Lucy adalah mata-mata yang tidak pernah gagal menjalankan misinya. Namun, kali ini misinya membawa dia menyamar sebagai pacar palsu miliarder muda, Evans Dawson , untuk memancing musuh keluar dari persembunyiannya.
Ketika Evans tanpa sadar menemukan petunjuk yang mengarah pada identitas asli Lucy, hubungan mereka yang semula hanya pura-pura mulai berubah menjadi sesuatu yang nyata.
Bisakah Lucy menyelesaikan misinya tanpa melibatkan perasaan, atau semuanya akan hancur saat identitasnya terbongkar?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily Dekranasda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rapat Investor Asing
Evans, Brandon, dan Lucy tiba di ruang rapat dengan langkah tegas. Setelah mereka masuk, Evans menoleh kepada Lucy yang sudah siap dengan earpiece penerjemah.
"Lucy, pastikan semuanya berjalan lancar," kata Evans, memeriksa persiapan terakhirnya.
"Tenang saja, Tuan Evans. Semuanya sudah siap," jawab Lucy dengan tenang. Ia menyerahkan earpiece penerjemah kepada Evans dan Brandon terlebih dahulu.
Brandon memasang earpiece-nya dengan cekatan, memastikan bahwa alat itu terpasang dengan baik. "Terima kasih, Lucy. Ini pasti akan sangat membantu."
Lucy kemudian memberikan earpiece kepada investor asing yang baru saja tiba. Seorang pria tua dengan rambut putih, mengenakan jas gelap, maju pertama kali untuk menyambut mereka. "Selamat siang, Tuan Evans," ucapnya dengan senyuman hangat, lalu menoleh ke arah Lucy. "Terima kasih atas bantuan Anda."
Lucy hanya menganggukkan kepala nya saja.
"Selamat siang, Tuan Zhang," jawab Evans dengan ramah, mengulurkan tangan untuk berjabat tangan. "Terima kasih telah datang jauh-jauh ke sini. Saya berharap rapat ini akan menjadi awal dari hubungan yang lebih baik antara perusahaan kita."
"Ya, saya juga berharap demikian," ucap Tuan Zhang dengan suara berat dan sedikit aksen. "Kami dari perusahaan Zhang Industries, dan kami tertarik untuk berinvestasi lebih lanjut di pasar Asia, khususnya di sektor teknologi dan infrastruktur yang dikelola oleh Dawson Corporation."
Investor kedua, seorang wanita muda yang terlihat profesional dengan blazer merah, tersenyum dan memperkenalkan diri. "Saya Mei Lin, dari Zhang Industries. Kami sangat terkesan dengan perkembangan perusahaan Anda, Tuan Evans."
Evans menanggapi dengan penuh percaya diri, "Terima kasih, Mei Lin. Kami sangat senang bisa menjalin kerja sama dengan perusahaan terkemuka seperti Zhang Industries. Saya yakin kita akan menemukan peluang besar bersama."
Brandon yang berdiri di samping Evans tersenyum sopan, menambahkan, "Kami sangat antusias untuk melihat bagaimana kita bisa mengembangkan hubungan ini lebih lanjut."
"Terima kasih atas sambutannya," ucap Tuan Zhang, "Kami berharap diskusi ini akan menghasilkan kesepakatan yang menguntungkan bagi kedua belah pihak."
Evans tersenyum dan melirik Lucy, memastikan semuanya berjalan lancar dengan penggunaan earpiece. "Saya yakin kita akan menemukan kesepakatan yang saling menguntungkan," ucap Evans, memberi isyarat agar mereka masuk ke ruang rapat.
Setelah itu, mereka semua melangkah menuju meja rapat, dengan Lucy dan Brandon memimpin, memastikan setiap detil teknis siap untuk pertemuan tersebut.
...****************...
Setelah semua orang duduk, Evans memberi isyarat kepada Brandon untuk memulai presentasi. Brandon menekan tombol pada remote dan layar besar di depan mereka menyala, menampilkan data dan informasi tentang proyek-proyek yang sedang dijalankan oleh Dawson Corporation.
"Seperti yang bisa Anda lihat di layar," kata Evans, menunjuk ke arah presentasi, "Kami sangat fokus pada teknologi terbaru yang akan mengubah wajah industri dalam beberapa tahun ke depan. Kami percaya dengan investasi yang tepat, kita bisa membuat terobosan yang signifikan di pasar ini."
Investor asing mengangguk, dan Tuan Zhang mulai berbicara melalui earpiece penerjemah, "Proyek Anda sangat menarik, Tuan Evans. Namun, kami ingin tahu lebih banyak tentang model bisnis dan potensi jangka panjang dari teknologi yang Anda tawarkan."
Namun, saat Tuan Zhang berbicara, earpiece penerjemah yang dipakai oleh Evans dan Brandon tiba-tiba mengeluarkan suara yang tidak jelas. Kalimat Tuan Zhang yang seharusnya diterjemahkan menjadi, "Kami ingin memahami proyeksi keuangan dan risiko yang terlibat," justru terdengar sebagai, "Kami ingin memahami proyeksi keuangan dan pembersihan risiko."
Evans dan Brandon saling berpandangan, kebingungan. Brandon segera menekan tombol pada earpiece-nya, mencoba mengatur ulang, tetapi tetap saja terjemahan yang keluar tidak memadai. Investor asing itu pun tampak sedikit bingung.
Lucy yang berada di sisi meja, memandangi situasi tersebut. Menyadari bahwa earpiece penerjemah gagal berfungsi, Lucy dengan sigap mengambil tindakan.
"Maaf, Tuan Zhang," ucap Lucy dengan suara yang lembut, lalu melangkah maju sedikit. "Izinkan saya menjelaskan. Apa yang Tuan Zhang maksudkan adalah tentang proyeksi keuangan dan analisis risiko yang terkait dengan teknologi yang kami tawarkan, bukan tentang pembersihan risiko."
Tuan Zhang mengangguk dengan senyuman tipis, merasa lega karena akhirnya maksudnya dipahami dengan jelas. "Benar sekali, Lucy. Terima kasih atas klarifikasinya."
Evans dan Brandon menyadari bahwa masalah teknis ini cukup mengganggu, namun berterima kasih pada Lucy yang cepat tanggap. Evans melanjutkan, "Kami sudah mempersiapkan proyeksi keuangan dan analisis risiko yang sangat rinci. Di layar ini, Anda bisa melihat estimasi pendapatan dan biaya yang terkait dengan pengembangan teknologi ini. Kami juga sudah menyusun rencana mitigasi untuk setiap potensi risiko yang mungkin muncul."
Lucy kembali duduk di tempatnya, tetapi tetap memperhatikan dengan cermat, siap membantu jika ada masalah lain dengan earpiece penerjemah.
Presentasi berjalan dengan lancar setelah itu, meskipun sempat terhambat sejenak. Investor asing tampak semakin tertarik dengan penjelasan Evans, dan Lucy terus mengawasi situasi, memastikan semua pihak bisa berkomunikasi dengan jelas.
Beberapa menit kemudian, Tuan Mei Lin bertanya tentang aspek logistik dan distribusi teknologi, yang juga terjemahannya sempat membingungkan. Kali ini, Lucy langsung merespons dengan memberikan penjelasan dalam bahasa yang lebih mudah dimengerti.
"Yang dimaksud Tuan Mei Lin adalah bagaimana kami akan mendistribusikan teknologi ini ke pasar internasional dan mengatur jalur logistiknya," jelas Lucy. "Kami telah membangun jaringan distribusi yang kuat dan berencana untuk mengoptimalkan logistik kami dalam waktu dekat."
Dengan setiap kesalahan penerjemahan yang diselesaikan oleh Lucy, suasana rapat mulai lebih nyaman. Investor asing akhirnya semakin terkesan dengan pengetahuan dan profesionalisme Lucy, meskipun ia sebenarnya adalah penerjemah dadakan yang bekerja dengan sangat cepat.
Evans tersenyum, merasa lega karena segala sesuatunya kembali berjalan dengan baik berkat bantuan Lucy. "Terima kasih banyak, Lucy, atas bantuan Anda. Sepertinya kita bisa melanjutkan tanpa hambatan lagi."
Lucy hanya tersenyum kecil, tetap menjaga fokus pada rapat yang sedang berlangsung. Misi ini memang penuh tantangan, tetapi ia tahu bahwa setiap langkahnya adalah bagian dari permainan besar yang harus ia jalani.
...****************...
Setelah sesi negosiasi dan presentasi yang cukup panjang, akhirnya Evans dan Tuan Zhang sepakat untuk melanjutkan kerjasama mereka. Keberhasilan presentasi dan lancarnya komunikasi, meskipun ada sedikit gangguan teknis, menandai titik terang bagi kedua belah pihak. Mereka pun menandatangani perjanjian kontrak yang telah disiapkan oleh tim hukum mereka.
Tuan Zhang memberikan senyuman lebar sambil menyerahkan pena kepada Evans. "Saya senang akhirnya kita mencapai kesepakatan ini. Ini adalah awal dari hubungan yang menguntungkan bagi kedua perusahaan kita."
Evans mengangguk dan menyertai senyum puas. "Terima kasih, Tuan Zhang. Kami juga sangat menantikan kerjasama ini. Saya yakin kita akan mampu mencapainya bersama."
Setelah tanda tangan selesai, Tuan Zhang menoleh ke arah Lucy yang sedang berdiri di samping meja. "Dan ini adalah Lucy, sekretaris saya sekaligus kekasih saya," kata Evans, memperkenalkan Lucy dengan nada santai.