NovelToon NovelToon
Suami Pilihan Ibu Tiri Kejam

Suami Pilihan Ibu Tiri Kejam

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:6.7k
Nilai: 5
Nama Author: eilha rahmah

Novel ini berkisah tentang kehidupan seorang gadis jelita bernama Alea, yang kehilangan kebahagiaan semenjak kepergian ibundanya

Hingga ayahnya memutuskan untuk menikahi seorang janda dengan harapan mengembalikan semangat hidup putri tersayangnya

Namun alih-alih mendapat kebahagiaan dan kasih sayang seorang ibu, hidup Alea semakin rumit karena dia dipaksa oleh ibu tirinya menikahi seorang pria dingin di umurnya yang masih belia

Akankah Alea bisa menemukan kebahagiaannya bersama suami pilihan ibu tirinya yang kejam?

Yuk... Simak terus cerita hidup Alea...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon eilha rahmah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 4

Setelah makan malam selesai, Alea segera pergi ke halaman belakang untuk melanjutkan membaca novel kesukaannya. Mahesa yang sejak tadi memperhatikan istrinya segera mengikuti dari belakang.

"Kulihat kamu selalu membaca novel yang sama setiap hari. Kau membacanya atau mengejanya?" Ledek Mahesa pada Alea.

"Ini novel paling special yang pernah aku miliki" Celetuk Alea. "Kamu mana tahu itu" Imbuh Alea jutek.

Mahesa melirik sinis Alea yang mengacuhkan dirinya dan lebih fokus membaca novelnya. Tiba-tiba terlintas pikiran jahil dari benaknya.

Mahesa tersenyum, kemudian segera merebut novel itu dari tangan istrinya. Buru-buru dia menyembunyikan novel itu di belakang tubuhnya.

Alea kaget bukan kepalang melihat kelakuan Mahesa. Spontan dia menarik tubuh Mahesa mencoba mengambil kembali novelnya. Namun usaha itu sama sekali tidak berhasil.

"Ih... Kembalikan, kembalikan...." Alea merengek layaknya anak kecil yang tidak diberi permen.

Alea masih berusaha merebut novelnya dari tangan Mahesa. Hingga dia tak menyadari kalau tubuhnya berada sangat dekat dengan tubuh Mahesa.

Mahesa yang menyadari hal itu tak ingin menyia-nyiakan kesempatan, ia buru-buru merengkuh tubuh ramping Alea dan segera mendudukkannya di pangkuannya. Membiarkan novel Alea terjerembab begitu saja di rerumputan.

Alea semakin blingsatan dengan kelakuan Mahesa.

"Lepas... Lepas..." Alea menggelinjang berusaha melepaskan diri dari pelukan Mahesa.

"Jangan bergerak!!" Tukas Mahesa, bukannya melepaskan Alea, malah merangkulnya lebih erat lagi.

Namun Alea tidak peduli, dia tetap berusaha melepaskan diri, bergerak tak beraturan membuat pantatnya menggesek-gesek paha Mahesa.

"Kalau kau terus seperti ini, aku tak akan ragu melucuti pakaianmu sekarang juga" Ancam Mahesa lagi.

Mendengar itu Alea langsung menghentikan aktivitasnya, Diam tak bergerak. Dia mulai menyadari ada sesuatu yang keras menonjol dari kedua paha Mahesa. Mata Alea seketika membelalak seperti mau copot.

"Kumohon lepaskan aku" Alea mulai melunak, dia memohon berharap Mahesa mau melepaskan dirinya.

Namun sayangnya Mahesa seperti kehilangan kendali atas dirinya. Dia mulai menciumi leher jenjang Alea, baunya wangi sekali membuat Mahesa betah menjelajahi leher jenjang istrinya. Dan tak butuh waktu lama, kini bibir Mahesa meraup bibir Alea dengan rakus, menggigit paksa bibir bawah Alea dan menghisapnya dengan kasar.

Alea yang kalah kuat tak mampu melepaskan dirinya, dia hanya terdiam pasrah. Akhirnya tangisannya pun mulai pecah. Butiran-butiran kristal berjatuhan dari kedua kelopak matanya.

Mahesa tersentak kaget melihat reaksi Alea. Dia melepaskan pagutan bibirnya, terlihat sedikit luka lecet dibagian bibir bawah Alea. Membuat Mahesa merasa bersalah pada istrinya itu.

"Apakah sakit? Aku minta maaf" Ujar Mahesa, menyesali perbuatannya barusan. Mahesa mencoba mengusap bibir Alea dengan tangannya, namun Alea menepis tangan Mahesa dengan kasar.

Alea tak berkata apa-apa, dia buru-buru melepaskan dirinya dari dekapan Mahesa, kemudian berlari masuk kedalam rumah.

Mahesa meraup mukanya kasar, menyesali perbuatannya. kemudian dia beranjak masuk hendak menyusul Alea.

"Mana Lea?" Mahesa bertanya pada Bik Mar dan Bik Ratih yang kebetulan sedang menonton televisi di ruang tengah.

"Tadi Mbak Lea naik ke atas Den" Jawab Bik Mar mukanya mendadak tegang. Pasti telah terjadi sesuatu pada kedua majikannya itu.

Mahesa buru-buru menaiki anak tangga, lalu membuka kasar pintu kamar. Namun tidak ada siapa-siapa di dalamnya, di kamar mandi juga tidak ditemukannya Alea.

Mahesa berbalik hendak turun, namun segera dia mengurungkan niatnya setelah mendengar panggilan Bik Jum dari arah kamarnya.

"Aden..." Panggil Bik Jum setengah berbisik.

Mahesa segera menghampiri Bik Jum, raut mukanya terlihat panik.

"Bik, Alea..." Belum sempat Mahesa melanjutkan ucapannya. Bik Jum langsung memutus omongannya.

"Mbak Lea di kamar saya Den, Mbak Lea datang-datang nangis. Saya mohon maaf kalau saya lancang. Tolong ijinkan saya untuk mencoba menenangkan Mbak Lea ya Den" Pinta Bik Jum pada Mahesa. "Saya akan mencoba merayu biar Mbak Lea mau kembali ke kamarnya" Imbuh Bik Jum berusaha meyakinkan majikannya itu.

"Apa dia baik-baik saja Bik?" Tanya Mahesa sedikit khawatir.

"Saya tidak yakin Den. Tolong jangan sakiti Mbak Lea Den. Dia anak yang baik Den. Jangan pukuli dia Den" Bik Jum berkata sambil menitikan air mata. Merasa iba pada Alea, mengira Mahesa tadi menampar Alea hingga bibir Alea terluka.

"Hah?" Mahesa sedikit terkejut mendengar perkataan Bik Jum. "Tidak ada yang memukuli Alea Bik, tadi aku cuma..." Mahesa tidak bisa melanjutkan kata-katanya mengingat apa yang baru saja dia perbuat pada Alea.

Dia berdehem sebentar kemudian melanjutkan bicaranya. " Kalau malam ini Lea mau tidur di kamar Bik Jum, biarkan saja. Usahakan untuk menemaninya ya Bik. Katakan padanya aku minta maaf"

"Baik Den, akan saya sampaikan" Tukas Bik Jum.

Mahesa menghela nafas berat, lalu berjalan perlahan menuju kamarnya. Bersiap untuk segera tidur. Dipikirannya berputar pikiran-pikiran liar yang membuatnya sedikit gelisah.

Bik Jum masih bertanya-tanya, sebenarnya apa yang sudah terjadi diantara kedua majikannya itu. 'Jika Mbak Lea tidak dipukul, lalu kenapa bibirnya terluka?' Bik Jum bertanya-tanya dalam hati. Namun tak berani menanyakan secara langsung pada Alea.

.

Ke esokan paginya Alea sengaja untun bangun siang. Dia ingin mengulur-ulur waktu menunggu Mahesa berangkat ke kantornya.

Pagi ini Alea berencana untuk kabur dari kediaman Mahesa yang dianggapnya seperti penjara. Karena kejadian semalam Alea merasa benar-benar sangat ketakutan dan membenci Mahesa yang sudah memaksanya.

Dia tidak ingin terus berada disini, rumah ini tidak senyaman yang dia pikirkan. Lagipula ayahnya sudah sembuh dan sudah selesai di operasi, jadi tidak masalah jika Alea melarikan diri. Itulah yang ada di benaknya saat ini.

Setelah memastikan Mahesa berangkat melalui balkon kamar Bik Jum, dia segera pergi ke kamarnya untuk mengemasi barang-barangnya.

Kemudian mengendap-endap keluar dari pintu belakang, namun ketika Alea hendak membuka pintu, Bik Ratih memergokinya.

"Mau kemana Mbak?" Tanya Bik Ratih curiga, kenapa Lea berjalan mengendap-endap sambil membawa koper.

Alea yang merasa terpergok lantas berlari sekencang mungkin meninggalkan kopernya. Bik Ratih yang panik langsung berusaha mengejar sambil berteriak memanggil pembantu yang lain.

Pak Muji, Bik Jum dan Bik Mar pun ikut berlari mengejar Alea. Namun sayangnya langkah kaki Alea terlalu gesit. Hingga para pembantu tidak dapat mengejarnya. Mengingat umur mereka yang sudah tidak lagi muda.

Mereka panik sekaligus ketakutan. Mahesa pasti akan memarahi mereka habis-habisan karena tidak bisa menjaga Alea.

Pak Muji berusaha menelfon ponsel Mahesa, hendak mengatakan jika Alea telah kabur dari rumah. Namun setelah mencoba beberapa kali panggilan itu tetap tidak dijawab. Entah karena majikannya sedang meeting, atau ada keperluan lain yang membuatnya tidak bisa menjawab panggilan dari Pak Muji.

Akhirnya Bik Jum berinisiatif untuk mencari bersama Pak Muji dan Bik Ratih. Sedangkan Bik Mar bertugas untuk terus menerus menghubungi Mahesa, sampai Mahesa menjawab panggilannya.

.

Alea terus menerus berlari, setelah dirasa cukup jauh Alea berhenti dan bersembunyi masuk ke sebuah bangunan tua yang terbengkalai.

Dia mulai kebingungan setelah menyadari bahwa dia tidak membawa apa-apa. Uang dan ponsel miliknya ditinggal bersama kopernya. Bahkan sendal yang tengah ia gunakan talinya putus setelah dia gunakan berlari kencang tadi.

Alea duduk meringkuk kedinginan, dia melihat-lihat disekelilingnya. "Aku dimana ini" gumamnya lirih.

.

.

1
eilha rahmah
bagus
Ikramina Taufik
Luar biasa
Aini~
Gak nyangka Dimas masih setia berharap sama Alea, gak kebayang gimana sakitnya di tinggal pacar kawin...
Aini~
wadaw... CLBK
Aini~
akhirnya ira pergi juga, jangan pernah ada tempat untuk orang ke 3 😅😅
Aini~
akhirnya up lagi setelah sekian purnama 🤭🤭
Gracia Grace
Luar biasa
Aini~
Mahesaa kereen bangettt... awalnya sempet kecewa, tapi syukurlah dia tetap setia pada Alea...
Jihan Hwang
hai aku mampir thor... mampir juga dinovelku yuk/Smile//Good/
eilha rahmah: siaap kak😘
total 1 replies
Aini~
bener bener nih si Hesa
Aini~
eh...eh... sapee nih??
Aini~
Ya ampun... parah nih si Hesa /Facepalm//Facepalm/
eilha rahmah
jangan syok ya kak
Aini~
buju busyeeetttt /Gosh//Gosh//Gosh/
Aini~
ya ampun... dibungkus om om berduit🤣🤣
tapi gapapalah, kan suami sendiri 🤭🤭
Musha
ceritanya jadi to the point, gak bertele2 seperti kemarin...
joss banget ceritanya /Drool//Drool/
Aini~
kalau kamu cinta kenapa Alea sampe kamu jambak2 segala? cintamu terlalu memaksa Hesa
Aini~
cemburu sma pak muji...Astagahhhhhh
eilha rahmah: /Facepalm/ dari dulu kemana aja si Lea ini
total 1 replies
Aini~
ah alesaannn... bilang aja kangen
Aini~
duh, dilihat suami dewek mah gak usah malu Leaa🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!