Mampuhkan sesosok wanita muslimah itu menaklukkan hati suaminya yang berhati dingin melalui doa malam nya, berhasilkah atau sebaliknya yang akan terjadi di dalam pernikahan mereka hasil perjodohan itu.
Dan bagaimana kelanjutannya ikuti terus kisahnya ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda sri ana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17.
Setelah upacara itu selesai guru guru pun masuk kedalam rungan khusus bagi guru saja.
Begitu juga dengan Laila,ayu dan citra.
" Aduh capek ya berdiri lama di lapangan,udah itu panas lagi untung aja tadi aku udah pakai sunblock, jadi gak gosong deh ni wajah dan tangan karna matahari." keluh citra sambil mengibaskan tangan nya di wajah karna hawa panas habis dari luar.
" Iya kamu benar cit panas lagi untung aku gak pingsan aku tadi ,karna terik matahari yang panas banget tadi."
Laila hanya diam saja,karna mereka masih mendiami Laila karna hal tadi di lapangan, namun laila tidak berpengaruh paling mereka ngambek hanya sehari bisa juga udah ngajak ngomong lagi.
"Assalamualaikum." Tiba-tiba saja pak Gibran masuk ke ruangan itu, membuat ruangan yang tadinya kening sekarang heboh karena kedatangan guru baru tersebut, yang pesonanya mengalahkan guru-guru muda yang berada di sekolah tersebut.
"Waalaikumsalam." Jawab para guru yang melihat pak Gibran masih berdiri di pintu keluar masuk itu.
"Maaf saya boleh tanya, di mana meja saya, soalnya tadi pak kepala sekolah menyampaikan kepada saya kalau meja saya berada di ruangan ini,namun saya belum tahu makanya saya bertanya kepada ibu guru yang berada di sini." Sambil melihat ke arah Laila yang sedang menyusun buku untuk masuk kelas, namun tidak memperdulikan kedatangan Gibran Laila hanya bersikap cuek saja. Itu salah satu yang membuat Gibran itu semakin tertantang untuk mendekat Laila, apalagi dengan sikap dan perilaku yang tidak pernah tergoda oleh pesonanya, berbeda dengan guru yang lainnya yang selalu ingin tampil cantik dan selalu ingin mendapatkan perhatian dari dirinya, namun berbeda dengan Laila seorang.
"Itu pak di sana pak meja pak Gibran, yang berada di belakang aja pak wuri, apa perlu saya antarkan pak." ucap seorang guru wanita yang seumuran dengan Laila,yang mencari perhatian dari Gibran dengan memamerkan senyumannya yang lebar apalagi dengan bibir yang merah merona macam sambal cabe, sungguh merah sekali. Membuat Gibran yang melihat itu menjadi risih, karena sifat kecentilan wanita tersebut dan Gibran pun bmenolak ajakan wanita tersebut.
"Makasih sebelumnya Bu, saya bisa sendiri kok, kalau gitu saya permisi dulu ya.” jawab Gibran dengan wajah tanpa senyuman dan berlalu dari hadapan wanita tersebut, menuju meja kerja yang sudah disiapkan oleh kepala sekolah untuk dirinya.
Karena jam sudah menunjukkan pukul jam 08.00 pagi, semua guru pun bergegas menuju kelas nya masing-masing, untuk memberi pelajaran kepada murid-murid nya.
Begitu juga yang dilakukan oleh laila, karena pagi ini jadwal nya untuk mengejar di kelas 3 Sd.
Setelah itu pun Laila keluar dari ruangan guru dengan membawa buku serta alat-alat mengajar lainnya, seperti penggaris,spidol, penghapus,pena, buku pelajaran dan lain-lainnya..
Dan diikuti oleh guru-guru lainnya yang satu persatu keluar dari ruangan tersebut, hanya tinggallah beberapa guru yang mungkin tidak ada jadwal mengajar pagi ini di kelas.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh anak-anak ibu."kata Laila pada saat memasuki kelas tersebut, dan menyapa siswa yang berada dalam kelas itu dengan senyuman yang bahagia.
"Waalaikumsalam." Jawab semua murid dengan gembira.
"Wah,sepertinya hari ini semangat semua ya untuk belajar."
"Iya bu, karena kami senang dengan kedatangan ibu." Ucap salah satu anak yang berada di kelas tersebut.
"Wah, Alhamdulillah ibu sangat senang kalau kedatangan ibu di kelas ini membuat anak-anak ibu yang cantik dan tampan senang, dan bagaimana kalau sekarang kita berdoa dulu, habis itu kita bernyanyi gimana." Tutur Laila dengan semangat apalagi yang paling senang dengan anak-anak yang ceria dan bahagia.
"Baik bu guru."
"Alhamdulillah berdoanya sudah, sekarang kita bernyanyi ya, hayo siapa yang mau memimpin nyanyi di depan dipersilakan."
"bu saya boleh kan maju, buat buat membimbing teman-teman nyanyi bareng." Tanya anak laki-laki tersebut pada laila.
"Boleh dong, siapapun boleh maju yang mau nanti gantian, depan ya."
"Baik bu guru."setelah itu pun anak laki-laki tadi menunjuk diri untuk maju ke depan,pun sudah maju untuk menyanyikan lagu kesukaan dia.
"Baik sekarang apa yang mau kamu nyanyikan kan sayang. Ibu dan teman-teman pengen denger nih suara kamu menyanyi."
"Saya pengen menyanyi lagu balonku ada Lima Bu,boleh tidak buk?"
"Boleh dong,ibu malah senang ya sudah sekarang kamu nyanyikan ya, ibu dan teman-teman akan memperhatikan kamu." tutur Laila. pada murid tersebut.
"Baik bu guru."
Setelah itu pun anak itu menyanyikan lagu request-an nya sendiri,dengan gembira dan diikuti oleh teman-temannya membuat yang lain terhibur, menyanyi bersama, karenaka melihat keceriaan di setiap wajah mereka masing-masing, seperti tidak ada beban sama sekali yang dipikul mereka yang masih kecil.
Membuat Laila tidak sadar ketika ada tersebut sudah menyelesaikan menyanyikan lagunya, karena kepikiran hal yang begitu berat yang harus ia panggung sendirian tentang hubungan rumah tangganya dirinya yang belum ada kepastian sama sekali. Sampai panggilan murid tersebut membiarkan lamunan dari laila sendiri.
"Bu guru Bu guru, gimana nyanyian aku bagus tidak."tanya anak tersebut.yang memanggil Laila sudah berulang kali, untung kali ini Laila sudah sadar dari lamunan panjang dirinya.
"Astaghfirullahaladzim, bisa-bisanya kok."Ungkap Laila dalam hati.
"Bagus dong, ibu saja suka kalau kita mau teman kamu yang mengikut bernyanyi tadi, dengan bahagia".
"Ya sudahlah sekarang kamu kembali ke tempat duduk kamu lagi,dan kita mulai belajar ya, dan besok kalau ibu masuk ke sini lagi kita akan bernyanyi lagi lebih panjang oke anak-anak ibu, yang paling tampan dan yang cantik."Sambung Laila pada anak muridnya tersebut.
"Oke bu guru."Jawab semua murid.
"Ya sudah sekarang kalian keluarkan buku nya masing-masing, dan catat ya yang ibu tulis di papan tulis, dan besok kalau kalo ibu ke sini lagi, ibu akan minta catatan kalian buat dikasih nilai ya."
" Siap buk."
Setelah itu pun lelah menuliskan dan menggambar sesuatu di papan tulis untuk mereka catat.dan Setelah semua selesai walaupun kembali ke tempat duduknya lalu membuka ponsel yang sedang jadi berbunyi ketika ia masih menulis di papan tulis,Karna kalo di tinggal tadi sayang,karna tinggal sedikit lagi jadi nanggung kalau di lanjut lagi.
Laila pun membuka aplikasi WhatsApp yang memadakan ada pesan masuk dari sang ibu.
" Assalamualaikum nak, bagaimana kabar kamu, ibu kangen sama kamu,karena kamu sudah lama tidak main ke rumah, kalau bisa kamu ajak suami kamu ya besok ke rumah ibu, dan menginap karena akan merayakan ulang tahun Abang kamu besok malam di rumah dengan barbeque di taman belakang."a
Itulah kira-kira pesan yang dikirimkan oleh ibu nya Laila,karena tadi sang ibu menelpon tidak diangkat oleh Laila, jadinya sang ibu pun mengirimkan pesan di WhatsApp agar Laila melihat pesannya tersebut.
Sedangkan Laila masih belum membalas pesan sang ibu,karena dia berpikir apakah sang suami mau diajak ke rumah orang tuanya untuk menginap semalam di sana.sedangkan ngomong saja cuman berkata dua kata apa kalau diajak sama suami akan. Tidur pun masih terpisah, kalau di sana tidak mungkin karena ada kedua orang tuanya dan juga sang kakak apa jadinya kalau mereka pisah kamar ,yang ada pertengkaran di antara keduanya.
....