablet ke arah wanita yang mengenakan kemeja coklat lengan panjang dan celana senada, sepatu dengan hak lima senti wanita itu juga berwarna coklat muda.

Dia sangat suka warna coklat? Daniyal membatin melihat penampilan keseluruhan Gaitsa. Wanita itu tampak elegan dan sederhana dengan mengikat rapi rambut panjangnya.

"Cantik," gumam Daniyal melihat wajah dengan riasan tipis wanita di hadapannya.

"Ya, Pak?" Gaitsa bertanya meski ia mendengarnya dengan sangat jelas.

"Kamu ...." Daniyal menatap netra gelap yang juga sedang menatap padanya, "Cantik sekali," katanya seraya tersenyum.

Pria itu bersiap melihat wajah merona dan malu-malu Gaitsa di saat wanita itu malah mengangguk.

"Saya sudah terlalu sering mendengar itu hingga tidak lagi terasa istimewa, tapi terima kasih atas pujian Bapak." Gaitsa menjawab percaya diri karena memang tidak ada kebohongan dalam perkataannya. Wanita itu nyaris muak dipuji cantik oleh siapa pun yang pertama kali bertemu dengannya.

Daniyal menahan diri untuk tidak mengernyit saat kata-kata yang biasanya membuat para wanita langsung bertekuk lutut padanya, terlihat tidak berhasil sama sekali dengan orang di hadapannya.

***

Suara tepuk tangan bergema di aula besar yang tampak penuh. Semua atensi tertuju pada dua orang yang saling berjabat tangan. Wanita anggun dan cantik itu tersenyum saat berjalan menuju podium.

"Sekali lagi terima kasih karena sudah menjadi orang-orang hebat yang menyelamatkan banyak nyawa. Yayasan Exlab Hyuka akan memberikan penghargaan setinggi-tingginya untuk orang-orang di ruangan ini yang mendedikasikan hidupnya untuk anak-anak."

Rafania yang ikut berdiri dan bertepuk tangan menyipit kala netra gelapnya melihat seseorang yang sejak kedatangannya dua jam lalu menjadi pusat atensinya. Kaneki Kuzyo, pria berstatus mantan tunangan yang setahunya bercita-cita menjadi intelijen negara, kenapa tiba-tiba di sini?

Bukan sebagai bodyguard dari wanita anggun yang baru saja diungkapkan identitasnya sebagai Ketua Umum Yayasan Exlab Hyuka, tapi sebagai asisten? Lucu! Mereka memang tidak lagi saling mencari sejak Rafania memutuskan merawat Erika dan Kuzyo yang tidak setuju memilih berpisah.

Lagipula wanita yang datang entah dari mana dan disebutkan sebagai Ketua Yayasan terlihat lebih mencurigakan. Wanita yang masih terlihat anggun di usia pertengahan kepala lima itu sangat cantik, lembut dan bersinar. Setidaknya Rafania yakin kalau wanita itu menjadi primadona saat ia masih muda.

Bagaimana mungkin yayasan terkenal di Asia seperti Exlab Hyuka baru menunjukkan wajah pemiliknya sekarang?

'Haruskah kulaporkan pada Gaitsa dulu?' Rafania segera menggeleng saat pikiran itu melintas. Gaitsa jelas lebih suka tidak ditanya tentang hal-hal seperti itu. Kalau menemukan sesuatu yang mencurigakan, daripada bertanya padanya apakah boleh diselidiki, wanita itu lebih suka langsung menerima laporan.

Wanita yang masih tersenyum di podium itu menatap satu per satu para dokter dan profesor di hadapannya. Sepertinya kata-kata singkatnya sudah cukup menarik perhatian.

'Kapan orang-orang bodoh ini berhenti bertepuk tangan?! Wajahku sudah sakit karena terus tersenyum!' Wanita itu membatin sambil terus mengumpati semua orang di aula, berbanding terbalik dengan senyum ramah yang ia tampilkan.

1
Karman Sulaiman
Luar biasa
Bzaa
terus semangat...
Bzaa
semangat terus ya
Bzaa
🥰😍
Bzaa
kenangan yg benar-benar mengerikan
Bzaa
terlalu banyak misteri... jdi ikutan tegang 😄
Bzaa
wow.... semakin penasaran...
sukses otor🥰
Bzaa
hareudang....
Bzaa
baru tau ya kl istrimu bs melukis
Bzaa
wah kykny istrinya ada keturunan mafia nya hhhha
Bzaa
Denara muna ternyata
Bzaa
long miskom...
Bzaa
dua2nya masih ada rasa..
Bzaa
semakin menarik
Bzaa
siapa kali itu yg menyebarkan
Bzaa
siapa itu yg photo mereka
Bzaa
berawal dr nyaman, lama2 bucin kamu rav
Bzaa
ravendra, ngarep. com
Bzaa
nah kan... nyesek kan, mangkanya jgn ngomong sembarangan rav
Bzaa
Luar biasa kerenn... 😘🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!